Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Menghargai Permintaan Maaf Panglima TNI

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Syakirun Ni'am
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat ditemui di Dermaga Batu Ampar, Batammeminta maaf jika pernyataannya agar prajurit piting warga di Rempang, Batam satu per satu membuat masyarakat tersinggung, Selasa (19/9/2023.
Editor: Sandro Gatra

PANGLIMA TNI Laksamana TNI Yudo Margono telah meminta maaf atas komentar yang sempat terlontarkan terkait tragedi konflik agraria di Pulau Rempang, Batam.

Panglima TNI meminta maaf atas pernyataannya agar prajurit "piting" warga di Rempang, yang membuat masyarakat tersinggung.

Baca juga: Panglima TNI Minta Maaf soal Kata Piting Warga Rempang

Yudo meminta maaf bahwa ungkapannya itu membuat masyarakat salah paham karena makna piting yang dipahaminya berbeda.

"Tentunya pada kali ini saya mohon maaf, sekali lagi saya mohon maaf atas pernyataan kemarin yang mungkin masyarakat menilai salah 'dipiting'," kata Yudo saat ditemui awak media di Dermaga Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, Selasa 19 September 2023.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yudo mengatakan, tindakan "memiting" sering ia lakukan terhadap sesama teman sebagai anak-anak desa pada masa kanak-kanak.

Sebagai seorang insan warga Indonesia yang mendirikan Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, saya menghayati makna permintaan maaf Panglima TNI sebagai seorang insan prajurit yang niscaya senantiasa menjunjung tinggi harkat dan martabat TNI dengan penuh gelora semangat kekesatriaan, kerakyatan, dan kemanusiaan.

Dengan meminta maaf atas kesalahan dirinya sendiri, Panglima TNI terbukti berupaya mematuhi sumpah 8 Wajib TNI, yaitu:

  1. Bersikap ramah tamah terhadap rakyat
  2. Bersikap sopan santun terhadap rakyat
  3. Menjunjung tinggi kehormatan wanita
  4. Menjaga kehormatan diri di muka umum
  5. Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya
  6. Tidak sekali-kali merugikan rakyat
  7. Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat
  8. Menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya

Dari sumpah 8 Wajib TNI yang melengkapi Sapta Marga TNI tersebut layak ditarik kesimpulan konstruktif bahwa hukumnya wajib bagi TNI untuk mengutamakan kerendahan hati serta meletakkan kepentingan rakyat di atas segala-galanya.

Dengan permintaan maaf atas kesalahan dirinya sendiri, pada hakikatnya Panglima TNI berniat kesatria dalam bersungguh hati gigih berjuang mewujudkan warisan wejangan kearifan utama Panglima Besar Soedirman menjadi kenyataan.

Jenderal Bintang Lima TNI Soedirman berpesan kepada para prajurit agar senantiasa siap mengorbankan diri sendiri, namun jangan sekali-kali mengorbankan rakyat Indonesia sebagai ibu kandung TNI.

Insya Allah, warisan wejangan kearifan pak Dirman senantiasa menjadi pedoman bagi para penatalaksana kepemerintahan Republik Indonesia dalam mengabdikan diri kepada negara, bangsa dan rakyat Indonesia. MERDEKA!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi