Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Asteroid Bennu yang Berhasil Dibawa NASA ke Bumi, Tempuh 3 Tahun Perjalanan

Baca di App
Lihat Foto
Dok. NASA
Foto asteroid Bennu yang sampelnya diambil oleh pesawat luar angkasa OSIRIS-REx milik NASA.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Wahana pesawat antariksa OSIRIS-REx dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) berhasil membawa sampel asteroid Bennu ke Bumi, Minggu (24/9/2023) pukul 08.52 waktu setempat.

Potongan batuan dari asteroid Bennu mendarat di Bumi setelah menempuh perjalanan selama tiga tahun dari luar angkasa.

Dikutip dari rilis resmi NASA, Senin (25/9/2023), pengiriman sampel asteroid dari luar angkasa menuju Bumi ini merupakan peristiwa pertama yang dilakukan Amerika Serikat (AS).

Setelah sampai di Bumi, sampel asteroid Bennu akan diangkut dalam tabung tertutup menggunakan pesawat menuju Johnson Space Center NASA di Houston, AS.

Selanjutnya, NASA bekerja sama dengan Badan Antariksa Kanada (CSA) dan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) akan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap sampel tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, apa itu asteroid Bennu dan mengapa keberadaan sampelnya penting untuk diteliti di Bumi?

Baca juga: Kawah Asteroid Terbesar Ditemukan, Kemungkinan Pemicu Kepunahan 85 Persen Spesies Bumi


Apa itu Asteroid Bennu?

Bennu merupakan sebuah asteroid yang pertama kali ditemukan pada 11 September1999 melalui survei Lincoln Near-Earth Asteroid Research (LINEAR).

Saat itu, batuan luar angkasa ini disebut dengan 1999 RQ36.

Pada 2013, seorang siswa kelas tiga bernama Michael Puzio memenangkan kontes penamaan asteroid. Dia memberi asteroid ini nama Bennu.

Dilansir dari situs NASA, Bennu memiliki tinggi sekitar 50 meter dan lebar 55 meter.

Asteroid Bennu memiliki diameter 492 meter dan berputar setiap 4,3 jam sekali di orbit yang berada dekat dengan Bumi.

Asteroid ini diperkirakan adalah pecahan batuan sisa dari pembentukan tata surya. NASA meyakini mineral di dalam Bennu bahkan mungkin berusia lebih tua dari tata surya.

Benny mengandung butiran debu mikroskopis yang ada saat pembentukan Matahari dan planet-planet dalam tata surya pada hampir 4,6 miliar tahun yang lalu.

Para peneliti memperkirakan Bennu memiliki peluang 1 banding 2.700 akan menimbulkan dampak pada Bumi saat berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi pada akhir abad ke-22.

Baca juga: Asteroid Raksasa Dua Kali Ukuran Patung Liberty Dekati Bumi pada Akhir Mei, Apa Bahayanya?

Mengapa asteroid Bennu penting diteliti?

Bennu memiliki ukuran diameter yang cukup besar sehingga dapat dengan mudah didekati oleh pesawat luar angkasa.

Kondisi ini membuat pesawat OSIRIS-REx milik NASA berhasil mendarat di permukaannya pada 20 Oktober 2020 untuk mengumpulkan sampel batuan asteroid tersebut.

Sampel seberat 250 gram ini akhirnya berhasil di bawa ke Bumi untuk diteliti pada 2023.

Administrator NASA Bill Nelson dalam rilis resmi mengatakan, sampel asteroid Bennu akan memperbanyak pemahaman manusia tentang asal usul dan pembentukan tata surya.

Para peneliti di seluruh dunia akan melakukan penelitian untuk memahami pembentukan planet serta asal usul bahan organik dan air yang menyebabkan ada kehidupan di Bumi.

Baca juga: Ilmuwan Percaya Serangan Asteroid Picu Mega-tsunami 250 Meter di Mars

Menurut NASA, asteroid ini kemungkinan besar kaya akan karbon dan molekul organik. Selain itu, Bennu juga mungkin mengandung komponen lain yang penting bagi kehidupan seperti air.

“Bennu adalah asteroid yang berpotensi berbahaya, dan apa yang kita pelajari dari sampelnya akan membantu kita lebih memahami jenis asteroid yang mungkin menghadang kita,” lanjut Nelson.

Penelitian terhadap Bennu diperlukan karena asteroid ini memiliki peluang kecil berdampak pada Bumi pada 24 September 2182.

Di sisi lain, asteroid ini kaya akan sumber daya alam, seperti besi dan aluminium serta logam mulia, seperti platinum.

Hal ini membuat banyak negara dan perusahaan membangun teknologi untuk mengambil sumber daya tersebut dari asteroid. Jika berhasil mengambil hidrogen dan oksigen dari batuan tersebut, bahan bakar roket akan tercipta.

Di masa depan, asteroid dapat berfungsi sebagai stasiun bahan bakar untuk misi robot atau manusia ke luar angkasa.

Selain itu, penelitian lebih lanjut terhadap Bennu akan memungkinkan peneliti memahami asteroid lain di tata surya sekaligus fenomena antariksa lainnya.

Baca juga: Apa Perbedaan Meteor, Asteroid, dan Komet? Berikut Penjelasannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi