Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prora, Kamp Liburan Adolf Hitler di Jerman yang Kini Diserbu Turis

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia/Ralf Roletschek
Prora, bangunan beton raksasa yang dulu dikhususkan untuk kamp liburan Adolf Hitler.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Turis berbondong-bondong mendatangi bekas kamp liburan milik pemimpin Nazi, Adolf Hitler di Jerman.

Bukan untuk wisata sejarah, mereka rela menghabiskan uang 100 poundsterling atau sekitar Rp 1,8 juta per malam untuk bersenang-senang di kamp bekas diktator Jerman tersebut.

Dilansir dari The Daily Star, Sabtu (23/9/2023), bangunan beton bernama Prora di kawasan Binz, Pulau Rugen, Jerman ini dulunya dibangun untuk menampung ribuan tentara Nazi.

Hitler memerintahkan pembangunan kompleks beton raksasa ini pada 1936, dengan tujuan utama sebagai tempat rekreasi sekaligus indoktrinasi atau penggemblengan doktrin.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayangnya, pembangunan kamp Prora sepanjang pantai harus terhenti seiring pecahnya Perang Dunia II pada 1939.

Sebagai informasi, Partai Buruh Nasional-Sosialis Jerman atau Nazi adalah partai yang sempat menjadi kekuatan politik utama di Jeman pada 1933 hingga 1945.

Pada Juli 1921, seperti dilansir Kompas.com (14/10/2021), saat Hitler dinobatkan sebagai ketua partai, Nazi menjadi gerakan radikal sayap kanan yang berpusat di Munich.

Partai ini tercatat memiliki ideologi rasis, nasionalis, antidemokrasi, antisemit, serta anti-Marxis.

Baca juga: Penjara di Jepang Disulap Jadi Hotel Mewah, Tawarkan Sensasi Menginap di Sel Tahanan


Dari kamp liburan ke kamp militer

Dilansir dari The Guardian (6/11/2017), pembangunan kamp liburan di tepi pantai seiring dengan rencana Hitler untuk memberikan hari libur kepada para pekerja.

Pemberian hari libur tersebut merupakan bagian dari proyek Strength Through Joy atau Kraft durch Freude.

Namun, imbas peperangan, kamp liburan Prora tak pernah selesai dibangun maupun menyambut tentara yang membutuhkan liburan.

Sebaliknya, sebagian besar penggunaan bangunan tepi pantai ini justru untuk keperluan militer.

Pertama, Prora diubah menjadi kamp pelatihan untuk polisi militer Nazi. Tempat ini juga pernah menjadi pangkalan militer Jerman Timur.

Hingga saat ini, situs Prora adalah salah satu peninggalan Nazi terbesar yang tersisa di Jerman dan secara resmi terdaftar pada 1994.

"Ini adalah tempat di mana 20.000 orang dipersiapkan untuk bekerja dan berperang," ujar Kepala Sejarawan Kompleks Resor Prora, Katja Lucke.

Bukan hanya itu, Lucke menambahkan, saksi menerangkan bahwa ada 500-600 pekerja paksa yang bekerja di kompleks tersebut.

Baca juga: Kisah Al-Mansur, Kapal Pesiar Megah Saddam Hussein yang Kini Terbengkalai Jadi Tempat Minum Teh Para Nelayan

Kembali bertransformasi jadi tempat liburan mewah

Kini, bangunan yang sempat melenceng dari kamp liburan Hitler itu telah kembali bertransformasi menjadi tempat berlibur yang mewah.

Dengan nama Prora Solitaire Apartments & Spa, pengunjung turut membagikan pengalaman menikmati liburan di bangunan bekas perang, diiringi sinar matahari di dekat pantai.

"Dibangun pada 1930-an dan kemudian ditinggalkan, ini adalah bagian Gedung Prora yang baru diubah, sebuah bangunan besar di pantai timur pulau Rugen," ulas pengunjung.

Dikutip dari laman resminya, bangunan bersejarah terbesar di Jerman ini telah diubah menjadi apartemen mewah yang dapat dinikmati pengunjung selama berlibur.

Tetap mempertahankan konstruksi peninggalan Hitler, bangunan di salah satu pantai Pulau Rugen tersebut memiliki panjang sekitar tujuh kilometer.

Selain menetap di dalam bekas kamp Nazi, pengunjung juga dapat menikmati keindahan teluk antara tebing kapur dan pantai Binz.

Meski terpencil, bangunan Prora menawarkan pemandangan pantai serta keheningan damai Laut Baltik yang akan menenangkan.

"Jika kamu ingin menginap di kamp liburan sebelum perang, kamu bisa melakukannya (di Propra)," seru pengunjung lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi