Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Terbentuknya Minyak Bumi, Benarkah dari Fosil Dinosaurus?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Otoritas Perminyakan Brunei Darussalam
Tambang minyak bumi milik negara Brunei Darussalam yang dijuluki sebagai negara Petro Dollar Asia Tenggara.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Minyak bumi adalah sumber energi fosil dengan beragam manfaat bagi manusia, mulai dari bahan bakar kendaraan hingga bahan baku industri.

Sesuai namanya, minyak bumi berasal dari fosil atau sisa tumbuhan dan hewan zaman purba yang telah mengendap selama jutaan tahun.

Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (4/5/2009), proses terbentuknya lapisan minyak bumi memakan waktu hingga puluhan juta tahun.

Fosil pembentuk minyak bumi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur 600 juta tahun dan yang termuda berumur satu juta tahun.

Disebutkan, rata-rata batuan yang mengandung minyak bumi, berumur antara 10 juta hingga 270 juta tahun.

Namun, sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui ini bukan terbuat dari fosil dinosaurus purba yang telah membusuk.

Dilansir dari IFL Science, Rabu (20/9/2023), bukan hewan besar seperti dinosaurus, minyak mentah lahir dari sisa-sisa triliunan ganggang kecil dan plankton.

Saat ganggang dan plankton mati puluhan hingga ratusan juta tahun lalu, mereka akan tenggelam di dasar laut.

Di tempat tersebut, lambat laun mereka akan terkumpul dalam jumlah tak terhingga dan terkubur oleh lapisan sedimen.

Lantas, bagaimana proses pembentukan minyak bumi?

Baca juga: Lubang Besar Misterius Muncul di Lokasi Tambang Tembaga Chile


Asal mula minyak bumi, bukan dari fosil dinosaurus

Pembentukan minyak bumi memerlukan waktu hingga jutaan tahun, sehingga disebut sebagai sumber daya alam tak terbarukan.

Dikutip dari Energy Education, cadangan minyak bumi yang tersedia saat ini terbentuk dari beberapa zaman, yaitu:

Kondisi ini diperkirakan karena zaman Mesozoikum memiliki iklim tropis, dengan jutaan makhluk hidup yang mendiami lautan.

Sementara itu, fosil yang berperan besar dalam terbentuknya minyak bumi adalah plankton, yang terdiri dari hewan (zooplankton) serta tumbuhan (fitoplankton).

Baca juga: Profil Desa Wadas, Tambang Batu Andesit, dan Polemik Bendungan Bener

Pembentukan minyak bumi

Dikutip dari laman National Geographic, pembentukan minyak bumi bermula dari ganggang serta plankton yang mati dan mengendap di dasar lautan dangkal.

Seiring waktu, mereka terkubur dan hancur di bawah jutaan ton sedimen. Selanjutnya, saat laut purba mengering, muncul cekungan kering bekas lautan yang disebut cekungan sedimen.

Jauh di bawah dasar cekungan, bahan organik terkompresi di antara mantel bumi dengan suhu yang sangat tinggi.

Di saat bersamaan, hampir tidak ada sama sekali oksigen di sekitarnya. Kondisi ini membuat bahan organik sisa makhluk hidup berubah menjadi zat lilin yang disebut kerogen.

Jika terdapat oksigen, bahan organik di dalam sedimen tersebut akan terurai oleh bakteri dan menghilang dengan cepat, sehingga gagal menjadi minyak bumi.

Panas yang semakin tinggi ditambah tekanan tinggi dalam waktu lama, mendorong kerogen mengalami proses yang disebut katagenesis.

Katagenesis adalah reaksi pemecahan rantai panjang hidrokarbon kerogen menjadi lebih pendek.

Semakin panjang rantai karbon, semakin padat pula fasa suatu hidrokarbon. Sebaliknya, semakin pendek rantai karbon maka hidrokarbon akan berbentuk gas.

Baca juga: Profil Kepulauan Sangihe, Daerah yang Akan Dijadikan Tambang Emas

Proses katagenesis

Selama proses katagenesis, rantai panjang hidrokarbon kerogen diputus menjadi lebih sedikit, tetapi tidak terlalu kecil, yakni lebih dari 5 atom karbon.

Dengan demikian, hidrokarbon kerogen yang semula berbentuk padatan berubah menjadi minyak bumi dengan bentuk cair.

Namun, jika rantai karbon dipecah menjadi lebih kecil atau di bawah 5 atom karbon, hidrokarbon dapat berubah menjadi gas alam.

Bukan hanya gas alam, dalam kondisi tertentu, kerogen juga dapat berubah menjadi batu bara dan gambut.

Minyak mentah sendiri biasanya berwarna hitam atau coklat tua, tetapi bisa juga kekuningan, kemerahan, kecoklatan, atau bahkan kehijauan.

Variasi warna menunjukkan komposisi kimia yang berbeda dari pasokan minyak mentah yang berbeda pula.

Misalnya, minyak bumi yang memiliki sedikit logam atau belerang, akan cenderung lebih ringan dan terkadang berwarna hampir bening.

Sementara itu, cekungan sedimen atau bekas lautan purba merupakan sumber utama minyak bumi.

Salah satu cekungan sedimen terluas, yakni Delta Niger di Afrika yang meliputi Nigeria, Kamerun, dan Guinea Khatulistiwa.

Menjadi salah satu ladang minyak paling produktif di Afrika, lebih dari 500 cadangan minyak telah ditemukan di sana.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi