Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria AS yang Cangkok Jantung Babi Kini Bisa Bernapas Tanpa Alat Bantu

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/wavebreakmedia_micro
Ilustrasi operasi bedah di RS.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sejumlah ahli bedah di University of Maryland Medical Center (UMMC), Amerika Serikat berhasil mentransplantasikan jantung babi ke seorang pria berusia 58 tahun. 

Pria bernama Lawrence Faucette itu dioperasi pada Rabu (20/9/2023). Dia sebelumnya dirawat di UMMC sejak 14 September 2023 karena menderita penyakit jantung stadium akhir.

Kemudian, transplantasi jantung babi tersebut diumumkan oleh para dokter pada Jumat (22/9/2023).

Hal ini sekaligus menandai bahwa prosedur tersebut, yakni transplantasi jantung babi ke manusia sudah dilakukan untuk kedua kalinya, menurut Forbes, Jumat (22/9/2023).

Kasus transplantasi jantung babi pertama dilakukan pada Januari 2022. Saat itu, tim Universitas Maryland yang sama berhasil mentransplantasikan jantung babi ke David Bennett, yang juga menghadapi kematian pada saat itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bennett awalnya selamat dari operasi tersebut, tetapi meninggal dua bulan kemudian.

Pada operasi kedua ini diharapkan menghasilkan terobosan dalam menyelamatkan nyawa pasien penyakit jantung stadium akhir.

Baca juga: Riset Sebut Serangan Jantung Kerap Terjadi Hari Senin, Ini Alasannya

Pasien sudah bisa bernafas tanpa alat bantu

Dua hari setelah operasi yang disebut dengan xenotransplantasi itu, dokter mengatakan bahwa Faucette sudah bisa bernapas tanpa alat bantu.

Jantung barunya itu dinilai berfungsi dengan baik, tanpa bantuan alat pendukung. Selain itu, pasien juga sudah bisa berkomunikasi dengan orang yang dicintainya.

Dokter mengatakan prosedur ini adalah satu-satunya pilihan yang layak bagi Faucette, yang hampir pasti menghadapi kematian akibat gagal jantung.

Hal ini karena Faucette dianggap tidak memenuhi syarat untuk transplantasi jantung manusia karena memiliki penyakit pembuluh darah perifer yang sudah ada sebelumnya dan komplikasi pendarahan internal yang ia alami.

"Satu-satunya harapan saya yang tersisa adalah menggunakan jantung babi, xenotransplantasi," kata Faucette beberapa hari sebelum operasi, dikutip dari CNN, Jumat (22/9/2023).

“Luar biasa, tetapi tidak ada yang tahu sejak saat ini. Setidaknya sekarang saya punya harapan, dan saya punya kesempatan," tambahnya.

Selain itu, operasi eksperimental xenotransplantasi ini juga telah mendapat lampu hijau dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Menurut FDA, program ini adalah jalur potensial bagi pasien dengan penyakit atau kondisi yang serius atau segera mengancam jiwa untuk mendapatkan akses ke produk medis investigasi untuk perawatan di luar uji klinis.

Prosedur ini dilakukan ketika tidak ada pilihan terapi alternatif yang sebanding atau memuaskan yang tersedia.

Baca juga: Ramai soal Daging Babi Vegan Halal atau Tidak, Ini Kata MUI

Jantung babi yang digunakan adalah hasil modifikasi

Jantung babi yang digunakan berasal dari babi yang dimodifikasi secara genetik dari Revivcor, anak perusahaan United Therapeutics Corporation.

Babi tersebut memiliki 10 gen yang diubah, termasuk tiga gen yang "dilumpuhkan" atau dinonaktifkan untuk menghilangkan gula alfa gal dalam sel darah babi, yang dapat memicu reaksi parah pada sistem kekebalan tubuh manusia, yang menyebabkan penolakan organ.

Alergi alfa-gal adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap senyawa tertentu dalam daging merah.

Gen babi tambahan dimodifikasi untuk mengontrol pertumbuhan jantung babi, sementara 6 gen manusia ditambahkan ke dalam genom babi untuk meningkatkan penerimaan oleh sistem kekebalan tubuh.

FDA pertama kali menyetujui babi yang mengalami mutasi gen pada 2020 untuk potensi penggunaan dan konsumsi terapeutik.

Para dokter juga merawat Faucette dengan pengobatan antibodi eksperimental untuk menekan sistem kekebalan tubuh dan mencegah penolakan. Ia juga akan dipantau secara ketat untuk mengetahui adanya tanda-tanda penolakan atau perkembangan virus terkait babi.

Selain itu, babi donor juga disaring secara ketat untuk mengetahui adanya tanda-tanda virus atau patogen.

"Kami sekali lagi menawarkan kesempatan kepada pasien yang sekarat untuk hidup lebih lama, dan kami sangat berterima kasih kepada Tuan Faucette atas keberanian dan kesediaannya untuk membantu memajukan pengetahuan kami di bidang ini," kata ahli bedah sekaligus profesor bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Dr. Griffith yang melakukan transplantasi.

Pihak rumah sakit mengatakan bahwa Faucette sepenuhnya menyetujui perawatan eksperimental dan diberitahu tentang semua risikonya.

Selain itu, ia menjalani evaluasi psikiatri lengkap dan mendiskusikan kasusnya dengan ahli etika medis.

Meski begitu, saat ini belum ada uji klinis yang menggunakan organ babi untuk transplantasi pada manusia hidup.

Baca juga: Warganet Sebut Air Seni Bisa Dijadikan Pertolongan Pertama Saat Tertusuk Bulu Babi, Ini Kata Ahli

Transplantasi jantung babi pertama pada manusia

Kasus transplantasi jantung babi Faucette adalah kasus kedua yang dilakukan di dunia.

University of Maryland sebelumnya sudah pernah melakukan operasi eksperimental pertama pada David Bennett, seorang pria berusia 57 tahun, pada Januari 2022.

Kendati demikian, Bennett meninggal dua bulan setelah operasi.

Meskipun tidak ada tanda-tanda penolakan pada minggu-minggu awal setelah transplantasi, otopsi menyimpulkan bahwa Bennett pada akhirnya meninggal karena gagal jantung akibat "serangkaian faktor yang kompleks," termasuk kondisi Bennett sebelum operasi.

Bennet telah dirawat di rumah sakit dan menggunakan mesin bypass jantung-paru selama 6 minggu sebelum transplantasi.

Namun, sebuah studi kasus oleh para dokter yang diterbitkan di Lancet juga mencatat adanya bukti virus babi yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi