Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Media Asing soal Kaesang Jadi Ketum PSI, Soroti Dinasti Politik

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Regi Pratasyah Vasudewa
Momen Pertama Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI Pidato dihadapan kader, Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Putra bungu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, resmi ditunjuk menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia.

Diangkatnya Kaesang sebagai ketum diumumkan oleh PSI melalui Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) yang digelar di Djakarta Theater, Jakarta pada Senin (25/9/2023) malam.

Kaesang diangkat menjadi ketum setelah ia bergabung dengan PSI pada Sabtu (23/9/2023). Pada hari yang sama, ia juga menerima Kartu Tanda Anggota (KTA) dari Ketum PSI sebelumnya, Giring Ganesha.

"Kepada Bapak (Jokowi), saya ingin menyampaikan izin, saya mau menempuh jalan saya, Pak. Semoga Gusti Allah memberkahi jalan yang saya pilih," ujar Kaesang dalam pidato politik pertamanya sebagai Ketum PSI, dikutip dari Kompas.com, Senin.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipilihnya Kaesang menjadi ketum PSI yang baru kemudian menjadi perhatian sejumlah media asing. 

Baca juga: Pengangkatan Kaesang Jadi Ketum PSI, Jokowi Efek, dan Kelayakannya

1. Reuters

Reuters menyoroti posisi baru Kaesang menjadi Ketum PSI sebagai upaya untuk membangun dinasti politik jelang masa jabatan periode kedua Jokowi habis pada 2024.

Media tersebut menuliskan, Jokowi tengah melakukan manuver politik dengan menempatkan kerabat-kerabatnya pada posisi yang punya pengaruh politik.

"Menimbulkan banyak pertanyaan di sebuah negara yang baru saja 25 tahun yang lalu terbebas dari pemerintahan otoriter," tulis Reuters.

Reuters juga menyebut, PSI yang menjadi kendaraan politik bagi Kaesang adalah partai kecil yang didirikan pada 2014.

Partai tersebut tidak punya perwakilan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), namun anggotanya berusia muda dan melek media sosial.

Sehingga PSI dapat memainkan peran penting dalam menggalang dukungan untuk capres pilihannya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca juga: Puja-puji Kaesang untuk Kepemimpinan Jokowi...

2. South China Morning Post

South China Morning Post (SCMP) memberitakan naiknya Kaesang menjadi Ketum PSI dalam berita berjudul "Ahead of Indonesia’s 2024 national polls, Jokowi’s son named youth party chair".

SCMP menuliskan, PSI yang kini dinahkodai oleh Kaesang adalah partai yang berorientasi pada generasi muda.

Namun, naiknya Kaesang sebagai Ketum PSI dipandang sebagai langkah Jokowi untuk mewariskan pengaruh ke anak-anaknya dalam beberapa tahun terakhir, menurut para analis politik.

"Anak tertuanya sekarang memimpin kota Solo, di mana Joko Widodo sendiri pernah menjadi walikota, sementara menantunya adalah walikota Medan," tulis SCMP.

SCMP juga menyinggung pidato politik pertama Kaesang usai diumumkan sebagai Ketum PSI yang baru menggantikan Giring.

Kaesang memberikan penghormatan kepada ayahnya, Jokowi, sekaligus membeberkan alasan mengapa ia terjun ke politik.

"Saya ingin meneruskan jalan beliau di dunia politik untuk kebaikan," kata Kaesang.

Baca juga: Jadi Ketua Umum PSI, Kaesang Ungkap Alasan Terjun ke Dunia Politik

3. Free Malaysia Today

Diangkatnya Kaesang sebagai Ketum PSI menggantikan Giring juga disorot oleh media asal Malaysia, Free Malaysia Today (FMT).

FMT mengutip pernyataan analis politik Centre for Strategic and International Studies, Arya Fernandes, yang mengatakan penunjukkan Kaesang merefleksikan langkah Jokowi jelang masa jabatan keduanya berakhir pada 2024.

Arya menilai, ada banyak keputusan politik yang diambil Jokowi namun dianggap tidak demokratis.

"Termasuk dalam hal dinasti politik," ujarnya.

FMT juga menyoroti pernyataan Jokowi yang menyebutkan bahwa keputusan anak-anaknya terjun ke dunia politik adalah keputusan mereka.

Baca juga: Respons Para Politisi Usai Kaesang Gabung PSI

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi