Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Politik dan Teori Kacau Balau

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/ WOKANDAPIX
Ilustrasi politik.
Editor: Sandro Gatra

PADA masa Orba, politik terkesan monoton maka membosankan sebab segala sesuatu sudah bisa dipastikan sebelumnya seperti 2+2 pasti = 4 .

Politik masa Orba sudah diatur sedemikian rapi oleh rezim penguasa demi menjamin kendali kekuasaan jangan sampai lepas dari genggaman.

Setelah Orde Reformasi menggantikan Orde Baru, maka suasana politik relatif lebih tidak membosankan sebab 2+2 belum tentu pasti = 4.

Pada masa awal Orde Reformasi, para politisi masih tulus dan polos akibat belum terlanjur menikmati nikmatnya kekuasaan sehingga masih fokus mengabdikan diri kepada negara, bangsa, dan rakyat.

Kemudian mirip dengan distopianya George Orwell di Animal Farm, lambat namun pasti penguasa Orde Reformasi kembali bersifat otoriter seperti penguasa Orde Baru.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saya mulai tertarik untuk mempelajari politik secara organoleptik dari apa yang saya amati langsung dari laboratorium lapangan.

Untuk melakukan riset lapangan saya mencoba menggunakan aneka ragam lensa teori mulai dari kodeks Hammurabi, maksima Ptahhotep, arta-sastra Katulya, nihilisme Bharata Yudha, deterministika Bhagavad Gita, metafisika Platon, etika Aristotle lanjut ke Aquinas, stoika Cicero, khianatisme Brutus, spritualisme Agustinus, survival adaptif Machiavelli lanjut ke Darwinisme, utilitarianika Bentham, paradoksa Russel, eksistensialisme Sartre, loyalitas Konfusius, hasta-brata Kejawen, liberal nasionalisme Mazzini, postmodernisme Foucault, pesimisme Camus, semantika Chomsky, vindikatika Fukuyama, mandala Buddhisne, kontemplasi Zen sampai ke kemanusiaan Ibu Teresa lanjut ke Sandyawan Sumardi.

Namun apa yang terjadi panggung politik Indonesia pasca-Reformasi ternyata berkembang sedemikian dinamis multi-aspek, multi-bentuk dan multi-kompleks sehingga sudah berada di luar jangkauan segenap ilmu atau teori politik yang pernah digagas oleh para pemikir terkemuka di planet bumi ini.

Teori yang paling mendekati inti sukma dasar yang hakiki melekat pada kemelut, baik di atas panggung apalagi di belakang layar politik Indonesia tinggal tersisa apa yang disebut sebagai chaos theory alias teori kacau-balau yang semula terbatas berkeliaran di khasanah matematika sambil kerap merangsek masuk ke wilayah fisika, kimia, biologi dan kosmologi.

Teori kacau-balau, berhadapan dengan sifat sistem dinamika balistika non-linear tertentu yang dalam kondisi tertentu menunjukkan fenomena yang dikenal sebagai kekacaubalauan, terkait sifat sensitivitas pada kondisi awal seperti atmosfer, tata surya, lempeng tektonika, turbulensi fluida, gejolak sosio-ekonomi, pertumbuhan populasi dan politik.

Perbedaan kecil pada kondisi awal, seperti kesalahan dalam pengukuran atau pembulatan dalam perhitungan numerik, dapat menghasilkan hasil yang sangat berbeda untuk sistem dinamis tersebut, sehingga membuat prediksi jangka panjang atas perilakunya secara umum tidak mungkin dilakukan.

Hal ini dapat terjadi meskipun sistem ini bersifat deterministik, artinya perilaku masa depan mereka mengikuti pengembangan unik dan sepenuhnya ditentukan oleh kondisi awalnya, tanpa melibatkan unsur acak.

Dengan kata lain, sifat deterministikal teori kacau-balau membuatnya sulit, bahkan mustahil diprediksi.

Tak jelas mana kanan mana kiri, mana ujung mana pangkal, mana cabang mana ranting mana dahan, mana luar mana dalam, mana atas mana bawah, mana kepala mana ekor, mana hulu mana hilir.

Inkonsistensi deterministikaan sich juga menyelinap hadir di teori kuantum dengan segenap cabang dan rantingnya. Pendek kata 2+2 belum pasti = 4.

Di ring tinju yang paling sulit dihadapi adalah petinju kidal dan bermata juling yang mengaburkan arah gerak lengan dan tangan.

Teori kacau-balau diintisarikan maknanya oleh Edward Lorenz sebagai: “Ketika masa kini menentukan masa depan, namun perkiraan masa kini tidak menentukan masa depan”.

Maka di antara segenap teori di alam semesta ini naga-naganya teori kacau-balau memang layak dianggap sebagai yang paling mampu mendekati ekspresi suasana kemelut kekacau-balauan yang telah, sedang dan akan merajalela di panggung politik Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi