Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Proses Terbentuknya Bumi 4,5 Miliar Tahun Lalu?

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/NASA
Ilustrasi proses terbentuknya bumi.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Bumi adalah planet ketiga terdekat dari matahari dan satu-satunya planet yang diketahui memiliki atmosfer dengan oksigen bebas dan lautan air cair di permukaan.

Oleh karena itu, bumi sejauh ini menjadi satu-satunya planet yang memiliki kehidupan atau dapat ditinggali.

Sama seperti planet-planet terestrial lainnya, Bumi memiliki inti pusat, mantel berbatu, dan kerak yang padat.

Dikutip dari laman NASA, bumi terdiri dari empat lapisan utama, dimulai dengan inti dalam yang ada di pusat bumi, kemudian diselimuti oleh inti luar, mantel, dan kerak bumi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Planet, Pengertian dan Proses Terbentuknya


Inti bagian dalam adalah bola padat yang terbuat dari logam besi dan nikel dengan radius sekitar 1.221 kilometer dengan suhu mencapai 5.400 derajat Celcius.

Ia dikelilingi oleh lapisan inti luar yang tebalnya mencapai 2.300 kilometer, terbuat dari cairan besi dan nikel.

Di antara inti luar dan kerak bumi terdapat mantel, lapisan paling tebal. Campuran batuan cair yang panas dan kental dengan ketebalan sekitar 2.900 kilometer.

Lapisan terluar adalah kerak bumi, rata-rata memiliki kedalaman sekitar 30 kilometer di daratan. Di dasar lautan, kerak bumi lebih tipis dan memanjang sekitar 5 kilometer.

Baca juga: Bagaimana Proses Terbentuknya Samudra atau Lautan?

Lantas, bagaimana proses terbentuknya planet bumi?

Peristiwa awal: supernova

Dilansir dari laman Space.com, miliaran tahun yang lalu, Bumi, dan seluruh tata surya sama sekali tidak dapat dikenali, hanya berupa awan debu dan gas yang sangat besar.

Kemudian sebuah kejadian misterius, yang menurut kepercayaan umum di kalangan ilmuwan adalah sebuah bintang jauh yang hancur dan menciptakan ledakan supernova.

Ledakan ini mengganggu awan debu, membuatnya berkumpul bersama, dan membentuk piringan gas dan debu yang berputar, atau dikenal sebagai solar nebula (nebula tata surya).

Baca juga: Bagaimana Proses Terbentuknya Gunung? Simak Penjelasan Berikut

Semakin cepat awan berputar, semakin banyak debu dan gas yang terkonsentrasi di pusatnya, sehingga semakin menguatkan kecepatan nebula.

Seiring waktu, gravitasi di pusat awan menjadi begitu kuat sehingga atom hidrogen mulai bergerak lebih cepat dan hebat.

Proton-proton hidrogen mulai bergabung, membentuk helium dan melepaskan energi dalam jumlah besar.

Hal ini menyebabkan terbentuknya bintang yang menjadi titik pusat tata surya, yakni matahari.

Baca juga: Apa Itu Aurora? Berikut Pengertian dan Proses Terbentuknya

Pembentukan bumi

Pembentukan matahari menghabiskan lebih dari 99 persen materi di nebula. Lalu, materi yang tersisa mulai menyatu menjadi berbagai massa.

Dikutip dari laman National Geographic, awan debu masih terus berputar, dan gumpalan materi terus bertabrakan dengan gumpalan lainnya.

Beberapa gugus materi tersebut tumbuh cukup besar untuk dapat mempertahankan gravitasinya sendiri, yang membuatnya menjadi planet dan membentuk tata surya saat ini.

Bumi adalah salah satu dari empat planet terestrial terdalam di sistem tata surya, bersama Merkurius, Venus, dan Mars, yang ukurannya relatif kecil dan berbatu.

Baca juga: Bagaimana Proses Terbentuknya Danau? Berikut Penjelasannya

Pada awalnya suhu bumi sangat panas dan kemungkinan besar seluruhnya terdiri dari magma cair. Selama ratusan juta tahun, bumi mulai mendingin sehingga lautan air cair terbentuk.

Unsur-unsur berat mulai tenggelam melewati lautan dan magma pergi menuju pusat bumi.

Dalam proses tersebut, bumi terdiferensiasi menjadi beberapa lapisan, dengan lapisan terluar merupakan penutup padat dari bahan yang relatif lebih ringan sedangkan bahan cair yang lebih padat tenggelam ke tengah.

Para ilmuwan percaya bahwa Bumi, mencapai kondisinya saat ini dalam tiga tahap berbeda. Tahap pertama, yang telah dijelaskan di atas, dikenal sebagai proses akresi.

Akresi adalah pembentukan planet dari partikel-partikel yang ada di tata surya saat mereka bertabrakan satu sama lain untuk membentuk benda yang semakin besar.

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Hujan? Berikut Penjelasannya

Tahap selanjutnya melibatkan tabrakan proto planet dengan planet bumi yang masih sangat muda. Hal ini diperkirakan terjadi lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu.

Tahap akhir pengembangannya adalah dibombardirnya planet bumi dengan asteroid.

Atmosfer awal bumi kemungkinan besar terdiri dari hidrogen dan helium. Ketika planet berubah dan kerak bumi mulai terbentuk, letusan gunung berapi sering terjadi.

Gunung berapi ini memompa uap air, amonia, dan karbon dioksida ke atmosfer sekitar bumi. Perlahan-lahan, lautan mulai terbentuk, dan akhirnya, kehidupan primitif berevolusi di lautan tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi