Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Kita Makan Mi Instan

Baca di App
Lihat Foto
freepik
Ilustrasi mi instan
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Mi instan menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia lantaran rasanya yang enak, mudah dibuat, dan murah.

Mi instan dikonsumsi oleh segala rentang umur, dari anak-anak, remaja, hingga dewasa dan orang tua.

Selain disajikan untuk sarapan, mi instan sering dijadikan teman setia para penderita insomnia ketika mereka kelaparan di tengah malam buta.

Mengingat konsumsinya yang masif, lantas, apa dampak mi instan pada tubuh?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Benarkah Tidak Boleh Makan Mi yang Disimpan di Kulkas? Ini Kata Ahli Gizi

Efek pada tubuh

Dikutip dari News18 (7/12/2017), ahli gastroeneterologi Rumah Sakit Massachusetts, Amerika Serikat (AS) Braden Kuo melakukan penelitian dengan menggunakan kamera pil pada subyek yang diminta mengonsumsi mi instan dan mi ramen segar buatan sendiri setiap dua hari sekali selama penelitian.

Kuo menemukan beberapa dampak pada tubuh saat kita makan mi instan. Berikut yang terjadi:

1. Perut bekerja ekstra

Dalam penelitian tersebut didapatkan, mi ramen buatan sendiri langsung dicerna dalam satu hingga dua jam, namun mi instan tidak pecah atau masih utuh dalam rentang waktu itu.

Mi instan tersebut tidak tercerna di perut bahkan beberapa jam setelah dikonsumsi.

Lebih mengejutkannya lagi, ditemukan fakta bahwa perut mencoba bergerak maju mundur untuk mencerna atau memecah mi instan itu. Dalam artian, perut bekerja lebih ekstra ketika harus mencerna mi instan,

Perkiraan Kuo, hal itu terjadi karena bahan pengawet yang terkandung dalam mi instan.

“Pada dua dan empat jam, ukuran mi instan jauh lebih besar dan masih berbentuk utuh dibanding mi ramen buatan sendiri,” jelas Braden Kuo.

2. Organ tubuh jadi lebih lemah 

Menurut FDA, bahan pengawet utama pada mi instan adalah Tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ) yang dapat menyebabkan penyakit, melemahkan organ tubuh jika dikonsumsi secara rutin dalam jangka waktu lama, serta meningkatkan risiko tumor dan kanker.

Diketahui, TBHQ tersebut ternyata juga digunakan dalam parfum.

3. Tubuh terpapar banyak bahan kimia

Selain TBHQ, Propylene glycol juga digunakan pada mi instan untuk menjaga teksturnya tetap terjaga meski dimasak dengan air panas.

Bahan tambahan ini juga digunakan dalam produk tembakau.

Selain itu, kebanyakan mi instan atau mi dalam kemasan cup dibungkus dalam kemasan yang mengandung Bisphenol A (BPA).

Bahan ini akan masuk ke tubuh Anda saat mi instan di dalam cup diseduh dengan air panas.

Ketika dikonsumsi terlalu sering, BPA dapat merusak metabolisme Anda.

Selain bahan kimia sintetis tersebut, natrium, sirup jagung, minyak sawit, dan Monosodium glutamat (MSG) adalah bahan lain di dalam mi instan yang memiliki efek samping tersendiri bagi tubuh.

Baca juga: 3 Ciri-ciri Mi yang Sebaiknya Dihindari untuk Dibeli

Nutrisi yang terkandung dalam mi instan

Meski begitu, mi instan mengandung sejumlah nutrisi yang berguna bagi tubuh.

Dilansir dari Healthline, berikut sejumlah nutrisi mi instan dalam satu porsi:

  • Kalori: 188
  • Karbohidrat: 27 gram
  • Lemak total: tujuh gram
  • Lemak jenuh: tiga gram
  • Protein: empat gram
  • Serat: 0,9 gram
  • Natrium: 861 miligram
  • Niasin: 9 persen dari kebutuhan asupan harian
  • Tiamin: 43 persen dari kebutuhan asupan harian
  • Riboflavin: 7 persen dari kebutuhan asupan harian
  • Folat: 12 persen dari kebutuhan asupan harian
  • Mangan: 11 persen dari kebutuhan asupan harian
  • Zat besi: 10 persen dari kebutuhan asupan harian.

Ahli gizi mengingatkan, konsumsi mi instan dalam batas wajar tak akan mencederai tubuh.

Namun, alangkah baiknya jika Anda mengimbanginya dengan makanan lain dengan nutrisi lebih banyak.

Baca juga: Ramai soal Bekal Berisi Nasi dan Mi Instan yang Menuai Kontroversi, Bagaimana Menurut Ahli Gizi?

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi