Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di Sejumlah Daerah Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ANOR HARYA
Grebeg Maulud untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW digelar di Keraton Yogyakarta, (10/11/2019). Gelaran ini merupakan acara tahunan yang ditunggu-tunggu masyarakat.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Umat Islam di Indonesia akan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 Hijriah/2023.

Maulid Nabi merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah.

Di Indonesia, tanggal peringatan Maulid Nabi ditetapkan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri yang ditandatangani oleh Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Berdasarkan SKB Nomor 327, 1, dan 1 Tahun 2023, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada Kamis, 28 September 2023.

Selama Maulid Nabi, umat Islam Indonesia di sejumlah daerah akan merayakannya dengan mengadakan sejumlah tradisi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut sejumlah tradisi Maulid Nabi di berbagai wilayah Indonesia:

Baca juga: Hari Libur Maulid Nabi Muhammad SAW 2023, Tanggal 27 atau 28 September?


1. Grebeg Maulid, Solo

Masyarakat Solo, Jawa Tengah mengadakan tradisi Grebeg Maulid untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Dikutip dari Kompas.com (7/10/2022), dalam tradisi ini, abdi dalem Keraton Surakarta dari Kori Kamandungan akan mengarak dua gunungan menuju halaman Masjid Agung Surakarta.

Warga kemudian berebut mengambil hasil bumi dan makanan yang dibentuk menjadi dua gunungan tersebut, yakni gunungan jaler (laki-laki) dan estri (perempuan).

Gunungan jaler terbuat dari hasil bumi, berupa kacang panjang, wortel, terong, cabai, telur asin, dan klenyem (makan dari singkong). Sementara gunungan estri berisi intip (kerupuk dari nasi).

Momen keluarnya gunungan ini sekaligus menandakan puncak tradisi Sekaten yang diselenggarakan Keraton Kasunanan Surakarta untuk memperingati Maulid Nabi.

Baca juga: Apa Itu Sekaten yang Diadakan untuk Peringati Maulid Nabi Muhammad?

2. Ampyang Maulid, Kudus

Ampyang Maulid merupakan tradisi perayaan Maulid Nabi yang berlangsung di Desa Loram Kulon dan Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Masyarakat setempat akan mengangkat tandu berisi nasi kepal yang dibungkus daun jati, buah-buahan, dan hasil sayuran lainnya.

Gunungan tersebut lalu diarak dalam kirab diiringi doa dari tokoh pemuka dan sesepuh agama Islam di Loram Kulon. Isi gunungan itu kemudian dibagikan kepada warga.

3. Masak kuah Beulangong, Aceh

Masyarakat Aceh merayakan Maulid Nabi dengan memasak makanan khas kuah beulangong.

Kuah beulangong merupakan makanan kuah merah seperti gulai yang berisi daging sapi atau kambing dan nangka muda.

Tak hanya saat Maulid Nabi, makanan ini juga disajikan saat para petani mengadakan kenduri atau syukuran seusai panen.

Baca juga: 40 Link Twibbon Maulid Nabi Muhammad SAW 2023 dan Cara Memasangnya

4. Endog-endogan, Banyuwangi

Umat Islam di Banyuwangi, Jawa Timur mengadakan peringatan Maulid Nabi dengan tradisi Muludan Endog-endogan.

Tradisi ini dipercaya sudah ada sejak akhir abad ke-18. Endog atau telur digunakan dalam tradisi ini sebagai simbol kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Meski Maulid Nabi hanya berlangsung sehari, tradisi ini dilaksanakan selama satu bulan penuh secara bertahap.

5. Nyiram gong, Cirebon

Keraton Kanoman di Kota Cirebon, Jawa Barat mengadakan tradisi Nyiram Gong setiap Maulid Nabi.

Tradisi berupa ritual pembersihan gamelan sekaten ini berlangsung di kompleks Keraton Kanoman. Ritual ini bermakna membersihkan diri menyambut Maulid Nabi.

Setelah digunakan membersihkan gamelan, warga akan berebut air bekas cucian untuk membasuh wajah dan tubuhnya . Mereka juga mengambil sisa bata merah dan tepes di lantai.

Rangkaian tradisi Maulid Nabi di Cirebon akan dilanjutkan dengan ritual lain berupa memayu Keraton Kanoman, tawurji, hingga acara puncaknya panjang jimat.

6. Weh-wehan, Kendal

Masyarakat di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah merayakan Maulid Nabi dengan melakukan tradisi Weh-wehan.

Tradisi Weh-wehan dilakukan dengan cara saling menukar makanan antartetangga. Tradisi tersebut dipercaya sudah terlaksana selama ratusan tahun.

Baca juga: Libur Maulid Nabi 2023 Tanggal Berapa?

7. Tradisi Walima, Gorontalo

Tradisi Walima dilaksanakan turun-temurun sejak masa kerajaan-kerajaan Islam di Gorontalo untuk merayakan Maulid Nabi. Tradisi ini bahkan diperkirakan sudah ada sejak sekitar abad ke-17.

Masyarakat memulai tradisi ini dengan melantunkan Dikili atau dzikir lisan di masjid-masjid. Lalu, setiap rumah akan membuat panganan khas tradisional, seperti kolombengi, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi.

Makanan ini disusun di Tolangga, sebuah usungan kayu berbentuk menyerupai perahu atau menara. Tolangga dibawa dari rumah menuju masjid diiring atraksi.

8. Panjang Jimat, Cirebon

Dilansir dari Kompas.com (20/10/2021), tradisi Panjang Jimat dilakukan setelah tradisi Nyiram Gong di Cirebon, Jawa Barat,

Abdi dalem dari Keraton Kasepuhan Cirebon melakukan arak-arakan sambil membawa benda yang menyimbolkan kelahiran nabi, kebesaran dan keagungan, simbol air ketuban dan ari-ari, serta simbol angin, tanah, api, dan air sebagai unsur manusia.

Ada juga yang membawa piring-piring pusaka peninggalan Sunan Gunung Jati berisi tujuh jenis makanan yang menyimbolkan jumlah hari dalam satu minggu.

Arak-arakan lewat diiringi dengan pembacaan shalawat nabi.

9. Nasi suci ulam sari, Pacitan

Makanan khas perayaan Maulid Nabi bagi warga Pacitan, Jawa Timur adalah nasi suci ulam sari.

Satu porsi nasi suci ulam sari berisikan dua elemen utama berupa nasi uduk dan ayam tukung.

Nasi uduk yang berwarna putih dan harum dianggap sebagai nasi suci dan simbol kelahiran bayi. Sementara ayam tukung rebus disajikan utuh di atas nasi suci ulam sari.

Baca juga: Potret Fatwa Tentang Maulid Nabi Muhammad SAW di Dunia Islam

10. Baayun Maulid, Banjar

Baayun Maulid terdiri dari kata baayun yang berarti aktivitas mengayun atau membuai bayi dan maulid dari bahasa Arab maulud.

Dikutip dari Kompas.com (18/9/2023), masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan merayakan Maulid Nabi dengan mengayunkan bayi.

Awalnya, mereka menyiapkan ayunan dari tiga lapis kain dan dihias dengan janur.

Orangtua yang bayinya akan mengikuti tradisi ini harus menyiapkan piduduk berupa wadah berisi beras, gula habang, nyiur, hintalu hayam, benang, jarum, uyah dan binggul (uang receh).

Kemudian, bayi diletakkan di ayunan dan orangtuanya akan mengayunkannya diiringi pembacaan syair, ceramah, dan doa.

11. Maudu Lompoa, Takalar

Masyarakat Cikoang di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan mengadakan tradisi Maudu Lompoa setiap Maulid Nabi. Maudu artinya maulid dan lompoa artinya besar dalam bahasa Makassar.

Dikutip dari Kompas.com (18/9/2023), tradisi yang berlangsung selama 40 hari ini akan diadakan dengan cara menyiapkan ayam kampung, beras, telur, dan kue tradisional.

Makanan tadi akan disantap saat puncak tradisi. Puncaknya dirayakan dengan mengadakan pembacaan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW dan sejarah masuknya Islam di Cikoang serta pembacaaan shalawat.

(Sumber: Kompas.com/Puspasari Setyaningrum, Rachmawati, Alinda Hardiantoro | Editor: Rendika Ferri Kurniawan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi