Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Dirgahayu Sumbu Filosofi Yogyakarta

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Kurniawan Rizqi
Tugu Pal Putih atau Tugu Jogja, salah satu dari tiga titik Sumbu Filosofi Yogyakarta. Oleh UNESCO, kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta dimasukkan ke dalam Warisan Budaya Dunia.
Editor: Sandro Gatra

HUMAS Daerah Istimewa Yogyakarta resmi memberitakan lembaga pendidikan dan kebudayaan PBB, UNESCO mengukuhkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan kebudayaan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 World Heritage Committe (WHC) di Riyadh Arab Saudi sesuai dokumen penetapan WHC 2345.COM 8B. 39 yang telah disahkan pada 18 September 2023.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, keberhasilan ini merupakan penghargaan atas mahakarya Sri Sultan Hamengku Buwono I, pemrakarsa Sumbu Filosofi yang penuh dengan nilai-nilai kearifan adiluhung.

Sri Sultan berharap penetapan ini dapat dijadikan ajang pembelajaran bersama akan nilai-nilai universal yang diperlukan, untuk menciptakan dunia baru yang lebih baik pada masa depan.

Nilai luhur ini dapat menjadi inspirasi dan referensi untuk mewujudkan dunia yang lebih baik.

Sumbu Filosofi Yogyakarta yang disebut oleh UNESCO sebagai The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks, kini tidak hanya menjadi milik Yogyakarta atau Indonesia, tetapi juga menjadi milik dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep tata ruang yang kemudian dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta secara ragawi dibuat berdasarkan konsepsi Jawa dan berbentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara.

Struktur jalan tersebut berikut beberapa kawasan di sekelilingnya yang penuh simbolisme filosofis merupakan perwujudan falsafah Jawa tentang keberadaan manusia yang meliputi daur hidup manusia (Sangkan Paraning Dumadi), kehidupan harmonis antar manusia dan antara manusia dengan alam (Hamemayu Hayuning Bawana), hubungan antara manusia dan Sang Pencipta serta antara pemimpin dan rakyatnya (Manunggaling Kawula Gusti), serta dunia mikrokosmik dan makrokosmik.

Beragam tradisi dan praktik kebudayaan Jawa, baik dalam pemerintahan, hukum adat, seni, sastra, festival, dan ritual masih dilakukan di sekitar kawasan Sumbu Filosofi pada khususnya dan di Yogyakarta pada umumnya.

Segenap fakta itu merupakan bukti bahwa peradaban Jawa dan tradisi kebudayaanya wajib terus dilestarikan dan dikembangkan sampai masa kini dan masa depan.

Sebagai seorang insan warga Indonesia, jelas saya merasa bangga atas pengakuan UNESCO terhadap The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks alias Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan kebudayaan dunia.

Pada hakikatnya pengakuan UNESCO membenarkan keyakinan bahwa harkat dan martabat kearifan peradaban bangsa Indonesia dengan segenap mahakarsa dan mahakarya kearifan pemikirannya berdiri sama tinggi duduk sama rendah dengan harkat dan martabat kearifan peradaban bangsa manapun di marcapada ini. MERDEKA!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi