Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciri Anak Jadi Korban "Bully" dan Cara Mencegahnya, Orangtua Wajib Tahu!

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Shutterstock
Ilustrasi korban perundungan digital.
|
Editor: Sari Hardiyanto

  KOMPAS.com - Kasus perundungan atau bullying belakangan banyak dialami oleh anak-anak Indonesia.

Terbaru, seorang anak laki-laki siswa SMP 2 Cimanggu, Cilacap, Jawa Tengah, dipukul dan ditendang oleh pelajar lainnya pada Selasa (26/9/2023).

Akibatnya, tubuh korban melemah dan dia mengalami luka lebam pada bagian wajah, perut, dan bahu sebelah kanan.

Baca juga: Menilik Fenomena Bullying Pelajar Indonesia

Selain kejadian ini, delapan siswa kelas 7 dan kelas 8 di SMP Negeri 1 Babelan, Bekasi, Jawa Barat, menjadi korban perundungan kakak kelasnya pada 20 September 2023.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban dipaksa duduk di tanah saat pelaku yang duduk di kelas 9 menyabet wajah adik kelasnya menggunakan sandal secara bergiliran.

Sebelumnya lagi, seorang siswi kelas 2 SD mengalami buta permanen pada mata kanan sejak Agustus 2023 karena diduga ditusuk oleh kakak kelas dengan tusuk bakso.

Untuk mencegah anak menjadi korban, perlu diketahui ciri-cirinya serta cara mencegah perundungan tersebut.

Baca juga: Kisah Firmansyah, Anak SD yang Viral Usai Disebut Pindah ke SLB karena Di-bully


Baca juga: 3 Rumah Sakit Ditegur Kemenkes Buntut Perundungan Dokter, Mana Saja?

Ciri-ciri anak korban perundungan

Psikolog Danti Wulan Manunggal mengatakan, orangtua atau orang dewasa dapat mengetahui anak menjadi korban perundungan melalui pengecekan kondisi badannya.

"Bisa dideteksi awal cek pada badan anak (dan) juga sikap si anak," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (28/9/2023).

Danti menyebutkan, anak-anak yang menjadi korban perundungan dapat dilihar dari tanda yang tampak pada badannya. Sebagai contoh, terdapat lebam biru-biru dan luka pada badan.

"Atau baju seragam yang kotor," lanjutnya.

Di sisi lain, dia juga menyatakan perubahan sikap anak dapat menandakan seorang anak mengalami perundungan. Misalnya, anak menjadi pendiam atau tidak bersemangat ke sekolah.

Saat terlihat kondisi di atas, Danti menyarankan agar orangtua mendekati anak untuk mengetahui apa yang dialaminya.

Baca juga: Marak Viral Perundungan di Lingkungan Sekolah, Mengapa Selalu Terjadi?

Bagaimana cara mendekati anak terbuka dengan keadaannya?

Menurut Danti, orangtua tidak boleh menginterogasi atau mencecar anak-anak yang terlihat menjadi korban perundungan.

"Saat sudah ada tanda-tanda (perundungan), pastikan dia aman dulu, ciptakan rasa aman," jelas dia.

Saat anak terluka, dia menekankan agar orangtua atau orang dewasa segera mengobati luka, lebam, serta memar di tubuhnya.

Sambil diobati, orangtua dapat menanyakan penyebab luka-luka yang anak alami.

"Jika tidak menjawab atau sepertinya tidak menjawab jujur, tidak perlu dipaksa cerita," tegasnya.

Baca juga: Viral Twit tentang Pegawai KPI Alami Pelecehan Seksual dan Perundungan

Ketika anak tidak mau sekolah, Danti juga menyarankan agar orangtua menanyakan alasannya. Kalau anak tidak mau bercerita, beri dulu izin untuk tidak sekolah selama satu hari.

Kemudian, tambah dia, orangtua sambil melaporkan perubahan atau tanda-tanda perundungan pada anak ke guru maupun kepala sekolah.

"Perlu juga bertanya atau minta informasi ke sekolah tentang anak," lanjut dia.

Dia mengatakan, orangtua perlu mendekati anak dengan santai atau tenang untuk menanyakan alasannya tidak bersekolah. Ciptakan rasa aman dan nyaman agar anak mau berkata jujur.

Danti juga melarang orangtua bersikap emosional atau reaktif saat mengetahui anaknya dirundung di sekolah.

Baca juga: Korban Pelecehan dan Bully Sering Dilaporkan Balik, Ini Kata LPSK

Cara mencegah perundungan

Lebih lanjut, Danti menyebutkan, perundungan kepada anak bisa dicegah dari dalam keluargan. Tindakan yang bisa dilakukan antara lain, sebagai berikut:

1. Biasakan anak bercerita

Menurut dia, orangtua harus membiasakan anak bercerita secara terbuka di keluarga ataupun di sekolah.

Caranya, biasakan membuat diskusi antara anggota keluarga. Cara ini akan membuat anak mudah mengungkapkan apa yang dirasakan.

2. Perhatikan pola asuh

Danti juga menyebut pola asuh yang positif dalam keluarga sangat berpengaruh pada anak. Pola asuh yang baik membuat anak menjadi percaya diri.

"Jadi bisa bikin pertahanan diri untuk enggak ada ruang bagi orang lain untuk melakukan perundungan," katanya.

3. Membahas perundungan

Danti menyarankan agar orangtua membuat atau memperbanyak diskusi mengenai perundungan pada anak.

Anak harus memiliki pemahaman terkait perundungan termasuk dampak yang akan dialami.

Hal ini membuatnya lebih paham kalau menjadi korban dan bisa meminta bantuan.

Baca juga: Berkaca pada Kasus Bocah Penjual Jalangkote, Berikut Dampak dan Bahaya Perundungan pada Anak

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi