Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kota Dunia yang Hampir Tenggelam, Ada New York dan Jakarta

Baca di App
Lihat Foto
Emiliano Bar
Daftar kota di dunia yang diperkirakan akan tenggelam di masa depan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Banyak kota besar di dunia yang terletak di dekat laut. Pada awalnya, kota terbentuk lantaran pelabuhan mereka memfasilitasi perdagangan dan perjalanan melalui laut.

Terletak berdampingan dengan laut, beberapa penelitian mengungkapkan akan ada beberapa kota yang tenggelam di masa depan karena adanya penurunan tanah yang terjadi setiap tahunnya.

Salah satunya adalah New York di Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari ABC News, Rabu (28/9/2023), New York akan tenggelam pada saat yang bersamaan dengan naiknya permukaan air laut di seluruh dunia, di mana itu dapat memperburuk kekhawatiran akan banjir di wilayah tersebut.

Namun ternyata tak hanya New York, ada sejumlah kota besar lainnya yang diperkirakan akan tenggelam di masa depan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, kota dunia mana saja yang terancam tenggelam di masa depan?

Baca juga: Terungkap, Istri Nakhoda Kapal Selam Titan Ternyata Cicit Korban Tenggelam Titanic


Kota yang hampir tenggelam di dunia

Lihat Foto
Dok. UNSPLASH/dapiki moto
Ilustrasi gedung bertingkat di Jakarta.
1. Jakarta, Indonesia

Jakarta menempati daftar pertama kota yang berpotensi tenggelam di masa depan. Kota ini terletak di pantai barat laut pulau Jawa, dilansir dari Howstuffworks (5/6/2023).

Di beberapa tempat di Jakarta telah terjadi penurunan tanah yang mencapai sekitar 30,5 cm per tahun. Sekitar 40 persen wilayah di kota ini berada di bawah permukaan laut dan sering terjadi banjir.

Selain itu alasan lainnya, adalah karena naiknya Laut Jawa yang mengelilinginya, dan sebagian lagi karena pengeboran sumur ilegal.

Disebutkan dalam laporan, pengeboran sumur secara ilegal di dalam dan sekitar Jakarta dapat dimengerti karena pemerintah daerahnya tidak mampu menyediakan air bersih bagi 9 juta penduduknya.

Para ilmuwan memperingatkan, bahwa pada 2030, sebagian besar wilayah Jakarta tidak akan dapat dihuni lagi.

Baca juga: Beredar Video Kereta Cepat Jakarta-Bandung Disebut Mogok, KCIC: Semua Perjalanan Lancar

2. New York, AS

Saat ini ada lima wilayah di New York, AS yang memiliki lebih dari satu juta bangunan, dengan berat sekitar 1,68 triliun pound (762 miliar kg).

“Berat dan geologi lokal merupakan faktor sekunder dalam kasus New York,” kata ahli geofisika dan profesor di Pascasarjana Oseanografi di Universitas Rhode Island, Matt Wei.

Wei menambahkan, alasan utama tenggelamnya Kota New York adalah karena penyesuaian isostatik glasial (GIA).

GIA adalah proses penyesuaian kerak bumi sebagai respons terhadap mencairnya lapisan es besar seperti yang menutupi Amerika Utara pada zaman es terakhir.

Ketika lapisan es menumpuk di daratan, lapisan es ini akan menghancurkan kerak bumi di bawahnya. Saat es mencair, kerak bumi perlahan-lahan kembali ke posisi semula.

New York berada dalam posisi yang menarik karena sebenarnya kota ini tenggelam akibat zaman es terakhir yang menyebabkannya naik karena lapisan es terberat berada di daratan.

Kini setelah es mencair, bagian tengah Amerika Utara naik, sementara pinggirannya tenggelam.

“Di New York, rata-rata penurunan permukaan laut adalah antara 1-2 milimeter (0,03-0,07 inci) per tahun, ditambah 3-4 milimeter (0,11-0,15 inci) per tahun karena kenaikan permukaan laut,” kata Wei.

Baca juga: Masjid di New York Kini Dapat Kumandangkan Azan Tanpa Izin, Kebijakan Baru Wali Kota Eric Adams

3. Houston, Texas, AS

Selanjutnya ada Houston, Texas, AS yang terletak di Teluk Meksiko, yang sedang mengalami penurunan permukaan tanah dengan cepat.

Dibangun di muara delta sungai yang datar dan rendah, Houston sebelumnya tidak pernah mengalami penurunan ketinggian.

Namun, sama halnya seperti Jakarta, pengambilan air tanah yang berlebihan telah menjadi penyebab utama tenggelamnya kota tersebut.

“Houston memperlambat masalah penurunan permukaan tanah melalui pengaturan air, namun mereka masih menghadapi masalah besar,” kata Wei.

Sejak 1917, sebagian kota telah tenggelam hampir 3 meter, akibat hilangnya air tanah.

Saat air dipompa keluar dari akuifer, lumpur berbutir halus di dalamnya terkompresi dan akibatnya permukaan tanah tenggelam.

Tidak banyak yang dapat dilakukan setelah kerusakan terjadi dan tidak ada cara untuk mengembalikan lumpur saat akuifer terisi kembali. Sehingga, satu-satunya cara untuk memperlambat masalah ini adalah dengan mengurangi pengambilan air tanah.

Namun, bukan hanya pengambilan air saja yang menyebabkan permukaan tanah di sekitar Houson semakin rendah. Ekstraksi minyak merupakan faktor yang memperparah, serta aktivitas patahan di daerah tersebut.

Baca juga: Spanyol Dilanda Kekeringan, Gereja Kuno Ini Kembali Muncul Usai Puluhan Tahun Tenggelam

4. Rotterdam, Belanda

Kota pelabuhan Rotterdam di Belanda mulai mengalami penurunan dan tenggelam dengan kecepatan sekitar 0,6 inci (1,5 cm) per tahun. Saat ini kota tersebut sudah berada sekitar 90 persen di bawah permukaan laut.

Meskipun Belanda terkenal dalam melindungi diri mereka dari laut dengan teknologi seperti bendungan, tanggul, pompa, dan tembok laut, hal ini hanyalah perbaikan jangka pendek.

Salah satu permasalahannya adalah kincir angin yang terkenal di negara tersebut.

Selama berabad-abad, kincir angin telah digunakan untuk mengeringkan lahan gambut, sejenis lahan basah khusus yang menyerap karbon dalam bentuk bahan organik pembentuk gambut.

Pengeringan rawa gambut menyebabkan penurunan permukaan tanah dengan kecepatan maksimum 3 inci (8 cm) per tahun.

Selain itu, dikombinasikan dengan faktor-faktor seperti air laut yang diperkirakan akan meningkat sebesar 5-18 inci (14-47 cm) pada 2050.

Baca juga: Peristiwa Bersejarah di Hotel Majapahit Lokasi Deklarasi Anies-Cak Imin, Perobekan Warna Biru Bendera Belanda

5. Pantai Virginia, Virginia, AS

Pantai Virginia yang berada di muara Teluk Chesapeake adalah kota yang paling cepat tenggelam di pantai timur AS.

Penyebabnya adalah kombinasi dari berbagai masalah di Houston yang bercampur dengan bencana di New York, daerah dataran rendah yang sudah tenggelam karena pengambilan air tanah yang terlalu banyak, bercampur dengan pemukiman kembali tanah yang dulunya tertutup oleh lapisan es purba.

Ditambah dengan ancaman kenaikan permukaan laut, para ilmuwan memprediksi air di Virginia Beach akan naik hingga dua kaki (60 cm) pada 2050.

6. Bangkok, Thailand

Ibu kota Thailand, Bangkok, adalah rumah bagi lebih dari 10 juta orang. Namun banjir adalah masalah besar di kota ini.

Terletak di muara delta Sungai Chao Phraya, Bangkok secara historis memberikan konsesi terhadap laut dan sungai, kanal-kanal di jalan-jalannya, pasar terapung, dan rumah-rumah panggung yang merupakan pemandangan umum 50 tahun yang lalu.

Namun zaman modern telah menghadirkan jalan aspal dan gedung bertingkat, sama seperti yang ditemukan di kota-kota besar lainnya di dunia.

Bangunan-bangunan berat di Bangkok dibangun di atas tanah liat yang sangat mudah dipadatkan, yang merupakan salah satu penyebab tenggelamnya bangunan tersebut.

Selain itu,  penyebab lainnya adalah pengambilan air tanah secara berlebihan.

Meskipun kenaikan permukaan laut merupakan bahaya nyata dan tentunya merupakan bagian dari masalah banjir di Bangkok, laporan Bank Dunia pada 2012 memperkirakan bahwa penurunan permukaan tanah akan menjadi penyebab hampir 70 persen peningkatan biaya banjir di kota tersebut pada 2050.

Baca juga: Cerita Kondektur Bus di Thailand yang Pingsan karena Mencium Bau Durian

7. Venesia, Italia

Terakhir, kota dunia yang juga diprediksi akan tenggelam adalah Venesia, Italia yang merupakan tempat bagi jaringan kanal yang rumit.

Venesia dibangun pada abad ke-5 dan selalu berhadapan dengan Laut Adriatik, dengan air pasang luar biasa yang harus dihadapi setiap hari.

Para pendiri kota ini sebagian tahu apa yang mereka lakukan ketika membangun kota di atas rawa-rawa garam yang dikelilingi air.

Namun, yang tidak mereka ketahui adalah bahwa kota ini berada di atas lempeng tektonik.

Venesia mengalami penurunan permukaan tanah sebesar 0,08 inci (0,2 cm) setiap tahunnya akibat penyedotan air tanah, sementara permukaan air laut naik dan bangunan-bangunannya yang berat telah memadatkan tanah di bawahnya selama berabad-abad.

Lempeng tektonik juga menyebabkan Venesia tenggelam dan sedikit miring ke arah timur. Ini berarti sisi barat kota ini lebih tinggi dari sisi timur.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi