Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Ungkap 5 Kelompok yang Berisiko Terkena Virus Nipah

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Jarun Ontakrai
Ilustrasi virus nipah. Kasusnya belum ada di Indonesia, tetapi Kementerian Kesehatan menghimbau peningkatan kewaspadaan.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan terdapat setidaknya lima kelompok masyarakat yang berisiko terkena virus Nipah.

Hal itu diungkapkan oleh Kemenkes melalui unggahan akun resmi Instagramnya, @kemenkes_ri pada Kamis (28/9/2023).

Sebelumnya, Kemenkes juga sudah mengeluarkan Surat Edaran Dirjen P2P No.HK.02/C/4022/2023 untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap virus Nipah meski belum masuk ke Indonesia.

“Mengeluarkan SE salah satu langkah yang dilakukan untuk mencegah masuknya virus Nipah,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada Kompas.com, Kamis (28/9/2023).

Baca juga: Waspada Virus Nipah, Ini Hal-hal yang Dilakukan Kemenkes RI

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal virus Nipah

Nadia mengungkapkan, penyakit yang ditularkan virus Nipah termasuk dalam golongan zoonosis.

“Zoonosis merupakan penyakit yang muncul atau potensi yang berasal dari hewan,” ungkapnya.

Virus Nipah merupakan virus yang termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.

Virus yang tengah merebak di India ini dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar maupun domestik ke manusia.

Kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae merupakan inang alami dari virus tersebut.

Infeksi virus Nipah dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti infeksi tanpa gejala hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal.

Bahkan virus ini menyebabkan dampak yang lebih parah pada manusia, yakni kematian.

Baca juga: Virus Nipah Menyebar di India, Akankah sampai Indonesia?

Bukan virus baru

Dikutip dari akun Instagram resmi Kemenkes, virus Nipah bukanlah virus baru.

Virus ini pertama kali diidentifikasi berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di wilayah Sungai Nipah, Malaysia pada 1998-1999.

Pada saat itu, virus Nipah menyebar dan berdampak hingga Singapura.

Dilaporkan sebanyak 276 kasus dikonfirmasi dengan 106 kematian.

Pada pertengahan 2021, virus Nipah muncul di Kerala, India yang menginfeksi seorang anak berusia 12 tahun dan berakhir dengan kematian.

Virus Nipah kembali dilaporkan di wilayah yang sama pada 12 September 2023.

Hingga 18 September 2023, sudah ada enam kasus yang dikonfirmasi terkait virus Nipah.

Dari enam kasus itu, sebanyak dua orang dilaporkan meninggal dunia.

Baca juga: Mengenal Virus Nipah: Asal-usul, Gejala, dan Cara Mencegahnya

5 Kelompok berisiko terkena penyakit virus Nipah

Setidaknya ada lima kelompok yang berisiko terkena atau terular virus Nipah seperti disebutkan Kemenkes, yakni:

  • Peternak babi atau petugas pemotong babi pada area peternakan yang dekat dengan populasi kelelawar buah.
  • Pengumpul nira aren atau buah-buahan lain yang kemungkinan dikonsumsi kelelawar buah.
  • Petugas kesehatan yang melakukan perawatan terhadap pasien terinfeksi virus Nipah.
  • Tenaga laboratorium yang melakukan pengelolaan spesimen pasien terinfeksi virus Nipah.
  • Keluarga atau kerabat yang merawat pasien terinfeksi virus Nipah.

Cara penularan virus Nipah

Kemenkes mengungkapkan, virus Nipah dapat menular atau menyebar melalui:

  • Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus Nipah, termasuk zat ekskresi atau sekresi seperti urin, air liur, darah, dan sekresi pernapasan.
  • Konsumsi daging mentah dari hewan yang terinfeksi dan produk makanan mentah, seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi kelelawar buah yang terinfeksi.
  • Kontak dengan orang yang terinfeksi atau cairannya seperti droplet, urin, dan darah.

Baca juga: Waspada Virus Nipah, Ini Gejala, Diagnosis, dan Cara Penularannya

Bagaimana pencegahan virus Nipah?

Nadia memastikan hingga saat ini belum ada kasus virus Nipah di Indonesia. Meski begitu, kewaspadaan di pintu masuk negara terus ditingkatkan.

“Penguatan petugas surveilans di pintu masuk negara kalau ada pelaku perjalanan luar negeri yang datang atau pergi ke daerah yang terdampak,” katanya.

Lebih lanjut, Nadia mengimbau masyarakat menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhindar dari virus Nipah.

“Pastikan hindari risiko tertular virus Nipah, cuci tangan, tidak mengonsumsi daging mentah, tidak mengonsumsi langsung pada buah yang mungkin terpapar dengan kelelawar buah,” ujarnya.

Baca juga: 9 Gejala Terinfeksi Virus Nipah

Selain itu, petani dan peternak juga perlu waspada terhadap penularan virus Nipah itu.

“Petani dan peternak waspada dan menerapkan PHBS, bersihkan kandang secara rutin dengan disinfektan, hewan divaksin, pakai alat pelindung diri (APD), dan cuci tangan,” ujarnya.

“Juga terapkan penggunaan APD saat mengelola produk daging hewan. Jika merasa sakit, segera ke fasilitas kesehatan,” imbuhnya.

Untuk memantau kasus dan negara yang sudah muncul virus Nipah, bisa mengakses situs berikut:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi