Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penampakan Sandal Tertua di Eropa, Terbuat dari Rumput dan Berusia 6.000 Tahun

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar akun @luvfm995
Ilustrasi sandal tertua di Eropa.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Para ilmuwan mengidentifikasi sandal tertua di Eropa yang ditemukan bersama dengan benda kuno lainnya di Cueva de los Murcielagos atau gua kelelawar di Andalusia, Spanyol Barat Daya.

Sandal tertua di Eropa itu berupa sandal yang ditenun dari rumput. Benda purba itu diperkirakan berusia sekitar 6.000 tahun.

Penulis studi María Herrero Otal mengatakan, benda bersejarah itu tersimpan sangat baik karena kondisi kelembapan rendah dan angin yang sejuk di dalam gua.

"Benda-benda tersebut merupakan kumpulan bahan serat tanaman tertua dan terawetkan terbaik di Eropa selatan yang sejauh ini diketahui," kata Maria, dikutip dari BBC.

Menurut para peneliti, gua tersebut pertama kali diakses pada 1831 oleh seorang pemilik tanah yang mengumpulkan guano kelelawar atau kotoran kelelawar untuk dipupuk pupuk.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penampakan sandal tertua di Eropa

Hasil analisa sandal tertua di Eropa itu menunjukkan benda tersebut terbuat dari beberapa jenis rumput yang ditenun dengan rapi.

Sandal tersebut berasal dari periode Neolitikum sehingga usianya lebih tua dari sepatu kulit yang ditemukan di sebuah gua di Armenia pada 2008.

Dilansir dari NBC News, manusia purba dulunya menghancurkan rumput untuk membuat benang yang digunakan sebagai bahan anyaman keranjang, tas, dan sandal.

Rumput yang dihancurkan itu harus dikeringkan selama 20-30 hari sebelum dihidrasi kembali selama 24 jam untuk membuatnya lentur.

Sandal tersebut tidak memiliki tali, tapi beberapa di antaranya memiliki jalinan tunggal di bagian tengahnya sehingga dapat diikatkan di pergelangan kaki pemakainya.

Sandal serupa dari periode berikutnya yang ditemukan di seluruh Eropa dibuat dengan bahan lain, bukan hanya rumput.

"Oleh karena itu, set sandal ini mewakili kumpulan alas kaki prasejarah yang paling awal dan paling luas, baik di semenanjung Iberia maupun di Eropa yang tak tertandingi di garis lintang lainnya," kata penelitian tersebut.

Baca juga: Manusia Purba Meninggal karena Sembelit, Makan Banyak Belalang di Akhir Hidupnya

Gua Cueva de los Murcielagos

Martínez Sevilla, dari Universitas Alcala di Spanyol mengatakan, Cueva de los Murcielagos merupakan situs unik di Eropa untuk mempelajari bahan organik dari populasi prasejarah.

Gua tersebut pernah menyimpan barang-barang pemakaman dari sebagian besar sejarah manusia purba, beberapa di antaranya mungkin berusia 9.500 tahun.

Sebuah tim yang terdiri dari 20 ahli dari berbagai disiplin ilmu, termasuk ahli geologi dan sejarawan, mengerjakan proyek yang sedang berlangsung.

Mereka menyimpulkan bahwa kurangnya kelembapan di gua dan angin yang terus mendinginkan tempat itu membuat benda-benda bersejarah itu terawetkan secara alami.

Kondisi yang sama juga telah menghasilkan sejumlah besar penemuan arkeologi penting di Timur Tengah, terutama di gua-gua di sekitar Laut Mati.

Baca juga: Ilmuwan Telah Menciptakan Aroma Mumi, Terbuat dari Apa?

Selain sandal, gua tersebut juga menyimpan fragmen keramik, serpihan batu api, dan kuarsa, kepala kapak yang telah dipoles, serta gigi babi hutan dan gelang batu yang sebagian besar kini dipajang di museum.

Namun, para ilmuwan lebih tertarik dengan benda-benda yang mudah rusak dan berasal dari tumbuhan, seperti sandal dan keranjang karena jarang ditemukan dalam kondisi utuh.

"Budaya material tanaman menawarkan wawasan unik tentang kehidupan masyarakat prasejarah. Kurangnya pengawetan berarti bahwa bahan-bahan yang mudah rusak sebelumnya tidak dipertimbangkan secara ekstensif selama penelitian arkeologi," tulis penelitian itu.

Harta karun gua kelelawar ini mulanya ditemukan pada abad ke-19, tetapi penelitian baru ini adalah yang pertama yang sepenuhnya menjelaskan usia dan kepentingannya.

Baca juga: Cacing Purba Berhasil Dihidupkan Kembali Setelah 46.000 Tahun Membeku

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi