KOMPAS.com - Bos Louis Vuitton Moët Hennessy (LVMH) Bernard Arnault tengah diselidiki Kejaksaan Paris, Perancis terkait dugaan pencucian uang.
LVMH adalah perusahaan global yang menaungi berbagai brand fashion ternama dunia, seperti Louis Vuitton, Celine, Givenchy, dan Charles & Keith.
Arnault diperiksa terkait keterlibatannya dalam akuisisi real estate di resor Alpen yang dilakukan oleh pengusaha asal Rusia, Nikolai Sarkisov.
Dilansir dari The Guardian, dalam transaksi tersebut, Arnault melalui salah satu perusahaannya telah memberikan pinjaman.
Kabar bahwa ia diperiksa diketahui dari laporan media Perancis, Le Monde, yang mengutip dokumen Tracfin pada Desember 2022. Laporan menunjukkan adanya transaksi yang mengindikasikan pencucian uang.
Tracfin yang laporannya dikutip La Monde merupakan bagian dari sistem peradilan Perancis yang berfokus pada pemberantasan pencucian uang.
Baca juga: Dugaan Keterlibatan Mario Dandy dalam Kasus Pencucian Uang Rafael...
Profil Bernard Arnault
Arnault yang kini tengah diselidiki Kejaksaan Paris soal pencucian uang adalah pengusaha kaya raya asal Perancis yang lahir pada 5 Maret 1949 di Kota Roubaix.
Dilansir dari Britannica, perjalanan karier pria berusia 74 tahun tersebut bermula ketika ia lulus dari École Polytechnique di Paris dengan gelar sarjana teknik.
Pada 1971, Arnault mengambil alih perusahaan konstruksi milik ayahnya, Ferret Savinel.
Delapan tahun setelahnya, Arnault memutuskan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi Ferinel Inc dan mengalihkan fokus perusahaan ke real estate.
Ia kemudian membeli Boussac Saint-Frères, sebuah perusahaan tekstil pailit yang merupakan rumah mode Christian Dior.
Hal tersebut dilakukan Arnault berbekal uang 15 juta dollar AS atau setara Rp 232 miliar bersama Antoine Bernheim, seorang mitra pengelola bank Prancis Lazard Frères and Co.
Keduanya bermitra untuk mengumpulkan dana sebesar 80 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,2 triliun agar bisa membeli Boussac Saint-Frères.
Setelah itu, Arnault diundang untuk berinvestasi di LVMH oleh ketua perusahaan ini, Henri Racamier, pada 1987.
Berinvestasi melalui perusahaan patungan dengan Guinness PLC, Arnault mengambil alih posisi CEO LVMH dari Racamier pada 1990.
Di tangan Arnault, LVMH berkembang pesat dan mampu menguasai beberapa brand fashion ternama dunia, seperti Christian Lacroix, Givenchy, dan Kenzo, termasuk Celine.
Baca juga: Teka-teki Sosok Artis R yang Terseret Kasus Pencucian Uang Rafael Alun, Siapa Dia?
Harta kekayaan Bernard Arnault
Bergulat di dunia mode mengantarkan Arnault ke peringkat orang terkaya di dunia, berdasarkan pemeringkatan Forbes.
Merujuk peringkat orang terkaya dunia Forbes per Oktober 2023, ia bercokol di posisi kedua dengan harta kekayaan sebesar 187,6 miliar dollar AS atau setara Rp 2,906 triliun.
Forbes melaporkan, LVMH yang kini dipimpin oleh Arnault pernah mengakuisisi brand perhiasan asal AS, Tiffany & Co pada 2021 senilai 15,8 miliar dollar AS atau setara Rp 244 triliun.
Nilai akuisisi tersebut diyakini sebagai akuisisi brand mewah terbesar yang pernah ada.
Arnault juga pernah mengusulkan reorganisasi perusahaan Agache, agar kelima anaknya mendapat saham yang setara pada 2022.
Agache adalah perusahaan induk Arnault yang mendukung perusahaan modal ventura Aglaé Ventures.
Perusahaan tersebut memiliki investasi di Netflix dan perusahaan induk TikTok, ByteDance.
Baca juga: 69 Pegawai Kemenkeu Diduga Lakukan TPPU, Apa Itu Pencucian Uang?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.