Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awalnya Pegal-pegal Biasa, Wanita Bandung Didiagnosis Kanker Tulang

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Akondroplasia adalah kelainan pertumbuhan tulang (displasia tulang) di kaki dan lengan, yang menyebabkan orang memiliki perawakan pendek (dwarfisme).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Seorang wanita asal Bandung, Jawa Barat, Hani Hanafiah (27), membagikan pengalamannya ketika berjuang melawan kanker tulang pada tangan kanannya.

Hal tersebut dibagikan Hani melalui sejumlah unggahan video di akun TikTok pribadinya @hanihanaff.

Ia mengatakan, sebelum dirinya didiagnosis dokter terkena kanker tulang, gejala yang dirasakan adalah pegal-pegal di sejumlah bagian tubuhnya.

Namun, rasa pegal semakin lama semakin parah yang berujung pada pembengkakan sehingga Hani harus pergi ke dokter.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gejala awal yang aku rasain itu pegel. Terus lama-lama pegelnya berat, mulai gak normal sampai ada pembengkakan di tangan sebelah sini," ujar Hani dalam sebuah video.

"Di-rontgen, hasil rontgen bilang kalau misalnya ini kemungkinan kanker tulang. Aku dibiopsi dan hasilnya kanker tulang osteosarkoma," sambungnya.

Baca juga: Faktor Risiko dan Penyebab Kanker Ginjal seperti Dialami Vidi Aldiano

Didiagnosis kanker pada Juni 2022

Hani mengatakan, dirinya didiagnosis mengalami kanker tulang pada Juni 2022.

Pada saat itu, dokter menduga bahwa pemicu kanker tulang yang dialami Hani ada kaitannya dengan insiden dirinya terjatuh dari sepeda motor pada 2014.

Hani mengaku, ia mulai merasa pegal dengan intensitas ringan setelah insiden kecelakaan pada 2014. Namun, hal ini bukanlah persoalan baginya.

"Saat (jatuh dari motor) itu tanpa luka dan tanpa memar," ujar Hani saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/10/2023).

Pegal makin parah saat punya anak

Hani menuturkan, rasa pegal yang ia rasakan semakin parah ketika melahirkan anak pada 2020. Pada saat itu, Hani mulai sering menggendong anaknya.

Namun, rasa pegal pada tangan kanan tersebut baru memuncak pada September 2021 ketika buah hati Hani genap berusia satu tahun.

"Sejak saat itu saya sudah ke beberapa dokter spesialis, spesialis penyakit dalam, spesialis tulang, dan dokter umum juga," ungkap Hani.

Namun, diagnosis dokter tidak menunjukkan adanya kanker tulang. Dokter mengatakan, Hani mengalami otot beku, lelah otot, dan myalgia atau nyeri otot.

"Jadi, saya tidak diberi tindakan apapun. Hanya diberi obat pereda sakit. Jadi, sejak saat itu saya tetap merasa mudah pegal yang sampai sakit tapi saya abaikan," imbuhnya.

Baca juga: Dampak Bahaya Kurang Tidur: Badan Mudah Sakit dan Risiko Kanker

Didiagnosis kanker tulang

Perjalanan Hani mencari tahu penyebab mengapa tangannya merasa pegal akhirnya terjawab pada 2022.

Awalnya tangan kanan Hani bengkak setelah diurut karena ia terus-menerus merasa pegal.

Pada Mei 2022, ia pergi ke rehabilitasi medik dan hasil USG menunjukkan otot tangan kanannya tidak tampak yang kemungkinan karena tertutup nanah.

Setelah itu, ia melakukan magnetic resonance imaging (MRI) pada Juni 2022 dan mendatangi dokter spesialis orthopedi sub onkologi.

"Saya melakukan biopsi dan dari hasil biopsi itu saya dinyatakan kanker tulang osteosarkoma," jelas Hani.

Hani menjelaskan, ia sudah menjalani kemoterapi sebanyak tiga kali dari Juli-September 2022.

Tak hanya itu, ia juga menjalani operasi rekonstruksi tulang, termasuk penggantian tulang dengan semen.

Baca juga: Benarkah Banyak Makan Ikan Menaikkan Risiko Kanker?

Penjelasan dokter

Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi RS FK Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Fajar Ivan Effendi, memberi penjelasan mengenai gejala kanker tulang yang berawal dari pegal-pegal seperti dialami Hani.

Fajar menyampaikan, kanker tulang seperti dialami Hani termasuk tumor ganas.

Ia menerangkan, pegal-pegal atau nyeri di sekitar tulang disebabkan oleh reaksi atau efek dari pertumbuhan kanker tulang itu sendiri.

"Untuk pegal-pegal atau nyeri karena penyebab lain agak sulit dibedakan. Namun, nyeri pada kanker tulang biasanya bertambah hebat saat malam hari," ujar Fajar kepada Kompas.com, Minggu.

Baca juga: 8 Manfaat dan Efek Samping Durian, Potensi Risiko Kanker Turun tetapi Tekanan Darah Naik

Macam-macam kanker tulang

Fajar menyampaikan, kanker pada tulang dibedakan menjadi dua jenis, yakni kanker tulang primer dan kanker tulang sekunder.

Ia menjelaskan, kanker tulang primer adalah keganasan yang dimulai di tulang itu sendiri.

Sementara, kanker tulang sekunder adalah keganasan yang dimulai dari organ lain dan telah menyebar ke tulang sehingga disebut sebagai metastasis tulang.

Baca juga: Buruknya Kualitas Udara di Jakarta, Penuaan Dini, dan Risiko Kanker...

Penyebab kanker tulang

Lebih lanjut, Fajar mengatakan bahwa penyebab kanker tulang sampai saat ini belum diketahui secara pasti.

Namun, pertumbuhan sel kanker tulang dapat diketahui dipengaruhi oleh mutasi gen tertentu.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kanker tulang.

Faktor pemicu dari kanker tulang adalah:

  • Pernah terpapar radiasi tinggi atau bahan radioaktif
  • Memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker tulang
  • Mengidap kelainan tulang, seperti paget disease.
  • Mengidap kelainan genetik.

Baca juga: Disebut Bahan Berisiko Kanker, BPOM Belum Larang Pemanis Buatan Aspartam karena Alasan Ini

Cara mencegah kanker tulang

Fajar menyampaikan, tidak ada pencegahan secara khusus karena penyebab kanker tulang belum diketahui secara pasti.

Kendati demikian, ia menyarankan orang untuk menerapkan perilaku hidup sehat dan waspada dengan faktor risiko yang ada.

Masyarakat juga disarankan untuk melakukan deteksi sedini mungkin agar terhindar dari risiko kanker tulang.

Sementara yang tidak kalah pentingnya adalah jangan memijat bagian tubuh yang baru saja terjatuh dengan keluhan muncul benjolan.

"Jangan tunda apabila merasakan gejala, jangan melakukan pemijatan pada pasien yang baru saja terjatuh dengan mengeluhkan benjolan atau pada individu dengan tanda dan gejala kanker tulang karena dapat memperparah kondisinya," tuturnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi