Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Potensi Kehidupan di Planet K2-18b, Dapatkah Dihuni Manusia?

Baca di App
Lihat Foto
nasa.gov
Ilustrasi eksoplanet k2-18b.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Teka-teki soal planet masa depan yang dapat dihuni umat manusia selain Bumi selalu menarik untuk dibahas.

Namun, upaya pencarian planet laik huni tidaklah mudah karena tempat tinggal manusia yang baru setidaknya harus memiliki air dan oksigen.

Salah satu planet yang digadang-gadang dapat ditinggali manusia adalah K2-18b, exoplanet yang ditemukan pada 2015 lalu.

Exoplanet sendiri adalah planet ekstrasurya, alias planet yang ada di luar tata surya Bima Sakti.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada 11 September 2023 lalu, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merilis laporan bahwa di planet tersebut ditemukan metana di atmosfernya.

Sebelumnya, ilmuwan juga menduga ada kandungan air di K2-18b walau belum bisa dipastikan sepenuhnya.

Baca juga: 10 Tempat Menakjubkan di Bumi yang Terlihat seperti di Planet Lain, Mana Saja?

Apa itu planet K2-18b?

Sebelum membahas sejauh apa K2-18b laik huni, perlu diketahui bahwa planet ini berjarak 111 tahun cahaya dari Bumi.

Dilansir dari National Geographic, planet tersebut disebut sebagai Super Earth dan berada di sistem bintang kerdil merah atau K2-18.

Ilmuwan mengatakan, K2-18b mengorbit di dalam zona bintang layak huni alias Goldilocks Zone.

Tak hanya itu, ilmuwan juga mendapati temuan bahwa jarak antara planet dengan bintang membuat K2-18b mendapat radiasi dalam jumlah yang sama dengan Bumi.

Kendati demikian, ilmuwan masih belum bisa menentukan secara pasti apakah K2-18b termasuk Super Earth atau Super Neptunus.

Baca juga: Adakah Hujan di Planet Lain?

Potensi kehidupan di K2-18b

Seperti yang dikatakan ilmuwan, K2-18b berada di zona bintang layak huni. Namun, perlu diperhitungkan pula seberapa cahaya yang diterima K2-18b untuk menentukan potensi kehidupan di planet itu.

Merujuk IFL Science, K2-18b mengorbit lebih dekat ke bintang induknya dibanding Bumi. Jaraknya sekitar 16 persen jarak Bumi ke Matahari.

Selain cahaya, hal lain yang perlu diperhitungkan adalah keluaran daya bintang atau jumlah energi yang dipancarkan bintang per detik.

K2-18b memancarkan daya sebesar 2,3 persen dari pancaran daya Matahari.

Bila menggunakan perhitungan geometri, dapat diketahui bahwa K2-18b menerima sekitar 1,22 kilowat (kW) tenaga surya per meter persegi.

Kondisi tersebut mirip dengan 1,36 kW cahaya yang diterima manusia di Bumi.

Baca juga: Mengenal 5 Planet Kerdil di Tata Surya, Apa Saja?

Tanda uap air di K2-18b

Soal zona laik huni, ilmuwan menemukan tanda uap air pada K2-18b menggunakan teleskop Hubble pada 2019.

Ilmuwan mengatakan, air dalam bentuk cair mungkin ada di permukaan K2-18b. Saat ini, mereka juga memperkirakan ada lautan besar di planet tersebut.

Selain itu, James Webb Space Telescope (JWST) juga mengidentifikasi karbon dioksida, metana, dan senyawa seperti dimetil sulfida (DMS) di atmosfer K2-18b.

Keberadaan DMS menarik untuk diperhatikan karena di Bumi senyawa ini diproduksi oleh ganggang.

Namun, belum diketahui secara pasti bagaimana DMS bisa diproduksi secara alami di K2-18b tanpa adanya kehidupan.

Baca juga: Astronom Temukan Planet Seukuran Bumi, Layak Huni?

Apakah ada kehidupan di K2-18b?

Kandungan air hingga DMS yang ditemukan di K2-18b mengindikasikan bahwa planet ini menjadi tempat yang tepat untuk menemukan kehidupan asing.

Namun, upaya untuk mencari kehidupan di sana tidak semudah yang dibayangkan.

Metode yang digunakan untuk mengetahui apa yang ada di atmosfer exoplanet melibatkan cahaya dari sumber yang berbeda (biasanya bintang atau galaksi) yang melewati tepi atmosfer yang kemudian bisa diamati oleh manusia.

Senyawa kimia apa pun akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu yang kemudian bisa diidentifikasi.

Baca juga: Apakah Fenomena Aurora Bisa Terjadi di Planet Lain? Berikut Penjelasannya

K2-18b mengandung karbon dioksida

Selain metana dan air, K2-18 b juga diperkirakan mengandung karbon dioksida, sebagaimana dilansir dari USA Today.

Ilmuwan mengatakan, ukuran K2-18b lebih besar dari Bumi namun ukurannya tidak melebihi Neptunus.

Selain itu, planet tersebut juga tidak seperti planet-planet lain yang ada di Tata Surya.

Karena tidak ada planet terdekat yang memiliki ukuran yang sama, ilmuwan mengatakan kondisi atmosfer K2-18b masih menjadi misteri bagi para astronom yang sedang mendiskusikan kondisi atmosfernya.

Dalam pencarian kehidupan di exoplanet, ilmuwan berfokus pada planet berbatu yang lebih kecil, kata Nikku Madhusudhan, astronom di University of Cambridge.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi