Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Asing Soroti Kondisi Kebakaran Hutan di Sumatera, Ini Katanya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA
Petugas BPBD melakukan proses pemadaman kebakaran di jalan lintas Palembang-Ogan Ilir yang dikepung karhutla.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Sumatera mendapatkan sorotan dari sjeumlah media asing. Mereka menyebutkan, karhutla sudah jadi masalah tahunan di Indonesia. 

Provinsi Sumatera Selatan menjadi salah satu daerah terdampak karhutla. Status wilayah tersebut bahkan rencananya ditingkatkan menjadi tanggap darurat dari siaga darurat karhutla.

Dikutip dari Kompas.com (26/9/2023), terdapat enam lokasi lahan yang terbakar di Sumatera Selatan.

Total 25 hektar lahan milik PT KS, lahan PT BKI seluas 60 hektar, lahan 30 hektar kepunyaan PT SAM, 1.000 hektar lahan PT RAJ , lahan 1.00 hektar milik PT WAJ, serta lahan seluas 1.200 hektar yang belum diketahui pemiliknya.

Kondisi karhutla yang terjadi di Sumatera juga mendapatkan sorotan dari sejumlah media asing. Mereka menyebut kebakaran ini tak hanya memengaruhi warga Indonesia tapi juga Malaysia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ramai soal Warung Mbok Yem Disebut Ikut Terbakar dalam Karhutla Gunung Lawu, Bagaimana Kondisinya?


Kata media asing soal karhutla di Sumatera

Berikut sejumlah isi pemberitaan media asing terhadap peristiwa kebakaran yang melanda Pulau Sumatera, Indonesia.

1. ABC News: 1,7 juta penduduk terdampak udara tak sehat

ABC News memberitakan karhutla Sumatera dalam tulisan berjudul "Indonesia's Sumatra Island Fire Causes Haze, Prompting Calls to Work from Home".

Media Australia ini menyebutkan, terdapat lebih dari 300 kejadian karhutla di Sumatera. Kebakaran ini terjadi di 316 titik seluruh Provinsi Sumatera Selatan.

Peristiwa kebakaran juga menyebabkan kondisi udara tidak sehat bagi 1,7 juta penduduk di wilayah tersebut.

Media ini juga menyoroti usaha pejabat pemerintah yang meminta masyarakat bekerja dari rumah. Sementara sekolah meminta siswanya menghadiri kelas secara daring.

Pihak militer, polisi, dan pemerintah daerah bekerja sama untuk memadamkan api. Namun, upaya pemadaman terhambat cuaca yang sangat kering.

2. Kebakaran hutan sudah jadi masalah tahunan

Fox News memberitakan peristiwa karhutla di Sumatera dalam artikel "Fires on Indonesia's Sumatra Island Cause Smoky Haze, Prompting Calls for People to Work from Home".

Media asal Amerika Serikat itu mengatakan, kebakaran hutan dan lahan gambut sebagai masalah tahunan di Indonesia.

Peristiwa ini bahkan disebut mempengaruhi  hubungan Indonesia dengan negara tetangga.

Hal tersebut terjadi karena asap kebakaran di Indonesia menyebar hingga Singapura, Malaysia, dan Thailand bagian selatan. Warga di sejumlah negara tetangga mengatakan mereka merasakan asap kebakaran di Indonesia sejak pekan lalu.

Baca juga: Ancaman Kemarau Panjang 2023 dan Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan

3. Perselisihan Indonesia dan Malaysia

Hindustan Times memberitakan kebakaran di Sumatera dalam berita "These Two South Asian Countries are at Loggerheads. Reason: Poor Air Quality".

Media asal India ini mengatakan karhutla di Sumatera menyebabkan perselisihan antara Indonesia dan Malaysia.

Pejabat Kuala Lumpur mengatakan kebakaran di Sumatera dan Kalimantan memperburuk kualitas udara di negaranya. Namun, hal itu dibantah oleh pejabat Indonesia.

Media ini juga memberitakan citra satelit menunjukkan 52 titik kebakaran hutan di Sumatera dan 264 titik di Kalimantan. Kondisi ini membuat kebakaran pada 2023 dikatakan sebagai yang terparah sejak 2019.

Baca juga: Puncak Musim Kemarau, Karhutla, dan Wilayah yang Berpotensi Alami Kekeringan...

4. Protes pemerintah Malaysia

Al Mayadeen English memberitakan karhutla Sumatera dalam berita berjudul "Malaysia Blames Indonesian Fires for Haze, Poor Air Quality".

Diberitakan media asal Arab ini, Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Hidup Malaysia Wan Abdul Latiff Wan Jaffar menekankan kebakaran tersebut mencemari udara di pantai barat Malaysia dan wilayah Sarawak.

Kebakaran yang terjadi di wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan juga disebut menyebabkan kabut asap melintasi batas negara hingga ke Malaysia. Akibatnya, kualitas udara di Malaysia menjadi tambah buruk.

5. Kondisi udara Malaysia dan Singapura akibat karhutla di Sumatera

The Straits Times merilis artikel "Malaysia Says Unhealthy Levels of Haze Caused by Fires in Indonesia" yang membahas karhutla di Sumatera.

Media asal Singapura ini mendeskripsikan kondisi Malaysia yang disebut terkena dampak dari karhutla Sumatera. Ini terjadi karena asap dari Sumatera tertiup ke arah barat laut menuju Malaysia akibat angin kencang.

Wilayah Kuala Lumpur, Putrajaya, dan Negeri Sembilan dikabarkan mengalami kabut asap. Sementara Cheras, Batu Muda, dan Petaling Jaya termasuk wilayah dengan Indeks Pencemar Udara (API) paling buruk.

Meski begitu, Singapura diperkirakan tidak terkena dampak karhutla karena kondisi arah tiupan angin. Namun, masyarakat di sana tetap harus memeriksa kualitas udara sebelum beraktivitas di luar ruangan.

Baca juga: Kata Media Malaysia soal Lagu Helo Kuala Lumpur yang Plagiat

6. Indonesia tolak jadi penyebab kondisi udara buruk di negara tetangga

VOA News menuliskan kejadian karhutla di Sumatera dengan judul berita "Indonesia Denies Smog from Forest Fires Drifted to Malaysia".

Media yang berpusat di AS ini menyebut, Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) Indonesia membantah tuduhan karhutla Sumatera dan Kalimantan memengaruhi kualitas udara di Malaysia.

KLHK belum mendeteksi perpindahan kabut asap dari Indonesia ke negara tetangga. Pihak KHLK lebih fokus memadamkan kebakaran menggunakan bom air dari helikopter.

Sementara itu, Malaysia dikabarkan belum mengajukan keluhan diplomatik mengenai kabut asap tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi