Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Vs Menag Yaqut, Berawal dari Singgung Pemimpin Bermulut Manis

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Regi Pratasyah
Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/10/2023).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Hubungan antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dinilai sedang memanas.

Hal itu setelah PKB mengancam akan mendisiplinkan Menag Yaqut terkait pernyataannya yang menyebutkan agar tidak salah memilih pemimpin. 

Dikutip dari website resmi PKB (27/8/2019), Yaqut Cholil Qoumas sebelumnya dipercaya Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan DPP PKB Periode 2019-2024.

Pernyataan Yaqut yang membuat PKB bereaksi diucapkan saat menghadiri acara doa bersama umat Buddha "Wahana Nagara Rahaja" di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah pada Jumat (29/9/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan soal pemimpin bermulut manis

Dalam acara tersebut, Yaqut mengingatkan para agar tidak salah memilih pemimpin.

Pihaknya mengatakan, memilih pemimpin harus melihat rekam jejaknya, tak boleh hanya berdasarkan wajah tampan dan tutur kata manis.

"Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih. Jangan asal begitu, harus dilihat dulu track record-nya. Track record-nya bagus, syukur mukanya ganteng, syukur bicaranya manis, itu dipilih," kata Yaqut, dikutip dari tayangan Kompas TV (2/10/2023).

Kendati demikian, Yaqut tak menyebut secara khusus sosok yang dimaksud dalam pernyataannya itu.

Baca juga: PKB Ingin Disiplinkan Menag Gara-gara Ucapannya, Gus Yaqut: Ya Monggo

PKB anggap omongan buzzer

Menanggapi pernyataan Yaqut, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mempertanyakan alasan Yaqut melontarkan pernyataan tersebut.

Sebab menurut Jazilul pernyataan tersebut bernada provokasi dan menganggap Yaqut layaknya seorang buzzer dan pernyataan yang tidak perlu. 

"Buang-buang statement menurut saya, omongan yang enggak perlu. Ini kan omongan pinggir jalan, omongan buzzer, omongan provokator yang seperti itu," kata Jazil, dikutip dari Tribun News (2/10/2023).

Terkait hal itu, Jazilul meminta agar Menag Yaqut berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan.

Apalagi, Presiden Joko Widodo belakangan kerap menyuarakan ajakan untuk berpolitik secara damai dan sejuk.

"Presiden sudah bolak balik bilang jaga persatuan, jangan ada politik pecah belah," ujarnya.

Baca juga: Survei LSI Denny JA: Pemilih PKB Masih Lebih Banyak ke Prabowo meski Cak Imin Cawapres Anies

PKB ancam disiplinkan Yaqut

Tak hanya itu, Jazil mengaku pihaknya juga telah menyiapkan sanksi pendisiplinan kepada Menag Yaqut atas pernyataan tersebut.

Namun, pihaknya tak menjelaskan secara rinci mengenai sanksi pendisiplinan yang akan diberikan PKB kepada Yaqut.

"Kami serahkan ke mekanisme internal organisasi saya yakin cepat atau lambat itu sudah ada pendisiplinan kok. Jadi enggak usah khawatir," kata dia.

Menag Yaqut tak akan cabut pernyataannya

Menanggapi ancaman sanksi itu, Menag Yaqut memastikan tak akan mencabut pernyataan tersebut.

Sebab menurut Yaqut, publik harus memilih pemimpin dengan cara yang rasional, bukan sekadar melihat penampilan fisik.

Oleh karena itu, Yaqut menegaskan bahwa track record calon pemimpin penting untuk diperhatikan.

"Ya untuk apa mencabut omongan saya yang menyarankan kepada publik agar melihat track record calon pemimpin agar jangan hanya terpesona dengan (wajah ganteng dan) janji-janji dengan mulut manis. Mencabut (pernyataan) itu saya tidak mau," kata Yaqut, dikutip dari Kompas.com (2/10/2023).

Pihaknya juga menyatakan kesiapannya jika nantinya akan dipanggil oleh PKB.

(Sumber: Kompas.com/Adhyasta Dirgantara, Regi Pratasyah Vasudewa | Editor: Icha Rastika, Sabrina Asril)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi