Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokumenter Tragedi Halloween Itaewon Segera Tayang, Ini Kronologi Festival yang Tewaskan 159 Orang

Baca di App
Lihat Foto
AFP/JUNG YEON-JE
Pengunjung, polisi, dan paramedis berkumpul di lokasi tragedi Halloween Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022) dini hari. Puluhan orang mengalami gagal jantung setelah berhimpitan di gang sempit untuk merayakan Halloween. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul pada Minggu (30/10/2022) pagi, mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam tragedi Halloween Itaewon.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Dokumenter tragedi festival Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan yang merenggut ratusan nyawa pemuda akan tayang perdana pada 17 Oktober 2023.

Tayang di layanan streaming Paramount Plus, dokumenter dengan judul Crush ini akan tersaji dalam dua bagian.

Diberitakan Korea Joongang Daily, Selasa (3/10/2023), Perception PR, agensi serial tersebut menyampaikan bahwa dokumenter berpusat pada kisah malam perayaan Halloween yang berubah menjadi mimpi buruk.

Diproduksi oleh Jeff Zimbalist dan Stu Schreiberg, serial akan menampilkan cerita korban selamat dan para saksi yang berada di tempat kejadian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan hanya itu, dalam tayangan yang sama, turut menampilkan keluarga korban yang masih menuntut penyelidikan menyeluruh, serta tanggapan pemerintah.

Lantas, seperti apa kronologi festival Halloween Itaewon yang menewaskan ratusan orang tersebut?

Baca juga: Kronologi Tragedi Halloween Itaewon di Korea Selatan, 149 Orang Tewas


Kronologi tragedi pesta Halloween Itaewon

Festival Halloween Itaewon pada Sabtu (29/10/2022) malam merupakan acara perayaan Halloween perdana tanpa masker setelah tiga tahun terjebak pandemi Covid-19.

Diberitakan Reuters, Minggu (30/10/2022),  dengan ekspektasi lebih dari 100.000 pengunjung, Itaewon mengirim lebih dari 200 petugas untuk kurun waktu 28-31 Oktober 2022.

Petugas kepolisian tersebut semula diterjunkan untuk mencegah kejahatan, seperti pembuatan film ilegal, pelecehan, dan kejahatan narkotika.

Namun, dikutip dari Koreaboo, Minggu (30/10/2022), di sebuah gang sempit di sebelah landmark Hotel Hamilton, pengunjung Itaewon tiba-tiba berdesakan dan mulai berjatuhan.

Situasi tak terkendali di gang ini semakin meningkat, mengingat lebar gang yang dilaporkan hanya sekitar empat meter dengan posisi sedikit miring atau menanjak.

Para pengunjung pun terperangkap di antara kerumunan yang keluar dari hotel dan kerumunan dari pintu keluar 1 dan 2 stasiun kereta bawah tanah Itaewon.

Beberapa orang dengan mayoritas remaja dan dewasa muda malam itu menunjukkan tanda-tanda mati lemas dan serangan jantung.

Di sisi lain, sekitar pukul 22.15-22.22 waktu setempat, Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan menerima rentetan setidaknya 81 panggilan yang melaporkan kesulitan bernapas.

"Sejumlah orang jatuh selama festival Halloween, dan kami memiliki banyak korban," ujar Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan, Choi Sung-beom.

Menurut Choi, korban malam itu didominasi oleh wanita berusia 20 tahunan.

Baca juga: Kengerian Tragedi Halloween Itaewon: Orang-orang Jatuh seperti Domino hingga Saling Tumpuk

Kerumunan tak biasa di gang sempit

Masih dari Reuters, saksi mata bernama Moon Ju-young (21) menggambarkan kekacauan beberapa saat sebelum massa pengunjung menyerbu.

Menurut dia, sebelum insiden, kondisi di gang sempit Itaewon telah menunjukkan tanda-tanda kerumunan tak biasa.

"Setidaknya 10 kali lebih ramai dari biasanya," kata dia.

Menilik rekaman yang menyebar di media sosial, tampak ratusan orang memadati gang sempit dan miring tersebut.

Sebagian orang tidak dapat bergerak, sementara petugas darurat dan polisi mencoba menarik mereka untuk keluar.

Petugas pemadam kebakaran dan saksi mata mengatakan, orang-orang terus berduyun-duyun memadati gang sempit yang sudah penuh sesak.

Saat orang-orang di atas jalan miring itu jatuh dan terguling, sekelompok orang di bawahnya ikut jatuh dan mengenai orang lain hingga memicu efek domino.

Choi menuturkan, semua korban tewas kemungkinan besar akibat insiden yang terjadi di gang sempit tersebut.

Baca juga: Polisi Akui Gagal Antisipasi Tragedi Itaewon hingga 156 Orang Tewas

159 orang tewas karena mati lemas

Dikutip dari New York Times, Jumat (13/1/2023), jumlah korban tewas secara resmi tercatat mencapai 159 orang, dengan 26 di antaranya merupakan warga negara asing.

Seorang remaja yang selamat dari insiden ini tetapi meninggal karena bunuh diri pada Desember lalu juga diakui oleh pemerintah sebagai korban.

Menurut penyelidikan, sebagian besar meninggal karena mati lemas dan kerusakan otak yang disebabkan kekurangan oksigen.

Namun, investigasi pemerintah tidak memberikan perincian signifikan selain apa yang telah dilaporkan mengenai tragedi tersebut.

Selama bertahun-tahun, pihak berwenang telah mengetahui bahwa kawasan Itaewon akan penuh dengan kerumunan selama akhir pekan Halloween, minggu terakhir Oktober.

Lingkungan ini terkenal dengan bar dan restorannya, serta sangat populer di kalangan anak muda Korea Selatan dan warga asing yang tinggal di Seoul.

Pada Oktober 2022, para pejabat di Kantor Distrik Yongsan serta kepolisian dan pemadam kebakaran membahas perayaan Halloween yang akan datang di daerah tersebut.

Namun, mereka tidak membuat rencana untuk mengendalikan massa, meski dokumen internal memperingatkan adanya potensi kecelakaan.

Pada hari terjadinya bencana, masyarakat mulai menelepon hotline polisi sejak pukul 18.34, dan melaporkan adanya hambatan, kerumunan tak terkendali, serta ketakutan akan tergencet hingga tewas.

Sayangnya, panggilan-panggilan bernada panik tersebut tak langsung mendapat tanggapan dari petugas setempat.

Baca juga: Momen Puan Sambangi Lokasi Tragedi Itaewon di Korsel, Warganet Pertanyakan soal Kanjuruhan

Petugas keamanan dianggap lalai

Sementara itu, di hari yang sama, sekitar 4.700 petugas kepolisian dengan keahlian pengendalian massa tengah ditempatkan di sepanjang jalan dari pusat kota Seoul ke kantor presiden.

Mereka ditugaskan untuk memantau pengunjuk rasa anti-pemerintah, yang berlokasi kurang dari satu mil atau sekitar 1,6 kilometer dari Itaewon.

Kendati demikian, tak satu pun dari petugas dikirim ke Itaewon untuk mencegah kerumunan di malam pesta Halloween.

Kepala Penyelidik kasus ini, Son Jehan mengatakan, pihak berwenang baru mulai menyelamatkan korban di Itaewon pada pukul 22.31 waktu setempat.

Sementara itu, tim penyelidik setidaknya meminta jaksa penuntut untuk mendakwa 23 orang, sekitar setengahnya adalah petugas polisi.

Sebagian besar petugas dituduh berkontribusi terhadap kematian massal ini karena kelalaian dalam menjalankan tugas resmi atau mencoba menghancurkan dokumen resmi yang mungkin berisi bukti kriminal.

"Mereka tahu bahwa jika banyak orang berkumpul di sana, hal itu dapat menyebabkan kecelakaan keselamatan," kata Son Jehan dalam jumpa pers, Jumat (13/1/2023).

"Tetapi polisi, kantor lingkungan setempat, pemadam kebakaran, otoritas kereta bawah tanah dan lembaga-lembaga lain yang secara hukum bertanggung jawab mencegah bencana tidak melakukan tindakan pencegahan atau persiapan mereka tidak memadai," lanjutnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi