Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Penembakan Massal di Siam Paragon, Pelaku Remaja Diduga Alami Gangguan Mental

Baca di App
Lihat Foto
AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
Ambulans dan mobil polisi tiba di Mal Siam Paragon, Bangkok, Selasa (3/10/2023) setelah terjadi penembakan yang melukai sedikitnya tiga korban. Ratusan orang lari menyelamatkan diri.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Insiden penembakan massal terjadi di Mal Siam Paragon, Bangkok, Thailand pada Selasa (3/10/2023) sekitar pukul 16.20 waktu setempat.

Dilansir dari BBC, dua orang tewas akibat penembakan tersebut. Sementara 5 lainnya mengalami luka-luka.

Korban yang tewas merupakan warga China dan Myanmar.

Mal Siam Paragon merupakan salah satu pusat perbelanjaan utama yang berlokasi di ibu kota dan populer di kalangan penduduk lokal maupun turis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asisten komisaris jenderal Kepolisian Kerajaan Thailand Jenderal Polisi Samran Nualma mengatakan telah menangkap tersangka.

Baca juga: Kronologi Penembakan di Kantor MUI Pusat, Terduga Pelaku Mengaku sebagai Nabi, Ingin Bertemu Pimpinan

Baca juga: Kronologi Pembunuhan Brigadir J, Kapolri: Penembakan atas Perintah Ferdy Sambo

Fakta penembakan di Siam Paragon

Berikut Kompas.com merangkum insiden penembakan di mal Siam Paragon pada Selasa (3/10/202):

1. Terjadi dalam hitungan menit

Salah satu pengujung mal, Shir Yahav (26) menceritakan bahwa kejadian penembakan di Siam Paragon itu hanya terjadi dalam hitungan menit dan membuat suasana menjadi kacau.

Para pengunjung mal berlari mencari tempat yang dianggap mereka aman.

"Kami mengikuti mereka dan kemudian mendengar beberapa tembakan, sekitar enam atau tujuh tembakan," kata dia, dilansir dari CNN.

Tak hanya pengunjung, para karyawan di mal tersebut juga berhamburan mencari selamat dengan bersembunyi di dalam toilet.

Baca juga: Fakta Penembakan Shinzo Abe, Identitas Pelaku hingga Motifnya

2. Pelaku remaja usia 14 tahun

Media Thailand mengatakan bahwa tersangka adalah remaja berusia 14 tahun.

Pihak kepolisian mengatakan, tersangka menggunakan senjata pistol yang dirancang untuk hanya menembakkan peluru hampa, tetapi telah dimodifikasi untuk menggunakan peluru.

Belum diketahui darimana tersangka mendapat senjata tersebut.

Dikutip dari Sky News, polisi hanya mengkonfirmasi bahwa tersangka masih di bawah umur.

Tersangka ditangkap di sudut Hotel Siam Kempinski pada Selasa (3/10/2023) sekitar pukul 17.10 waktu setempat. Pelaku menyerah tanpa perlawanan.

Dia merupakan siswa yang bersekolah tak jauh dari mal. Pihak sekolah, The Essence, mengonfirmasi bahwa tersangka adalah seorang muridnya.

Pihak sekolah mengaku akan bekerja sama dengan polisi untuk mengusut insiden tersebut.

Baca juga: Teror Penembakan di Selandia Baru Jelang Pembukaan Piala Dunia Wanita 2023...

3. Pelaku diduga alami gangguan mental

Jenderal Polisi Thailand Torsak Sukvimol mengungkapkan bahwa pelaku memiliki masalah mental.

"Dia memiliki masalah mental, dan dia menerima perawatan di Rumah Sakit Rajvithee," kata dia, dilansir dari CNN.

Pihak kepolisian mengatakan, tersangka memiliki masalah pribadi. Namun, petugas tidak berbicara lebih banyak lantaran pelaku masih berusia muda.

4. Pemerintah Thailand sampaikan bela sungkawa

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin menyampaikan belasungkawa terdalam kepada para keluarga korban akibat penembakan tersebut.

"Saya ingin menawarkan dukungan saya kepada keluarga korban yang meninggal dan semua yang terluka," tulisnya di media sosial X, dulunya Twitter.

Sementara itu, juru bicara Siam Paragon juga menyatakan belasungkawa kepada korban.

Baca juga: Kasus Polisi Tembak Polisi: Bripda IDF Tewas Diduga Ditembak Dua Rekannya

5. Kepemilikan sejata api tinggi

Diketahui, kepemilikan senjata api di Thailand termasuk tertinggi dibandingkan jika dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Data 2017 dari Survei Senjata Api Kecil (SAS) yang berbasis di Swiss menunjukkan, lebih dari 10,3 juta warga sipil di Thailand memiliki senjata api.

Dengan kata lain, sekitar 15 senjata api untuk setiap 100 orang. Dan sekitar 6,2 juta senjata api tersebut terdaftar secara legal.

Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di basis data Global Burden of Disease 2019 milik Universitas Washington menyebutkan, Thailand mencatat angka pembunuhan dengan senjata api tertinggi kedua setelah Filipina di kawasan Asia Tenggara.

Kendati demikian, penembakan massal di negara tersebut jarang terjadi.

Sebelumnya, pada Oktober 2022. Saat itu, setidaknya 36 orang tewas dalam serangan senjata dan pisau di sebuah pusat penitipan anak di timur laut Thailand.

Baca juga: YouTuber Asal Spanyol Bunuh dan Mutilasi Temannya di Thailand, Apa Penyebabnya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi