Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai di Media Sosial, Benarkah Gen Z Malas Bekerja?

Baca di App
Lihat Foto
Apptus
Ilustrasi generasi Z
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Unggahan perihal generasi Z (gen Z) yang dinilai memiliki etos kerja lebih rendah dan dianggap malas bekerja baru-baru ini ramai di media sosial X (Twitter).

Ada yang menilai gen Z lebih malas apabila dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Pro kontra terkait hal di atas ramai menjadi perdebatan warganet.

Berikut sejumlah perdebatan terkait gen Z di media sosial tersebut:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bnrn relate sm kata bang @oza******** gen z ini lembek bgt klo kerja. Jgnkan kerja bang, tmn2 gue msh pada magang aja ngeluh mulu pada pake koyo di jidat, bolak-balik rs dan blg 'katanya gue gabs dah kerja kantoran'," tulis akun @kin*******, Selasa (3/10/2023).

Sayangnya, dari pantauan Kompas.com, Rabu (4/10/2023), twit tersebut telah dihapus oleh pengunggah.

Baca juga: Putri Ariani dan Mario Dandy, Dua Wajah Berbeda Gen Z

"Gw sebagai milenial malah lebih suka anak buah gen z, soalnya direct dan tau apa yg dimau, ga plintat plintut unggah ungguh k***** kuda," ucap warganet @str***********.

Perlu diketahui, gen Z adalah mereka yang lahir pada 1997-2012 atau berusia antara 11-26 tahun pada 2023.

Sementara gen Y atau Milenial merupakan kelahiran 1981-1996 dan berusia antara 27-42 tahun pada 2021.

Baca juga: Lagi Digemari Gen-Z di AS, Apa Itu Ponsel Fitur?

Lantas, benarkah gen Z memiliki sifat malas bekerja?

Baca juga: Mengenal Ponsel Fitur yang Lagi Tren Dipakai Gen-Z di Amerika

Penjelasan pengamat

Konsultan karier dan pencetus platform Jurusanku, Ina Liem mengatakan bahwa anggapan gen Z malas di dunia kerja mulanya dirasakan oleh pimpinan perusahaan.

"(Mereka) merasakan hal yang sama saat merekrut gen Z dibanding saat mereka merekrut gen sebelumnya. Merekalah yang bisa melihat perbedaannya," kata Ina saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/10/2023).

Namun, Ina menggarisbawahi bahwa anggapan ini tidak berkaitan dengan data.

"Mungkin perlu kita kasih disclaimer dulu ya, berhubung kemampuan berpikir pembaca kita tidak semua memiliki HOTS (high order thinking skills), tidak semua mampu bicara data. Kalau dibilang gen Z, tentunya tidak setiap individu di kelompok ini semua malas," jelas dia.

Baca juga: Putri Ariani dan Mario Dandy, Dua Wajah Berbeda Gen Z

Penyebab gen Z dinilai malas bekerja

Menurut Ina, sikap gen Z di dunia pekerjaan tidak lepas dari kemajuan teknologi saat ini.

"Yang pertama, gen Z ini korban dari perkembangan teknologi yang memudahkan hidup manusia, Kedua, mereka korban pola asuh yang salah," jelas dia.

Ina menjelaskan bahwa kemajuan teknologi membuat gen Z cepat dan mudah mendapatkan sesuatu alias instan.

"Jadi gen Z lahir di zaman mereka bisa mendapatkan sesuatu tanpa proses dan perjuangan panjang. Contoh, saat lapar malam hari, tinggal pencet tombol makanan datang depan pintu. Gen sebelumnya kalau lapar harus berjuang dulu masak, atau bikin kue kan butuh waktu, butuh perjuangan. Jadi bisa dipahami dalam hal kegigihan kalah dengan gen terdahulu," terang Ina.

Meskipun begitu, sikap gen Z malas bekerja itu dapat diperbaiki melalui pelatihan. Namun, keberhasilannya bergantung pada individu masing-masing.

"Tergantung mereka punya fixed mindset atau growth mindset dan bersedia untuk dididik di dunia kerja. Paling efektif sebetulnya pelatihan ala militer," kata Ina.

Baca juga: Mengenal Ponsel Fitur yang Lagi Tren Dipakai Gen-Z di Amerika

Peran keluarga dan lembaga pendidikan

Di sisi lain, keluarga dan lembaga pendidikan juga memiliki peran cukup besar untuk mencegah perilaku gen Z tersebut.

"Orangtua dan guru di sekolah harusnya sudah antisipasi dan tidak malah memudahkan hidup mereka," kata Ina.

Selain itu, Ina mengatakan, banyak anak mendapat nilai bagus bukan karena perjuangan tapi karena orangtua yang protes. Sehingga daya juang generasi Z menjadi berkurang.

"Bahkan banyak orangtua yang ’beli’ kursi atau bangku sekolah dan universitas. Anak tidak perlu berjuang, duduk aja, toh ada orangtuanya yang akan membantu mencapai targetnya," imbuh Ina.

Baca juga: Mengapa Generasi Z Begitu Rapuh?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi