Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Ukuran Otak Kucing Menyusut dalam 10.000 Tahun, Apa Sebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/chie hidaka
Ilustrasi ukuran otak kucing domestik lebih kecil daripada nenek moyangnya.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Lini masa media sosial X (dulu Twitter) ramai membahas ukuran otak kucing yang lebih kecil daripada nenek moyangnya.

Topik tersebut pertama kali diunggah oleh akun @ShouldHaveCat, Rabu (4/10/2023) petang.

Tampak dalam unggahan, sebuah tangkapan layar pemberitaan dengan judul "Study Confirms Suspicions That Cat Brains Are Smaller Than They Used To Be".

Jika diterjemahkan, unggahan menyebut bahwa studi telah mengonfirmasi kecurigaan terkait otak kucing yang lebih kecil dari sebelumnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Kamis (5/10/2023) pagi, unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 3,1 juta kali, disukai 82.300 pengguna, dan diunggah ulang oleh lebih dari 5.400 warganet X.

Lantas, bagaimana hasil penelitian tersebut?

Baca juga: 3 Jenis Kucing Domestik Liar, Ada yang Tidak Bisa Dijinakkan


Ukuran otak kucing domestik lebih kecil

Studi ukuran otak kucing seperti pada unggahan dipublikasikan dalam Royal Society Open Science pada 26 Januari 2022.

Dilansir dari Science Alert, Rabu (26/1/2022), ukuran otak kucing disebutkan semakin menyusut seiring domestikasi atau penjinakan hewan ini selama 10.000 tahun terakhir.

Kondisi tersebut dapat menjadi gambaran bagaimana hewan beradaptasi saat mulai menjadi peliharaan manusia.

Studi diawali dengan membandingkan volume tengkorak yang menjadi indikator ukuran otak, antara kucing domestik (Felis catus) dan kucing liar dari Eropa serta Afrika.

Tim peneliti mengukur total 103 tengkorak dari koleksi Museum Nasional Skotlandia.

Meski sama-sama nenek moyang, kucing liar Afrika (Felis lybica) secara genetis lebih dekat dengan kucing domestik daripada kucing liar Eropa (Felis silvestris).

Metodologi penelitian

Untuk mengukur volume tengkorak, tim mengisi setiap tengkorak dengan manik-manik kaca berukuran satu milimeter.

Kemudian, tim peneliti mulai menimbang berapa banyak yang dapat ditampung setiap tengkorak.

Hasilnya, kucing rumahan modern atau kucing domestik memiliki volume tengkorak lebih kecil dibandingkan kucing liar Afrika.

Namun, kedua spesies tersebut memiliki tengkorak yang jauh lebih kecil dibandingkan kucing liar Eropa.

Dikutip dari Smithsonian Magazine, Rabu (9/2/2022), tim peneliti juga mengukur volume tengkorak kucing domestik yang dikawinkan dengan kucing liar Eropa.

Ditemukan, spesies tersebut memiliki ukuran otak di tengah-tengah volume tengkorak kedua induknya.

"Ukuran otak yang berkurang adalah salah satu ciri yang paling konsisten, tapi sulit dijelaskan, yang terlihat pada hewan peliharaan dibandingkan nenek moyang mereka yang liar," kata penulis studi Raffaela Lesch, yang mempelajari kedokteran hewan di Universitas Wina, Austria.

Baca juga: Kucing Norwegian Forest Disebut Ras Paling Beda karena Menyukai Hujan, Benarkah?

Diduga karena sel puncak saraf

Dugaan peneliti, salah satu alasan menyusutnya ukuran otak dan ciri-ciri fisik kucing lain berkaitan dengan neural crest cell, seperti dalam penelitian pada 2014.

Disebutkan, Neural crest cell atau sel puncak saraf adalah salah satu sel awal pada embrio hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berperan penting dalam keberlangsungan hidup.

Sel-sel ini memunculkan sifat yang berbeda pada hewan, seperti pigmen kulit dan bulu, rahang, telinga, serta kelenjar adrenal yang merupakan pusat respons lari atau melawan.

Menurut penelitian pada 2014, defisit atau berkurangnya sel puncak saraf dapat menyebabkan bercak bulu putih, telinga terkulai, dan fitur wajah bayi, seperti hidung kecil.

Defisit sel puncak saraf juga disebut menghasilkan ukuran tengkorak lebih kecil dan panjang moncong yang lebih pendek.

Namun, saat Lesch dan timnya mengukur panjang moncong kucing, mereka tidak menemukan bahwa kucing peliharaan saat ini memiliki moncong lebih kecil daripada nenek moyang.

Sebaliknya, dugaan lebih akurat mengenai faktor yang memengaruhi panjang moncong adalah ukuran tubuh individu kucing dan bukan proses domestikasi.

"Mungkin ada beberapa alasan yang menyebabkan kurangnya pemendekan moncong," jelas peneliti dalam studi terbaru.

Selain ukuran moncong, tim peneliti juga memeriksa ukuran langit-langit mulut kucing. Kendati demikian, masih belum ada perubahan signifikan antara kucing liar dan domestik.

Tim peneliti pun mengatakan, masih perlu lebih banyak data spesies yang dikumpulkan dan diteliti untuk memahami dampak domestikasi kucing sepenuhnya.

"Kita harus selalu mengakui bahwa kita membandingkan populasi hewan liar yang hidup saat ini dengan hewan peliharaan, dan bukan populasi nenek moyang yang sebenarnya," jelas para peneliti.

"Hal ini akan selalu menjadi faktor yang membuat rancu karena kita jarang memiliki akses terhadap populasi purba yang menghasilkan hewan peliharaan kita," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi