Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Gagalnya Timnas Bulu Tangkis Indonesia di Asian Games 2022

Baca di App
Lihat Foto
M BAGAS/BOLASPORT.COM
Legenda bulu tangkis nasional, Christian Hadinata, berbicara dalam Forum Diskusi BOLA tentang Piala Thomas 2018 di Kantor Tabloid BOLA, Palmerah, Jakarta, Rabu (9/5/2018).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Tim nasional (timnas) bulu tangkis Indonesia gagal meraih medali di ajang Asian Games 2022 Hangzhou.

Kegagalan ini menjadi catatan terburuk karena untuk pertama kalinya timnas bulu tangkis tidak mendapatkan medali di Asian Games sejak 1962.

Wakil Indonesia hanya bisa bertahan hingga babak perempat final di nomor beregu putra, ganda putra, tunggal putra, dan tunggal putri.

Tim beregu putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Anthony Sinisuka Ginting, dan Gregoria Mariska Tunjung gagal memenuhi target tiga medali emas pada Asian Games 2022.

Baca juga: Capaian Medali Bulu Tangkis Timnas Indonesia di Asian Games, Rekor Terhenti di 2022

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa yang terjadi?


Baca juga: Indonesia Open 2023 Jadi Pertandingan Bulu Tangkis Terakhir di Istora, Benarkah?

Penyebab kegagalan timnas bulu tangkis

Legenda bulu tangkis Indonesia di di era 1970 hingga 1980-an, Christian Hadinata ikut mengomentari kegagalan timnas Indonesia di ajang Asian Games 2022 tersebut.

Menurutnya, suatu olahraga memiliki masa pasang dan surut. Saat ini, prestasi para atlet bulu tangkis sedang mengalami penurunan.

"Kalau ditelusuri sebabnya (kegagalan), lebih pada kepercayaan diri para atlet. (Karena itu) harus mengembalikan kepercayaan diri para atlet. Faktor itu paling penting," ungkapnya kepada Kompas.com, Sabtu (7/10/2023).

Christian menilai, para atlet bulu tangkis Indonesia di pertandingan sebelumnya memiliki kepercayaan diri saat melawan wakil negara lain. Karena itu, mereka mendominasi kejuaraan dan lebih mudah menang.

Baca juga: Dipaksa Mundur dari All England 2021, Ini Cerita Para Atlet Bulu Tangkis Indonesia

Namun belakangan, lawan-lawannya berusaha memperbaiki situasi dan membalas kekalahan tersebut. Kondisi ini mengagetkan dan menggoyahkan atlet Indonesia, terutama pada situasi pertandingan yang kritis.

"Ini yang harus diantisipasi oleh para atlet Indonesia karena sekarang keadaannya berbalik. Lawan-lawan lebih punya kepercayaan diri yang kuat menghadapi anak-anak kita," lanjut dia.

Menurut Christian, jam terbang dan kemampuan pebulu tangkis Indonesia tidak menjadi penyebab kegagalan ini. Mereka bahkan pernah menang dari lawan-lawan yang mengalahkan mereka di Asian Games 2022.

"Mental itu sangat penting dalam pertandingan papan atas. Ibaratnya perang mental, yang lebih siap lebih mungkin menang," imbuh dia.

Baca juga: Pesan Christian Hadinata untuk Greysia/Apriyani: Main Lepas Saja

Apa yang harus dilakukan atlet dan PBSI?

Lebih lanjut, Christian menilai para pemain dan pelatih bulu tangkis mengetahui bahwa mereka kepercayaan diri dan mental yang kuat selama pertandingan. Namun, situasi dapat membuat faktor-faktor nonteknis tersebut terganggu.

"Saya rasa perlu juga psikolog dan motivator untuk bisa kembali menguatkan hal-hal nonteknis (seperti mental) bagi anak-anak kita," ujar dia.

Dia menilai, pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) telah berusaha memberikan fasilitas penunjang bagi para atlet, seperti pakar psikologis, fisik, dan medis.

Oleh karena itu, para pebulu tangkis dibantu pelatihnya perlu mengimplementasikan hal-hal tersebut menjadi prestasi di lapangan.

"Fasilitas itu di luar lapangan, lakonnya itu atlet. Hanya atlet yang paling mengetahui dirinya dalam menghadapi situasi pertandingan," lanjut dia.

Baca juga: Sejarah All England, Kejuaraan Bulu Tangkis Tertua di Dunia, Bagaimana Awal Mulanya?

Meski begitu, Christian tetap optimistis dengan keberhasilan timnas bulu tangkis Indonesia ke depannya. Mereka bisa membalikkan keadaan lagi di pertandingan selanjutnya dengan dukungan yang baik.

Namun, kata dia, tentu harus ada perbaikan yang dilakukan. Ini terutama memperbaiki kepercayaan diri para atlet di pertandingan selanjutnya, terutama jelang Olimpiade 2024.

"Harus tetap percaya dan yakin pada para atlet dan pelatihnya. Sekarang, berusaha surutnya (penurunan) agar tidak terlalu lama," tegasnya.

"Kita berharap anak-anak terus termotivasi kembali kepercayaan dirinya untuk menebus ketidakberhasilan di Asian Games kemarin," imbuh Christian.

Baca juga: Sejarah Bulu Tangkis Dunia dan Perkembangannya di Indonesia

Pernyataan para atlet dan PBSI

Terpisah, para atlet bulu tangkis Indonesia meminta maaf atas kegagalan membawa pulang medali di Asian Games 2022.

“Semoga ke depannya kami bisa lebih baik lagi dan harapannya pelan-pelan kami bisa kembali ke trek yang semestinya,” ujar Muhammad Rian Ardianto, dikutip dari situs PBSI, Kamis (5/10/2023).

Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto mengakui lawan mereka pasangan Chinese Taipei Lee Yang/Wang Chi-Lin lebih unggul dari segi teknis permainan dan mampu bermain lebih bebas tekanan.

"Di gim pertama dan gim kedua poin-poin krusial sangat penting apalagi dengan kondisi seperti tadi, poinnya ketat. Tapi lagi-lagi mereka lebih yakin, lebih percaya diri,” kata Fajar.

Baca juga: Mengenal PB Djarum, Klub Bulu Tangkis dengan Segudang Talenta

Sementara itu, Anthony Sinisuka Ginting juga mengatakan lawannya wakil China Li Shi Feng bermain dengan percaya diri dan tenang. 

Kondisi tersebut cukup memengaruhi meski keduanya sudah tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing karena sering bertemu di pertandngan lain.

"Saya juga mengantisipasi dengan ikut mengubah pola permainan tapi memang yang tadi saya bilang, lawan bisa lebih tenang, tidak seperti di pertemuan-pertemuan sebelumnya," katanya.

Gregoria Mariska Tunjung yang kalah dari atlet Jepang Aya Ohori ikut mengakui mentalnya terpengaruh usai poinnya tertinggal di gim pertama.

"Itu membuat lawan lebih percaya diri sedangkan saya harus bekerja lebih keras. Hal itu sangat mempengaruhi mental saya," ujar dia.

Baca juga: Mengenal Dropshoot, Teknik Pukulan dalam Bulu Tangkis

Menurutnya, perasaan tegang dan tekanan yang dia rasakan ditambah kemampuan lawan membuat permainan Gregoria menjadi tidak berkembang.

Atas kegagalan timnas bulu tangkis Indonesia di Asian Games, pihak PBSI belum bersedia memberikan komentar.

Kepala Bidang Humas dan Media PBSI Broto Happy menyampaikan, pihaknya masih menunggu kepulangan timnas ke Indonesia.

"Mohon menunggu ya tim pulang dari Hangzhou," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (6/10/2023).

Meski begitu, Broto belum mengetahui rencana waktu kepulangan timnas bulu tangkis ke Indonesia.

Baca juga: Trending di Twitter, Ini Kiprah Taufik Hidayat di Dunia Bulu Tangkis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi