KOMPAS.com - Unggahan video perempuan yang mengaku mendapatkan panggilan video call dari nomor tak dikenal diduga modus penipuan video call seks (VCS), viral di media sosial.
Video tersebut awalnya diunggah di akun sosial media TikTok, @mutiasrigianti, Sabtu (7/10/2023) malam.
“Hati-hati modus kejahatan baru,” tulis pengunggah dalam video tersebut.
Pengunggah menceritakan, awalnya dia mendapatkan video call dari aplikasi WhatsApp dengan nomor yang tidak dia kenal.
Kemudian ketika dia menerimanya, tampak seorang wanita dalam kondisi telanjang. Merasa kaget, dia lalu menutup panggilan video call tersebut
Hingga Minggu (8/10/2023), unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 9 juta kali warganet, disukai 200.000 warganet, dan dikomentari oleh 10.000 lebih pengguna.
Lantas, bagaimana kronologi kejadian sebenarnya, benarkah hal itu modus penipuan video call seks?
Baca juga: Cara Melaporkan Nomor Telepon yang Terindikasi Penipuan secara Online
Pengakuan pengunggah
Terkait video tersebut, Kompas.com menghubungi pengunggah yang mengaku bernama Mutia (27).
Ibu rumah tangga ini mengaku, saat kejadian sedang menonton televisi pada Sabtu (7/10/2023) pukul 19.00 WIB.
“Kemudian tiba-tiba ada telepon masuk tiga kali, video call nggak aku angkat karena itu nomor tidak dikenal,” ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (8/10/2023) pagi.
Pada saat ponselnya berdering untuk keempat kalinya karena nomor yang sama menghubungi, Mutia kemudian mengangkat telepon itu.
Setelah telepon tersambung, Mutia mengarahkan kamera depan ponselnya ke arah tembok agar tidak menunjukkan wajah Mutia.
Dia lalu terkejut ketika seseorang yang menghubunginya melalui video call WhatsApp ternyata seorang wanita yang menunjukkan tampak depan tubuhnya tanpa busana alias telanjang.
“Kemudian saya tanya, maksudnya apa? Lalu langsung dimatikan sama orangnya,” jelas Mutia.
Menurutnya, seseroang yang menghubungi itu benar-benar seorang wanita tanpa busana dan bukan rekaman video.
Namun, wanita yang menghubunginya itu tidak menampakkan wajahnya dan hanya menampakkan bagian badannya saja.
Mutia menuturkan, setelah telepon dimatikan, dirinya mengirim pesan WhatsApp ke penelepon itu untuk menanyakan identitas dan maksud perilakunya yang tidak senonoh itu.
“Setelah aku chat, dia blokir langsung karena chat aku centang satu,” kata dia.
Setelah telepon itu terjadi, Mutia mengatakan tidak ada ancaman pelaku atau permintaan uang dari penelepon tersebut.
Dia menduga, karena ketika melakukan video call pelaku tidak sempat melakukan tangkapan layar (screenshot) sehingga pelaku tidak mempunyai alasan untuk mengancam Mutia.
Baca juga: Beredar Pesan Rekrutmen Minta Foto Hanya Kenakan Pakaian Dalam, KAI Service Pastikan Penipuan
Dugaan penipuan
Dikutip dari Kompas.com (19/7/2023), Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha mengatakan, pemerasan dengan modus video call WhatsApp sudah ada sejak 2019.
Motifnya pelaku merayu korban untuk bersedia melakukan video call seks, kemudian direkam dan dijadikan alat pemerasan.
"Pada modus saat ini pelaku langsung memamerkan alat kelamin pada saat video call tersambung," ujar Pratama, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/7/2023).
Berikut ini beberapa langkah dapat dilakukan agar masyarakat tidak menjadi korban kejahatan pemerasan dengan modus video call WhatsApp, antara lain:
1. Jangan angkat panggilan video dari nomor tak dikenalPratama mengatakan, tips pertama menghindari penipuan adalah jangan angkat panggilan video dari orang atau nomor yang tidak dikenal.
Masyarakat juga dapat menyalakan fitur "Bisukan Penelepon Tidak Dikenal" pada aplikasi WhatsApp.
Caranya, masuk ke menu "Pengaturan", pilih "Privasi", dan klik "Panggilan".
Kemudian, pilih "Bisukan Penelepon Tidak Dikenal" untuk mengaktifkan fitur ini.
Sebagai tambahan, Pratama menyarankan menggunakan aplikasi untuk mengidentifikasi nomor tidak dikenal, seperti Getcontact dan Truecaller.
2. Jangan membayar tebusanJika terlanjur mengangkat panggilan video, selanjutnya pelaku akan mengirimkan hasil tangkapan layar untuk memeras korban.
Ketika hal tersebut terjadi, pihaknya menyarankan agar korban tidak menuruti permintaan pelaku.
"Jangan membayar tebusan kepada pemeras karena tidak akan menjamin screenshot tersebut tidak akan disebarkan," kata Pratama.
Sebaliknya, sekali dibayar, pelaku akan terus meminta uang kepada korban dengan dalih yang sama.
3. Ganti username dan profil media sosialCara ketiga, jika sudah tersebar, korban dapat berdalih bahwa foto tersebut merupakan editan atau hasil penipuan orang tidak dikenal.
"Segera blokir atau buat privat serta mengganti username dan profil akun media sosial untuk sementara," kata dia.
Dia menambahkan, cara ini dapat mencegah foto disebarkan dan dikaitkan dengan media sosial korban. Selanjutnya, korban dapat melaporkan ke pihak berwajib agar kasus ini dapat ditindaklanjuti.
Nah, itulah cara untuk mencegah menjadi korban dugaan penipuan dan pemerasan dengan modus video call seks.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.