Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Makan Gorengan terhadap Risiko Diabetes, Kenali Bahayanya

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Joshua Hoehne
Ilustrasi dampak gorengan terhadap risiko diabetes.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Gorengan atau makanan yang digoreng adalah salah satu jenis makanan yang cukup populer. Karena selain enak, makanan ini juga praktis dan mudah disajikan.

Namun, diketahui mengonsumsi gorengan dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.

Dilansir dari laman Medical News Today, penelitian menunjukkan bahwa proses menggoreng dapat mengubah komposisi nutrisi makanan dan menghasilkan bahan kimia berbahaya.

Misalnya menggoreng karbohidrat seperti kentang, dapat menghasilkan akrilamida, yang telah dikaitkan dengan obesitas, sindrom metabolik, dan gangguan neurologis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa penelitian pada orang dewasa juga menemukan hubungan antara makan gorengan dan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, obesitas, dan diabetes tipe 2.

Baca juga: Efek Makan Gorengan Tiap Hari, Ini yang Bisa Terjadi pada Tubuh


Secara umum, makan lebih banyak makanan yang digoreng dikaitkan dengan risiko lebih besar terkena diabetes tipe 2.

Makanan yang digoreng biasanya dilapisi tepung roti, yang dapat menambah banyak karbohidrat, lemak tidak sehat, dan kalori.

Dikutip dari laman Everyday Health, terlalu banyak lemak dalam makanan dapat menyebabkan penambahan berat badan, yang dapat memperburuk diabetes tipe 2.

Pertambahan berat badan juga meningkatkan risiko penyakit jantung, risiko yang juga sudah meningkat ketika Anda menderita diabetes.

Beberapa makanan yang termasuk kategori tersebut adalah makanan yang dilapisi tepung roti dan digoreng seperti nugget ayam, udang, dan bawang bombai.

Baca juga: Khasiat Timun untuk Menurunkan Gula Darah, Baik bagi Penderita Diabetes

Dampak gorengan terhadap risiko diabetes

Dilansir dari laman Healthline, beberapa penelitian lama menemukan bahwa makan makanan yang digoreng meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

Misalnya sebuah studi tahun 2005 menemukan bahwa orang yang makan makanan cepat saji lebih dari dua kali seminggu, dua kali lebih mungkin mengalami resistensi insulin dibandingkan mereka yang memakannya kurang dari sekali seminggu.

Selain itu, pada 2014, dua penelitian observasional besar menemukan hubungan yang kuat antara seberapa sering peserta makan gorengan dan risiko diabetes tipe 2.

Baca juga: Khasiat Jalan Kaki untuk Menurunkan Gula Darah Menurut Penelitian

Mereka yang mengonsumsi 4 sampai 6 porsi gorengan atau makanan yang digoreng per minggu, memiliki kemungkinan 39 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2.

Demikian pula, mereka yang makan gorengan 7 kali atau lebih per minggu memiliki kemungkinan 55 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2.

Kondisi tersebut dibandingkan dengan mereka yang makan gorengan kurang dari 1 porsi per minggu.

Gorengan atau makanan yang digoreng juga diketahui memiliki kandungan lemak trans yang tinggi.

Lemak trans terbentuk ketika lemak tak jenuh mengalami proses hidrogenasi, yang dapat terjadi ketika minyak dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi selama memasak.

Baca juga: Manfaat Pare untuk Menurunkan Gula Darah Berdasarkan Penelitian

Proses ini mengubah struktur kimia lemak, membuatnya sulit diurai oleh tubuh, yang pada akhirnya dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan.

Faktanya, lemak trans dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai kondisi kesehatan, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, dan obesitas.

Selain itu, sebuah penelitian menemukan bahwa setiap kali minyak digunakan kembali untuk menggoreng, kandungan lemak transnya meningkat.

Namun, penting diketahui bahwa lemak trans tersebut berbeda dengan yang ada secara alami dalam makanan seperti daging dan produk susu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi