Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Relawan Indonesia di Jalur Gaza: Tidur "Dihantui" Suara Rudal Israel, Bertahan dengan Listrik dan Air Terbatas

Baca di App
Lihat Foto
AFP/MAHMUD HAMS
Situasi terkini perang Hamas-Israel. Asap membubung di atas gedung-gedung Kota Gaza pada Sabtu (7/10/2023), saat serangan udara Israel menghantam gedung Palestine Tower. Sedikitnya 70 orang dilaporkan tewas di Israel, sedangkan otoritas Gaza merilis jumlah korban tewas sebanyak 198 orang.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Fikri Rofiul Haq, relawan MER-C yang berada di Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza berbagi situasi terkini di Palestina saat memasuki hari ketiga perang Israel-Hamas.

Diketahui, Israel kembali gencar membombardir Jalur Gaza usai kelompok militan Palestina, Hamas, menghujani Israel dengan ribuan roket pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Serangan tersebut dibalas Israel dengan menembakkan rudal yang menyasar rumah penduduk. RS Indonesia yang berada di Jalur Gaza bagian utara juga menjadi sasaran Israel.

Fikri mengatakan, Israel masih intensif melakukan serangan hingga Senin (9/10/2023). Namun, Israel meningkatkan intensitas serangan ketika malam hari.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi tersebut membuat ia bersama relawan lainnya "dihantui" suara rudal yang berseliweran di langit ketika tidur.

"Karena mereka ingin mengganggu orang-orang yang beristirahat," ujar Fikri kepada Kompas.com, Senin.

Baca juga: Perbandingan Kekuatan Israel Vs Hamas

Tidak ada sirine di Gaza

Fikri menceritakan detik-detik ketika Hamas melancarkan serangan ke Israel pada Sabtu pagi. Ia mengatakan, roket mulai diluncurkan ke arah Israel pukul 06.30 waktu setempat.

Pada saat itu, Fikri bersama tiga orang relawan MER-C lainnya masih tertidur di Wisma Dr Joserizal Jurnalis yang berada satu kompleks dengan RS Indonesia.

Mereka baru mengetahui adanya serangan dari Hamas ke arah Israel ketika waktu shalat Subuh tiba.

"Setelah beberapa jam kemudian, mereka (Israel) pun membalas dengan serangan-serangan melalui udara dari drone (pesawat tanpa awak) dan jet tempur," tutur Fikri.

Ia menuturkan, di Jalur Gaza tidak terdapat sirine yang menjadi peringatan dini apabila ada rudal yang memasuki kawasan Jalur Gaza.

Hal tersebut berbeda dengan wilayah di Israel yang dilengkapi sirine sehingga warganya dapat menyelamatkan diri dan masuk ke bunker.

Baca juga: Efek Global Buntut Serangan Hamas ke Israel, Harga Minyak Mentah Terancam Naik

Satu pekerja RS Indonesia tewas

Fikri mengatakan, serangan yang dilakukan Israel sebagai balasan ke Hamas menyebabkan satu pekerja RS Indonesia tewas.

Ia adalah Abu Romzi, warga Gaza yang sehari-hari menjadi petugas keamanan di Wisma Dr Joserizal Jurnalis sejak 2011.

Pada saat itu, Fikri bersama relawan lain berada di kompleks RS Indonesia untuk memantau situasi.

Tetapi, tiba-tiba rudal Israel menyasar mobil operasional RS Indonesia yang terparkir di jalan.

Asap hitam langsung membumbung ketika kendaraan tersebut dilalap api. Abu Romzi yang berada di dekat mobil operasional dilaporkan meninggal dunia.

"Di sebelah mobil itu ada dua mobil yang terkena dampak serpihan-serpihan bom dan ada satu mobil jip biasa dan satu ambulans yang (dampak rudalnya) memecahkan kaca ambulans dan membocorkan ban depan sebelah kiri," jelas Fikri.

Baca juga: Alasan Militan Palestina Hamas Serang Israel, Korban Tewas 250 Orang

Relawan Indonesia dievakuasi

Fikri bersama relawan lainnya diminta untuk mengevakuasi diri oleh pihak RS Indonesia setelah mobil operasional dihantam rudal Israel.

Mereka akhirnya pergi ke rumah salah satu kerabat yang berjarak 15 menit dari RS Indonesia.

Namun, Fikri mengaku, tidak ada lokasi yang aman di Jalur Gaza. Masifnya serangan Israel membuat seluruh sisi Gaza terancam bahaya.

Ia menjelaskan, dirinya bersama relawan lain baru kembali ke wisma pada Minggu pagi.

Hingga Minggu malam, RS Indonesia telah menerima 66 korban tewas dan sekitar 444 orang mengalami luka-luka.

"Di antara korban luka-luka itu ada 93 yang masih menjalani rawat inap di RS Indonesia," ungkap Fikri.

Baca juga: Mengenal Siapa Itu Hamas dan Alasannya Menyerang Israel...

Israel memutus pasokan listrik dan air

Fikri menyampaikan, setelah roket diluncurkan pada Sabtu pagi, Israel pun memutus pasokan listrik dan air di Jalur Gaza.

Akibat kondisi tersebut, suplai listrik di Jalur Gaza berkurang sebanyak 80 persen dan air bersih sebanyak 50 persen.

Ia mengungkapkan, selama tiga hari beraktivitas di bawah bayang-bayang serangan Israel, suara rudal yang menghujam Jalur Gaza membuat telinganya terasa sakit.

Kondisi Jalur Gaza terkini juga minim penerangan ditambah warga kesulitan mendapatkan suplai air bersih.

Beruntung, RS Indonesia masih memiliki suplai listrik yang berasal dari genset sehingga pelayanan ke korban serangan Israel dapat tetap berjalan.

"Kita di wisma satu listrik dengan RS. (Listrik) masih nyala dan ada WiFi untuk mengabarkan ke media lain. Tapi kalau di rumah warga bener-bener padam air juga sudah (tidak ada)," pungkasnya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi