Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Qatar Cetak Wortel dengan Printer, Bisa Dimakan dan Sarat Nutrisi seperti Sayur Asli

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@TMIHARINI
Foto wortel hasil cetakan mesin printer 3D.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Mesin cetak atau printer 3 dimensi mampu mengubah gambar 2 dimensi menjadi benda sungguhan 3 dimensi.

Umumnya, mesin ini digunakan untuk mencetak benda-benda seni.

Namun, dua mahasiswa asal Qatar berhasil memanfaatkan printer 3D untuk mencetak barang lain. Mereka mencetak sayuran wortel yang bisa dimakan sungguhan.

Hal ini seperti yang diberitakan oleh akun X (dulu Twitter) @TMIHARINI, Jumat (6/10/2023). Pengunggah menulis soal penemuan printer 3D untuk sayur-sayuran tersebut.

Sang penemu, Mohammad Annan (20) dan Lujain Al Mansoori (21), adalah mahasiswa jurusan Sistem Informasi di Universitas Carnegie Mellon Doha. Keduanya menciptakan printer 3D untuk sayuran.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesuksesannya ini membuat keduanya memenangkan hadiah utama dalam kategori FoodTech dalam Hackathon Inkubasi dan Akselerasi Bisnis yang diselenggarakan pada Agustus lalu oleh Qatar Development Bank.

Lalu, bagaimana cara Annan dan Al Mansoori membuat wortel sungguhan yang bisa dimakan dari mesin printer 3D?

Baca juga: Diklaim Halal oleh MUI, Apa Itu Pewarna Makanan Karmin?


Kecanggihan mesin printer 3D

Annan dan Al Mansoori membuat printer 3D hanya berdua sejak awal memulai proyek ini.

Keduanya bahkan rela menjelajahi dunia demi mencari suku cadang yang diperlukan untuk membuat mesin.

Printer yang mereka buat menggunakan teknologi masked stereolithography (MSLA) yang memanfaatkan sinar ultraviolet untuk mengatur “tinta” di printer 3D.

“Teknologi (kami) mendukung produksi massal karena menggunakan sinar ultraviolet," jelas Annan, dikutip dari Al Jazeera (3/10/2023).

Menurut Annan, pencetakan jenis ini sebelumnya pernah dilakukan dengan menggunakan sinar ultraviolet dengan resin.

Namun, belum pernah ada orang yang melakukannya menggunakan bahan yang dapat dimakan.

Secara teori, mencetak bahan makanan dengan printer 3D bisa dilakukan dengan memanfaatkan "tinta" yang terbuat dari bubur sayuran atau buah-buahan.

Namun, karena bahan bakunya tetap sayuran dan buah asli yang ditanam secara konvensional, pencetakan wortel dengan mesin printer 3D ini tidak bisa dilakukan untuk produksi massal.

Karena itu, Annan dan Al Mansoori memutuskan cara lain untuk menemukan "tinta" yang sesuai dalam pencetakan ini.

Baca juga: 4 Efek Samping Wortel bagi Tubuh, Apa Saja?

Cara mencetak wortel dengan printer 3D

Annan dan Al Mansoori tidak bisa memanfaatkan sayuran dan buah asli yang jumlahnya terbatas untuk dijadikan tinta printer.

Akhirnya, kedua mahasiswa Qatar ini menggunakan tinta yang didapat dari proses kultur sel tanaman. Proses ini berupa sel-sel dari sayuran yang dipanen dan diperbanyak dalam kondisi laboratorium yang steril.

Sel-sel tadi kemudian digunakan untuk membuat tinta printer yang sensitif terhadap sinar UV dalam mesin. Sinar UV akan memadatkan tinta tersebut.

Selanjutnya, tinta tadi dapat dicetak dalam bentuk wortel atau bentuk apapun yang diinginkan dengan printer 3D.

Selama melakukan proyek ini, Annan dan Al Masoori tak lepas dari tantangan. Mereka harus menjelaskan proyek ini ke publik secara sederhana dan jelas.

Dilansir dari Wionews (5/10/2023), keduanya mengakui tantangan terbesar mereka dalam proyek ini adalah membuat teknologi yang dapat diakses oleh masyarakat awam.

“Ada kurva pembelajaran untuk dapat mengomunikasikannya dengan jelas sehingga tidak terlalu asing. Bagaimana kita mengomunikasikan hal ini tanpa terlihat gila?" kata Annan.

Baca juga: Selamatkan Satwa Korban Kebakaran, Australia Sebar 2.000 Kg Wortel dan Kentang dari Helikopter

Mengapa mencetak sayur wortel?

Qatar hanya memiliki 2,5 persen wilayah yang bisa ditanami sehingga akhirnya bergantung pada impor.

Untuk mengubah kondisi ini, Annan mengatakan bahwa printer 3D-nya bisa menjadi alternatif untuk mendapatkan sayuran dan buah-buahan.

“Kami fokus pada wortel sebagai bukti konsep karena merupakan jenis sayuran yang paling banyak diteliti terutama dalam hal sel induk," tambah Al Mansoori.

"Namun di masa depan kami berharap dapat melihat buah-buahan dan sayuran yang sangat spesifik terhadap iklim dan langka untuk benar-benar bisa dicetak,” lanjutnya.

Perempuan ini memastikan wortel hasil cetakan printer 3D memiliki nilai nutrisi sama dengan wortel yang ditanam secara konvensional. Ini karena sel-sel sayuran yang dikembangkan di laboratorium memakai tanah mirip aslinya.

Dia juga mengatakan produksi wortel ini tidak bergantung pada lahan yang luas atau biaya pemeliharaan. Karena itu, wortel yang dicetak 3D bisa lebih murah.

“Jika kita ingin membeli buah-buahan dan sayur-sayuran yang spesifik terhadap iklim, maka harganya akan lebih rendah lagi,” katanya.

Al Mansoori mengatakan mereka berharap printer makanan 3D buatan mereka digunakan di berbagai tempat termasuk restoran, supermarket, dan rumah sakit, untuk mempermudah akses masyarakat pada makanan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi