Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Samping Penggunaan Obat Alergi CTM dalam Jangka Panjang

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Prostock-studio
Efek samping jangka panjang dari penggunaan CTM.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Chlorpheniramine maleat (CTM) yang juga dikenal sebagai klorfeniramin maleat atau klorfenamin maleat adalah antihistamin yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, demam, dan flu biasa.

Obat ini bekerja dengan cara memblokir zat alami tertentu (histamin) yang dibuat tubuh selama reaksi alergi, menurut Web MD.

Dengan memblokir zat alami lain yang dibuat oleh tubuh (asetilkolin), ini membantu mengeringkan beberapa cairan tubuh untuk meredakan gejala, seperti mata berair dan pilek.

Mesti begitu, seperti halnya obat lain, CTM juga memiliki efek samping pada tubuh. Terlebih, bila digunakan dalam jangka waktu panjang tanpa resep dokter.

Lantas, apa efek samping CTM?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sederet Efek Samping Obat Penurun Kolesterol Termasuk Statin


Efek samping CTM jangka panjang

Klorfeniramin atau CTM memiliki sederet efek samping yang umum terjadi, seperti:

Apabila gejala tersebut tak kunjung membaik, bahkan setelah Anda menghentikan pemakaian obatnya, segera dapatkan bantuan medis.

Selain menyebabkan efek samping umum, CTM juga dapat menyebabkan efek samping yang serius berikut ini:

Baca juga: 4 Jenis Obat Asam Lambung dan Efek Sampingnya

CTM dapat menyebabkan penglihatan kabur atau mengganggu pemikiran atau reaksi Anda.

Jadi, berhati-hatilah jika sedang mengemudi atau melakukan sesuatu yang mengharuskan Anda waspada dan dapat melihat dengan jelas.

Selain itu, minum alkohol juga dapat meningkatkan efek samping tertentu dari CTM.

Anda harus berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat flu, batuk, alergi, atau obat tidur. Ini lantaran dalam antihistamin terkandung dalam banyak obat kombinasi.

Menggabungkan produk tertentu juga dapat menyebabkan Anda mengonsumsi terlalu banyak obat tertentu. Untuk itu, periksa labelnya untuk mengetahui apakah suatu obat mengandung antihistamin atau tidak.

Hindari kepanasan atau dehidrasi saat berolahraga dan cuaca panas. CTM dapat mengurangi keringat dan Anda mungkin lebih rentan terkena serangan panas.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Virus dalam Kotoran Hewan, Bisa Menjadi Obat Antibiotik Baru

Siapa yang tidak boleh menggunakan CTM?

Dilansir dari Everydayhealth, ada beberapa orang yang tidak boleh menggunakan CTM, jika menderita:

Baca juga: Ramai soal Minum Obat Lambung Bisa Sebabkan Sakit Ginjal, Ini Penjelasan Dokter

Bagaimana cara mengonsumsi CTM?

Anda bisa menggunakan CTM persis seperti yang diarahkan pada label, atau sesuai anjuran dokter.

Penting juga diketahui, CTM tidak boleh dikonsumsi dalam jumlah yang lebih besar, lebih kecil, ataupun lebih lama dari yang disarankan.

Hal ini lantaran CTM biasanya diminum hanya dalam waktu singkat sampai gejala hilang.

Jangan mengonsumsinya dalam kurun waktu lebih dari 7 hari berturut-turut.

Bicarakan dengan dokter Anda jika gejala tidak membaik setelah 7 hari pengobatan atau jika Anda mengalami demam disertai sakit kepala atau ruam kulit.

Selain itu, jangan menghancurkan, mengunyah, atau menghancurkan obat. Anda harus menelannya secara utuh.

Baca juga: Daftar Obat Batuk Pilek Cespleng yang Berbahaya dan Dilarang BPOM

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi