Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penyelamatan Dua Orangutan di Pinggir Jalan Raya Bengalon, Kalimantan Timur

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/USO
ilustrasi orang utan, salah satu hewan yang terancam punah.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan foto yang memperlihatkan penyelamatan orangutan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur viral di media sosial.

Unggahan tersebut dimuat di akun X @MongabayID pada Senin (9/10/2023) malam.

“Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur berhasil menyelamatkan dua orang utan di Kutai Timur setelah menerima laporan melalui Instagram @cerita_sangattaku,” tulis pengunggah.

Tampak dalam foto yang diunggah, seekor orangutan berbaring di pinggir jalan dan sedang ditolong oleh dua orang petugas BKSDA Kalimantan Timur.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unggahan itu menuai beragam komentar dari warganet. Beberapa menganggap bahwa orangutan bisa sampai di pinggir jalan karena wilayah hutan terbakar atau karena pembangunan tambang di habitat asli binatang tersebut.

“Ini tuh banyak bgt di jalan hauling. Sedih banget. Emg harusnya tambang tuh secukupnya aj, jangan meluas banget,” ujar akun @rismaindriya.

“Terus jd “pemadam kebakaran” @KementerianLHK di sisi lain habitatnya berikan utk sawit dan tambang,” komentar akun @kanopimedia.

Lantas, bagaimana kronologi sebenarnya hingga orangutan tersebut bisa berada di pinggir jalan?

Baca juga: Mengenal Onyer, Orangutan Pemeran Sayu di Film Petualangan Sherina 2

Kronologi penyelamatan

Saat dikonfimasi, BKSDA Kalimantan Timur melalui tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah II Tenggarong mengaku langsung melakukan penyisiran ke lokasi setelah menerima laporan.

Setelah dua hari melakukan pencarian, pada Senin (9/10/2023), akhirnya tim WRU berhasil menemukan dan dapat menyelamatkan dua orangutan tersebut.

“Pukul 07.20 Wita telah berhasil diselamatkan satu orangutan jantan Wita dengan usia diperkirakan 17 sampai 19 tahun, dan kemudian pada pukul 16.00 WITA tim kembali berhasil menyelamatkan satu orangutan jantan dewasa dengan perkiraan usia 13 sampai 15 tahun,” ungkap Surawati Halim, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Tenggarong, Balai KSDA Kalimantan Timur, kepada Kompas.com, Selasa (10/10/2023).

Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, M Ari Wibiwanto, menyampaikan bahwa upaya penyelamatan terhadap dua orangutan jantan terpaksa harus dilakukan karena keberadaan mereka di jalan raya Bengalon, Muara Wahau, yang cukup ramai lalu lintasnya.

Baca juga: Ahli Biologi Menyebut Kucing Makhluk Sempurna, Apa Alasannya?

Alasan orangutan sampai di pinggir jalan

Lebih lanjut, Ari membantah bahwa orangutan bisa sampai ke jalan raya karena habitat mereka kebakaran dan digunakan sebagai lahan tambang dan sawit.

Terkait orangutan bisa berada di pinggir jalan, bisa karena mereka tengah berkelana mencari betina. 

“Diperkirakan mereka berjalan terus di pinggir jalan untuk mencari tempat baru untuk membuat sarang, kemudian mencari betina, karena sifat dari orangutan jantan itu tidak mempunyai wilayah teritori,” jelas Ari kepada Kompas.com, Selasa.

Kemudian, jika habitat orang utan dikatakan habis untuk rencana pembangunan wilayah Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur atau habis karena dijadikan lahan tambang dan kelapa sawit, hal tersebut juga tidak benar.

Karena menurut Ari, habitat utama orangutan adalah di pinggiran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

“Sisi utara Sungai Mahakam merupakan habitat asli orang utan. Jadi memang pasti akan banyak ditemui orangutan di pinggir jalan Kalimantan Timur, hal seperti itu sebetulnya lumrah terjadi,” kata Ari.

Baca juga: Video Viral Orangutan Dilempari Kotak Berisi Makanan, Bolehkah?

Berada di pinggir jalan karena diberi makanan oleh warga

Ari menjelaskan, selain karena dua ekor orangutan jantan tersebut tidak mempunyai wilayah teritori dan mencari betina setelah membuat sarang, mereka juga berada di pinggir jalan karena kebiasaan diberi makan oleh warga sekitar.

Sifat alami orangutan adalah mencari makanan yang enak. Warga di sekitar jalan raya Bengalon pun beberapa kali memberi makanan kepada orangutan tersebut.

“Kalau saya melihat, orangutan tersebut diberi makan enak oleh masyarakat dan warga sekitar. Hal itu yang membuat orangutan malas mencari makan ke hutan karena di pinggir jalan mereka bisa mendapatkan makanan enak dari manusia,” ungkap Ari.

“Perlu kita sampaikan bahwa 95 persen sifat perilaku orangutan itu hampir sama dengan manusia. Jadi kita bisa membayangkan, jika seseorang hanya duduk saja dan diberi makan lebih baik tidak usah ke hutan,” imbuhnya.

Selepas kejadian tersebut, BKSDA menyarankan kepada warga untuk tidak memberikan makan dan minum kepada orangutan yang nantinya muncul di dekat mereka.

BKSDA juga mengimbau agar manusia tidak melakukan kontak fisik dengan orangutan dan segera melaporkan ke BKSDA jika ada lagi orangutan yang terlihat berada di pinggir jalan.

Baca juga: Viral, Video Orangutan Jalan-jalan Masuk Permukiman Warga di Kalimantan, BKSDA: Habitatnya Rusak

Kondisi orang utan yang ditemukan

Ari menjelaskan, kondisi kedua orangutan yang ditemukan di pinggir jalan sehat, tidak sakit, dan tidak terluka.

Tetapi pihak BKSDA tetap melakukan medical check-up karena kedua orangutan tersebut sudah terkontaminasi makanan yang diberikan oleh masyarakat.

“Harus hati-hati juga kepada masyarakat yang sudah melakukan kontak fisik dengan orangutan. Karena ada penyakit orangutan yang bisa masuk ke tubuh manusia dan begitu juga sebaliknya,” jelas Ari.

Lebih lanjut, saat ditangkap, kedua orang orangutan tersebut tidak menyerang. Sebab, sifat asli orangutan memang tidak menyerang makhluk hidup lain.

“Selama ini orangutan tidak menyerang, orangutan baru akan menyerang makhluk hidup lain termasuk manusia jika mereka diserang terlebih dahulu atau jika kondisinya membahayakan bagi orangutan itu sendiri,” pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi