Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anisa Idap Miom 2 Kg, Awalnya Benjolan Kecil dan Rahim Sempat Akan Diangkat

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Tangkapan layar Anisa Puspa menderita miom hingga harus lakukan operasi pengangkatan.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menceritakan perempuan mengidap miom dari awalnya benjolan kecil hingga seberat 2 kilogram, viral di media sosial X atau dulu Twitter. 

Kisah perempuan yang mengidapp miom itu dialami oleh Anisa Puspa (27) dan diceritakan melalui akun X-nya, @weirdniss pada Senin (9/10/2023).

Karena diagnosis miom tersebut, rahim Anisa bahkan sempat didiagnosis harus diangkat bersama miom tersebut. Namun setelah periksa ke dokter lain, diketahui rahimnya tak perlu ikut diangkat.

Wanita yang tinggal di Ciledug, Tangerang, Banten itu menderita miom di rahimnya sejak pertengahan 2022 hingga diperlukan operasi pengangkatan pada awal September 2023 lalu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Selasa (10/10/2023), unggahan Anisa tersebut telah disukai sebanyak lebih dari 15.000 warganet X dan di-retwit lebih dari 3.000 warganet. Berikut ini kisahnya. 

Baca juga: Kisah Yosep Divonis Kanker Nasofaring Stadium 4, Gejala Awalnya Pilek dan Susah Napas

Berawal dari benjolan kecil

Kepada Kompas.com, perempuan yang biasa disapa Nica itu menceritakan awal mula saat dia mengidap miom. Saat itu ia merasa ada benjolan kecil di bagian perut pada sekitar Juli-Agustus 2022.

“Aku ngerasa ada benjolan kecil, kayak biji salak di perut bagian bawah, samping kiri vagina,” kata Nica. 

Saat itu, ia berpikir benjolan tersebut dikarenakan hanya fase menuju menstruasi. Namun, rupanya benjolan itu tetap ada meski dirinya sudah selesai menstruasi.

Selain itu, setiap akan dipegang benjolan tersebut posisinya selalu berbeda atau bisa tiba-tiba menghilang begitu saja. 

Sehingga ia berpikir bahwa benjolan yang ada di perutnya sudah menghilang dan belum ada kecurigaan.

“Tidak lama, saat sedang tiduran aku meraba perutku kok ada benjolan besar,” jelasnya.

Saat itu, benjolan yang besarnya seperti bola tenis dan keras tersebut posisinya ada di sebelah kiri bagian bawah perut dan di atas vagina.

“Karena takut, aku masih belum berani periksakan (ke dokter),” katanya.

Baca juga: Ramai soal Telat Menikah Bisa Membuat Rahim Kering, Benarkah?


Didiagnosis menderita miom dan harus operasi

Kemudian sekitar Februari-Maret 2023, ia memutuskan untuk memeriksakan benjolan tersebut lantaran sudah semakin besar dan berada tepat di bagian perutnya.

“Periksa lah aku di dokter pertama ini, (diberitahu) aku ada miom yang sudah cukup besar saat itu dan harus operasi,” ceritanya.

Setelah mengetahui kenyataan bahwa ia menderita miom, ia sempat kaget dan dokter kebingungan mengapa dirinya bisa menderita miom. Sebab saat itu ia berbadan kurus.

“Sudah begitu membesarnya (ukuran miom) termasuk cepat. Bayangkan saja, dari yang sekecil biji salak, selang lima bulanan udah sebesar seperti itu,” terangnya.

Ia juga merasa ketakutan jika miom tersebut ganas dan membuat rahimnya rusak. Hal itu lantaran miom tumbuh di dalam rahim.

“Tapi dokter yang pertama ini bilang, harus operasi tapi harus diangkat bersamaan rahimnya juga. Di situ aku jujur sedih,” jelasnya.

Baca juga: Wanita 19 Tahun di Inggris Tak Sadar Sedang Hamil, Mendadak Kaki Bayi Keluar dari Rahim

Mencoba periksa ke dokter lain

Meski begitu, ia mencoba untuk ikhlas jika memang rahimnya harus diangkat. Baginya, yang terpenting dirinya bisa sehat.

Namun saat itu pacarnya mencoba untuk memberitahu Nica untuk tidak langsung mengambil keputusan dan mencoba periksa ke dokter lain.

"Lalu, pacarku cari di Twitter, siapa tahu ada yang membagikan pengalaman yang sama,” ceritanya.

“Ketemu lah dengan salah satu tweet yang persis sama seperti aku, punya miom sudah (berukuran) 7 sentimeter dan harus angkat beserta rahimnya,” imbuhnya.

Nica mengatakan, akun di Twitter tersebut kemudian memeriksakan miomnya ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RS Hermina Kemayoran bernama Rizka Yurianda.

“Dokter Rizka dengan yakin (mengatakan) tidak perlu angkat rahim,” tutur Nica.

Baca juga: Kisah Paul, Manusia yang Hidup Menggunakan Paru-paru Besi Selama 70 Tahun

Dokter menyebutkan tidak perlu mengangkat rahim

Setelah mendapat diagnosis tidak perlu diangkat rahimnya, Nica yang bekerja sebagai social media specialist itu segera menuju ke RS Hermina Kemayoran, Jakarta untuk menemui dokter Rizka meski jarak dari rumahnya cukup jauh.

“'Tidak kok, tidak akan diangkat rahimnya. Ngapain diangkat rahim? Kan nanti cuma rahimnya dibedah dan miomnya yang diambil’,” kata dia menirukan dokter Rizka. 

Hal itu kemudian membuat Nica lebih tenang dan bersyukur lantaran rahimnya tidak perlu diangkat.

“Lalu ya sudah beberapa kali konsultasi, aku memutuskan untuk dioperasi langsung dengan Dokter Rizka,” ceritanya.

Baca juga: Wanita 19 Tahun di Inggris Tak Sadar Sedang Hamil, Mendadak Kaki Bayi Keluar dari Rahim

Operasi pengangkatan miom dilakukan

Dari hasil kontrol terakhir, miom yang ada di rahim Nica sudah berukuran 9 sentimeter.

“Akhirnya Agustus (2023) kemarin aku berhasil melakukan operasi pengangkatan miom,” ungkapnya.

Setelah dikonfimasi lebih lanjut, Nica menjalani operasi pengangkatan miom pada 2 September 2023.

Meski miomnya sudah diangkat, ia tidak diperbolehkan makan sembarangan. Sebab, ditakutkan miom tersebut akan tumbuh kembali.

“Kalau kata dokter, miom bisa tumbuh karena pola makan atau keturunan. Jadi, sampai sekarang hingga seterusnya aku masih ada pantangan (sejumlah makanan),” katanya.

Berikut sejumlah makanan yang menjadi pantangan atau dilarang untuk dimakan oleh Nica:

  • Junk food
  • Frozen food
  • Makanan berlemak.

Sampai saat ini, Nica mengaku bahwa dirinya masih melakukan kontrol setiap enam bulan sekali.

Nica menyarankan kepada orang lain, sebaiknya selalu menjaga pola hidup sehat terutama bagi wanita agar tidak mengalami hal yang sama dengan dirinya.

Baca juga: Lucinta Luna Mengaku Keputihan dan Menstruasi Usai Operasi Rahim, Apa Bisa?

Mengenal miom

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi RSIA Anugerah Semarang Indra Adi Susianto mengatakan, miom atau mioma uteri merupakan benjolan yang tumbuh di uterus, merupakan salah satu organ reproduksi wanita di dalam rahim.

Mioma uteri tersebut dibagi menjadi empat jenis sesuai letak spesifik dan arah pertumbuhannya, yakni:

  • Mioma submukosa
  • Mioma subserosa
  • Mioma intraligamenter
  • Mioma intramural.

"Kalau itu (kasus yang dialami Nica) adalah mioma intramural dengan beberapa anak mioma," ungkap Indra kepada Kompas.com, Selasa (10/10/2023).

Menurutnya hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti dari miom atau yang dikenal juga sebagai fibroid rahim tersebut.

Namun Indra memaparkan sejumlah faktor yang memungkinan berperan munculnya miom. seperti:

  • Perubahan gen
  • Perubahan hormon estrogen dan progesteron
  • Pertumbuhan insulin
  • Pertumbuhan matriks ekstraseluler.
Gejala miom

Indra mengungkapkan, berikut sejumlah gejala miom yang paling umum terjadi sebagai berikut:

  • Pendarahan yang banyak saat menstruasi
  • Rasa sakit luar biasa saat menstruasi
  • Periode menstruasi menjadi lebih lama atau lebih sering
  • Nyeri panggul
  • Sering atau kesulitan buang air kecil
  • Area perut membesar
  • Sembelit
  • Nyeri di daerah perut atau punggung bawah
  • Nyeri saat berhubungan seksual.

"Ini tipe tumor yang selalu bertumbuh," kata dia.

Selain itu, badan yang kurus atau gemuk tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan miom.

"Tidak masalah kurus atau gemuk. Selama seseorang punya faktor predisposisi seperti etiologi di atas, maka dia punya risiko untuk itu," ungkapnya.

Pencegahan dan penanganan miom

Indra menuturkan, tindakan pencegahan sebelum munculnya miom yakni dengan rutin melakukan pengecekan atau check up ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi setidaknya setahun sekali.

"Terutama untuk yang mempunyai (faktor) keturunan miom," tuturnya.

Selain itu, disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat agar pola hormon menjadi terjaga.

Umumnya, penanganan atau pengobatan miom tersebut dilakukan dengan operasi pengangkatan.

"Terapi standar adalah operasi pengangkatan miom," kata dia.

"Tapi saat ini ada alternatif terapi non-operasi yaitu Focus Ultrasound Ablation (FUA) yang baru terinstal bulan lalu di Indonesia," imbuhnya.

Jika tidak segera ditangani, Indra mengungkapkan, akan muncul komplikasi berupa pendarahan lebih parah sehingga menyebabkan anemia dan transfusi darah terus menerus.

Ia membenarkan bahwa operasi pengangkatan miom tidak perlu juga mengangkat rahim.

"Tidak perlu mengangkat rahim, hanya sangat tergantung skill dan kompetensi seorang dokter yang melakukan operasi," tandasnya.

Baca juga: Kisah Seorang Perempuan Mempunyai Dua Vagina, Didiagnosis Sindrom Langka

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi