Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Iron Dome Israel, Sistem Pertahanan Canggih yang Berhasil Dibobol Hamas

Baca di App
Lihat Foto
AFP PHOTO/ANAS BABA
Sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel (kiri) mencegat roket (kanan) yang ditembakkan oleh gerakan Hamas menuju Israel selatan dari Beit Lahia di Jalur Gaza utara seperti yang terlihat di langit di atas Jalur Gaza semalam pada 14 Mei 2021.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - "Benteng" pertahanan tercanggih milik Israel, Iron Dome menjadi sorotan setelah sebuah video menunjukkan detik-detik roket Hamas menembus sistem tersebut.

Dikutip dari Live Mint, kelompok Hamas menembakkan lebih dari 5.000 roket dan menerobos perbatasan. Beberapa tentara dan warga sipil tewas akibat serangan mendadak itu.

Baku tembak dua senjata itu terus berlanjut di langit malam di Gaza dan Israel.

Sebelumnya, Iron Dome sempat digadang-gadang menjadi sistem pertahanan tercanggih untuk menahan roket Hamas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Reaksi Dunia terhadap Serangan Hamas ke Israel, Apa Saja?

Lantas, seperti apa Iron Dome itu?

Baca juga: Bagaimana Pasukan Hamas Bisa Membobol Pertahanan Israel?

Sistem pertahanan Iron Dome

Iron Dome Israel adalah salah satu sistem pertahanan udara paling efektif di planet ini.

Bentuk Iron Dome menyerupai sistem Kubah Besi untuk melindungi warga Israel dari serangan kelompok Hamas.

Dia akan mencegat dan menghancurkan roket dan mortir jarak pendek (45 mil atau setara 72,4 km) yang datang ke wilayah di bawah pengawasannya.

Kecanggihan sistem Iron Dome diklaim telah menyelamatkan banyak nyawa warga sipil dari koflik yang menyerang negara itu dalam dekade terakhir.

Pasukan Pertahanan Israel mengatakan, sistem ini memiliki tingkat keberhasilan 95,6 persen selama serangan roket yang ditembakkan kelompok Hamas sejak Mei 2021.

Baca juga: Apa yang Akan Terjadi Setelah Hamas Melancarkan Serangan ke Israel?

Spesifikasi Iron Dome

Dilansir dari CNN, Iron Dome pertama kali dikembangkan pada 2007, lalu dilakukan pengujian pada 2008 dan 2009.

Iron Dome dilengkapi dengan baterai pertahanan rudal yang dikerahkan pada 2011. Sistem ini beberapa kali mengalami peningkatan sejak saat itu.

Iron Dome juga dirancang untuk menembak jatuh proyektil yang masuk.

Sistem ini dilengkapi dengan radar yang mendeteksi roket dan menggunakan sistem komando serta kontrol sehingga dengan cepat menghitung apakah proyektil yang masuk dan menimbulkan ancaman atau menghantam daerah yang tidak berpenduduk.

Baca juga: Menilik Perbandingan Iron Dome Israel dengan Roket Hamas

Jika roket tersebut memang menimbulkan ancaman, Iron Dome akan menembakkan rudal dari darat untuk menghancurkannya di udara.

Sistem pertahanan itu akan terdengar seperti ledakan keras dan terkadang dapat dirasakan dari tanah sata menghancurkan rudal musuh.

Ada 10 baterai Iron Dome di seluruh Israel. Raytheon dan Pusat Studi Strategis dan Internasional mengatakan, masing-masing memiliki 3-4 peluncur.

 

Iron dome terdiri dari 3 komponen utama, di antaranya:

  • Radar
  • Pusat kendali
  • Peluncur roket.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Konflik Israel-Palestina Sulit Didamaikan

Biaya operasional Iron Dome

Masih dari sumber yang sama, Iron Dome membutuhkan biaya yang tinggi seiring dengan pengoperasian perang.

Setiap rudal membutuhkan biaya sekitar 40.000 dollar Amerika Serikat (AS) untuk dapat mencegat ribuan roket yang masuk.

Pemerintah AS telah menghabiskan lebih dari 1,5 miliar dollar AS untuk program Iron Dome.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa Israel kemungkinan akan meminta pencegat tambahan di samping bantuan militer lainnya imbas dari serangan Hamas pada Sabtu (7/10/2023).

Baca juga: Israel Resmi Deklarasikan Perang Melawan Hamas, Pertama Kali sejak 1973

Cara kerja Iron Dome

Direktur dan pendiri Strategic Analysis Australia Michael Shoebridge mengatakan, Iron Dome pada dasarnya akan mencegat roket dan rudal dengan pencegat roketnya sendiri.

"Dia akan menggunakan radar untuk medeteksi dan melacaknya," tuturnya, dikutip dari ABC Net.

Dari 10 baterai Iron Dome yang tersebar di wilayah Israel, mereka akan memberi cakupan seluas kota tersebut dengan jangkauan 4-70 km.

Setiap baterai mampu melindungi 155 kilometer persegi dan ditempatkan secara strategis di sekitar kota dan daerah berpenduduk.

Satu baterai terdiri dari 3-4 peluncur, di mana setiap peluncur dapat menampung hingga 20 rudal pencegat.

Meskipun Iron Dome yang menyerupai Kubah Besi ini memiliki peran kunci dalam pertahanan udara Israel, ia tidak bekerja sendirian.

Ini adalah bagian dari pertahanan udara Israel yang terdiri dari beberapa lapis yang mencakup lapisan tengah dan Arrow-3 yang dirancang untuk mencegat rudal balistik di luar atmosfer bumi.

Baca juga: Mengenal Jalur Gaza, Titik Konflik antara Hamas dan Israel

Bagaimana Hamas membobol iron dome?

Ketika Hamas menembakkan 5.000 roket ke Israel, radar deteksi dan pelacakan di dalam Kubah Besi itu telah mendeteksi roket-roket dan mengirimkan informasinya ke sistem kontrol senjata.

Kemudian dilakukan perhitungan cepat untuk mendeteksi lintasan dan kemungkinan target senjata.

Ancaman tersebut kemudian dihancurkan seperti yang terlihat dalam video yang viral tersebut.

Namun, mengapa roket Hamas mampu menembus sistem petahanan yang disebut tercanggih di Bumi itu?

Dilansir dari Bussiness Standart, di tengah serangan Hamas, sistem pertahanan Kubah Besi itu menghadapi rentetan 5.000 roket dalam 20 menit. Hal ini menyulitkan sistem pertahanan itu untuk mencegat semua target.

Di sisi lain, Hamas mampu menembakkan ribuan roket karena biaya roket yang jauh lebih rendah.

Menurut Hamas, pihaknya telah menembakkan 5.000 roket sementara Israel melaporkan sekitar 3.000 proyektil yang masuk.

Beberapa di antaranya berhasil menembus sistem pertahanan rudal Iron Dome dan menghantam gedung-gedung hingga ke Tel Aviv.

Baca juga: Tel Aviv Jadi Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi