Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Persahabatan Bhutan dengan India

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Ultramansk
Taktsang Monastery atau Paro Taktsang di Bhutan
Editor: Sandro Gatra

ADA yang menarik perhatian saya ketika berkunjung ke Bhutan, yaitu kesan kecenderungan Bhutan untuk secara politik, ekonomi maupun militer lebih berpihak ke India ketimbang China.

Latar belakang sejarah tampaknya memengaruhi pilihan sikap geopolitik Bhutan terhadap dua negara besar yang secara geografis kebetulan merupakan dua tetangga Bhutan.

Pada 1720, laskar bersenjata kekaisaran dinasti Qing, China menyerbu masuk ke Tibet serta merta ke Bhutan yang pada masa itu masih belum jelas batasan kedaulatan teritorialnya.

Kemudian pada 1864, tiba giliran serdadu kerajaan Inggris merangsek masuk ke Bhutan demi menguasai kawasan perbatasan selatan Bhutan sebagai jalur perdagangan utama dunia luar masuk ke Bhutan.

Pada 1907, Inggris menobatkan Ugyen Wangchuk sebagai druk gyalpo alias kepala kerajaan Bhutan yang pada 1910 menandatangani kesepakatan dengan Inggris untuk menjadi protektorat sebagai istilah eufemisme jajahan Inggris.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selanjutnya Bhutan secara politis lebih berorientasi ke India yang pada masa itu masih merupakan jajahan Inggris, meski mayoritas perdagangan masih dijalin dengan Tibet.

Setelah 15 Agustus 1947, India memproklamirkan kemerdekaan dirinya dari penjajahan Inggris, maka Bhutan menjalin hubungan diplomatik dengan India.

Bahkan India menyerahkan kawasan Dewangiri kepada Bhutan sebagai imbal-balik perlindugan militer India terhadap Bhutan.

Setelah militer Republik Rakyat China menduduki Tibet, maka Bhutan merasa terancam sehingga makin mendekatkan diri ke India.

Pada 1950, India memperkuat garnison pertahanan militer di perbatasan Bhutan dengan Tibet sehingga meningkatkan suhu panas permusuhan China dengan India.

India membangun infrastruktur jalan raya menghubungkan Bhutan dengan India yang secara langsung membuka gerbang isolasi Bhutan ke dunia luar modern.

Raja Bhutan adalah alumnus universitas Inggris, maka bahasa Inggris diajarkan sebagai bahasa wajib di lembaga pendidikan kerajaan Bhutan.

Pada masa kini, nyaris tidak tampak mobil buatan China lalu lalang di jalan raya Bhutan yang didominasi mobil buatan India dan Jepang.

Tidak ada jalur penerbangan ke Bhutan langsung ke China akibat terbatas ke Thailand dan India.

Turisme di Bhutan juga jauh lebih banyak mendatangkan turis dari Thailand, Jepang, Korea dan Taiwan ketimbang dari daratan China.

Buddhisme Bhutan pada hakikatnya lebih mirip Buddhisme Tibet ketimbang Buddhisme China. Bahkan rumah makan India dan Jepang jauh lebih popular di kerajaan Bhutan ketimbang restoran Chinese.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi