Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Terbentuknya Fosil dalam Waktu Ribuan hingga Jutaan Tahun

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/bgsmith
Ilustrasi bagaimana proses terbentuknya fosil?
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Fosil adalah bukti fisik tumbuhan atau hewan prasejarah, berupa sisa tubuh yang terawetkan atau jejak-jejak lainnya.

Sisa-sisa fosil, termasuk fosil tulang, cangkan, dan gigi, dikenal sebagai fosil tubuh. Tanda-tanda fosil tumbuhan atau hewan lainnya disebut fosil jejak.

Fosil jejak dinosaurus termasuk jejak kaki, jejak kulit atau bulunya, dan kotoran yang disebut koprolit.

Berkat fosil, manusia sekarang dapat mengetahui kehidupan dinosaurus yang hidup jutaan tahun yang lalu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penciptaan fosil dapat terjadi dengan berbagai cara, namun semua fosil berasal dari benda-benda yang hidup pada zaman geologis di masa lampau.

Mereka bisa memiliki ukuran sekecil sel tunggal hingga sebesar kerangka dinosaurus atau pohon yang membatu.

Baca juga: Fosil Mesir Purba Jelaskan Cara Paus Pindah dari Hewan Darat ke Laut


Apakah semua makhluk hidup bisa menjadi fosil?

Diperlukan serangkaian keadaan dan kondisi tertentu agar fosilisasi dapat terjadi, sehingga hal ini sebenarnya merupakan peristiwa yang sangat langka.

Menurut Departemen Sumber Daya Alam Iowa, agar fosil dapat terbentuk, saat organisme mati, sedimen harus segera menutupi organisme tersebut.

Namun tidak semua makhluk hidup bisa menjadi fosil, karena sebagian besar bagian hewan atau tumbuhan terurai seluruhnya dengan cepat setelah kematian.

Sedimen melindungi sisa-sisa organisme yang mati dari erosi dan pembusukan. Sering kali, fosil mencakup jaringan keras seperti tulang, gigi, cangkang, dan kayu.

Hewan dengan kerangka keras lebih mudah menjadi fosil, dan yang paling umum adalah cangkang hewan laut seperti kerang, siput, atau karang.

Serangga bisa menjadi fosil saat terperangkap dalam bahan lengket, yang keluar dari beberapa jenis pohon. Resin kemudian mengeras menjadi bahan yang disebut amber.

Baca juga: Ribuan Fosil Ditemukan di Instalasi Limbah Selandia Baru, Apa Isinya?

Proses terbentuknya fosil

Dilansir dari laman American Geosciences Institute, makhluk hidup tersusun dari senyawa kimia yang sebagian besar merupakan senyawa organik, seperti karbon, oksigen, dan hidrogen.

Setelah tumbuhan atau hewan mati, ia membusuk. Ketika organisme membusuk, senyawa organiknya berubah menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti karbon dioksida dan air.

Dekomposisi paling cepat terjadi ketika organisme berada dalam air yang mengandung oksigen terlarut.

Organisme juga dapat membusuk bahkan tanpa oksigen. Beberapa jenis bakteri anaerobik memakan jaringan tumbuhan dan hewan meskipun tidak ada oksigen.

Baca juga: Arkeolog Temukan Fosil Manusia Purba Tertua Terkubur di Gua Maroko

Cepat atau lambat, hampir semua bahan organik dari tumbuhan dan hewan membusuk. Sedangkan tulang, gigi, dan cangkang terurai lebih lambat.

Dalam jangka waktu yang lama, bahan mineralnya larut. Hal ini bisa terjadi dengan cepat jika cangkang dan tulangnya tergeletak di permukaan tanah atau di dasar laut.

Kebanyakan hewan dapat menjadi fosil karena terkubur dalam sedimen. Agar bisa menjadi fosil, mereka harus dikubur dan meninggalkan bekas sebelum membusuk.

Sejalan dengan itu, dikutip dari Natural History Museum, setelah sisa-sisa makhluk hidup yang mati terkubur di bawah sedimen, dekomposisinya melambat karena kekurangan oksigen, sehingga memberikan cukup waktu untuk terjadinya fosilisasi.

Cara paling umum yang dilakukan hewan seperti dinosaurus untuk menjadi fosil disebut petrifikasi atau proses membatu.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Fosil yang Diduga Bukti Kanibalisme Tertua di Dunia

Saat hewan mati, bagian yang lunak mulai membusuk. Sebelum jasad hilang seluruhnya, tulang dan giginya terkubur oleh sedimen seperti lumpur, pasir atau lanau.

Ketika lebih banyak lapisan sedimen yang menumpuk di atasnya, akan memberi banyak beban dan tekanan pada lapisan di bawahnya, menjadikannya terimpit.

Ini menyebabkan mereka berubah menjadi batuan sedimen. Saat hal ini terjadi, air meresap ke dalam tulang dan gigi, mengubahnya menjadi batu karena meninggalkan mineral.

Air meninggalkan kristal mineral di ruang tulang. Proses ini bisa memakan waktu ribuan bahkan jutaan tahun.

Fosil pohon atau dikenal sebagai kayu yang membatu, terbentuk dengan cara yang sama. Inilah sebabnya mengapa cincin pertumbuhan beberapa fosil pohon dapat dihitung.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi