Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegangan di Gaza dan Sorotan Atas Diamnya Komunitas Internasional

Baca di App
Lihat Foto
AFP/MAHMUD HAMS
Kondisi terkini perang Hamas vs Israel. Warga Palestina menyelamatkan para penyintas di gedung yang diserang Israel dari udara di Jabalia, Jalur Gaza, Senin (9/10/2023).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pusat Perlindungan dan Kebebasan Jurnalis (CDFJ) menyerukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera menghentikan ketegangan antara Hamas-Israel di Jalur Gaza.

Mereka pun menyayangkan sikap komunitas internasional yang seakan hanya diam dalam melihat krisis di Gaza.

Menurutnya, sikap ini bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

"Diamnya komunitas internasional adalah hal yang memalukan," kata organisasi nonprofit itu pada Selasa (10/10/2023), dikutip dari Wafa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mereka seakan memberikan lampu hijau kepada pendudukan Israel untuk melanjutkan agresi ofensifnya yang membunuh anak-anak, wanita, dan orang tua," sambungnya.

Organisasi yang berbasis di Yordania itu mengatakan, perlu adanya gerakan Arab resmi untuk terlibat kembali dalam isu Palestina.

Sebab, Palestina merupakan isu sentral pertama bagi negara-negara Arab.

Baca juga: Nestapa Warga Gaza, Berlari untuk Lolos dari Sasaran, Datang ke Sasaran Lain


Baca juga: Unjuk Rasa Pecah di Berbagai Negara akibat Konflik Hamas-Israel, Beberapa Warga Ditangkap...

Jurnalis jadi korban

Pendiri CDFJ, Nidal Mansour mengatakan, laporan awal menyebutkan adanya 8 jurnalis yang menjadi korban dalam konflik ini.

"Belum ada informasi final, tetapi informasi awal ada 8 jurnalis yang meninggal. Beberapa jurnalis lain juga dilaporkan hilang dan mengalami luka-luka," kata dia.

Pihaknya kini terus menjalin komunikasi dengan sejumlah organisasi jurnalis Palestina untuk mengetahui kondisi mereka yang meliput perang ini.

Menurutnya, solidaritas dan dukungan kepada rakyat Palestina dan para jurnalis perlu dilakukan untuk mengungkap kejahatan ini.

Baca juga: Langkah Pemerintah Palestina Hentikan Pertumpahan Darah dan Atasi Krisis di Gaza...

Blokade Gaza

Diketahui, eskalasi konflik di Gaza bermula ketika kelompok Hamas meluncurkan ribuan roket ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10/2023).

Buntut serangan ini, Israel secara resmi mendeklarasikan perang pada Minggu (8/10/2023).

Mereka pun pun membombardir wilayah Gaza. Tak hanya itu, Israel juga memberlakukan blokade penuh atas wilayah Gaza, dengan menghentikan pasokan listrik, air, dan makanan.

Blokade penuh ini mendapat sorotan dari berbagai kelompok internasional.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Iron Dome Israel, Sistem Pertahanan Canggih yang Berhasil Dibobol Hamas

Sekretaris Jenderal Dewan Pengungsi Norwegia, Jan Egeland memperingatkan, pengepungan dan blokade Gaza berarti bencana besar bagi lebih dari 2 juta penduduk setempat.

"Jika hal ini menyebabkan anak-anak yang terluka meninggal di rumah sakit karena kekurangan energi, listrik dan pasokan, hal ini dapat dianggap sebagai kejahatan perang," kata Egeland, dikutip dari AP News.

Hingga kini, ribuan warga sipil, baik dari Palestina maupun Israel, menjadi korban atas konflik ini.

Baca juga: Konflik Israel-Palestina, Ancaman Hamas, dan Jumlah Korban Jiwa...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi