Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Terkini di Gaza, Dua Hari Setelah Israel Lakukan Blokade Penuh

Baca di App
Lihat Foto
AFP/JALAA MAREY
Tentara Israel mengambil posisi di dekat pangkalan militer Israel Har Dov di Gunung Hermon, sebuah pos strategis dan dibentengi di persimpangan jalan antara Israel, Lebanon, dan Suriah, pada 10 Oktober 2023. Serangan Israel di Lebanon menewaskan tiga anggota Hizbullah pada 10 Oktober di tengah meningkatnya ketegangan setelah militan Palestina mencoba menyusup ke Israel dari Lebanon, dalam sebuah eskalasi di perbatasan utara Israel, dua hari setelah militan Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke sisi selatan negara itu dari Jalur Gaza yang diblokade. )
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Penduduk jalur Gaza terjebak dalam baku tembak di tengah ketegangan yang sedang berlangsung antara kelompok Hamas dan pasukan Israel.

Jalur Gaza kini berada dalam kekacauan akibat dampak dari serangan mendadak yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina (Hamas) terhadap Israel dengan menembakkan ribuan roket ke Israel, Sabtu (7/10/2023).

Pasukan Pertahanan Israel mengatakan bahwa mereka menyerang 130 sasaran di Gaza hanya dalam waktu tiga jam pada Senin (9/10/2023) pagi.

Baca juga: Perbandingan Senjata Hamas Vs Israel, Punya Apa Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan militer Israel berujar bahwa mereka berada dalam “keadaan waspada perang" setelah Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Diberitakan sebelumnya, Israel mengumumkan blokade penuh jalur Gaza yang akan melarang air dan makanan bagi rakyat Palestina.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Senin (9/10/2023). Dikutip dari Kompas TV, Gallant menegaskan pihak berwenang akan memutus aliran listrik dan memblokir masuknya air, makanan, dan bahan bakar.

Langkah itu merupakan bagian dari pengepungan total di Gaza, di mana ada 2,3 juta warga sipil yang tinggal.

Baca juga: Awal Mula dan Lini Masa Konflik Israel Vs Hamas

Baca juga: Buntut Serangan Hamas, Netanyahu Akan Putus Pasokan Listrik, Makanan, dan Gas ke Gaza

Penderitaan warga sipil Palestina 

Dilansir dari ABC News, pihak berwenang Palestina mengatakan sedikitnya 830 orang tewas dan 4.250 lainnya terluka di Gaza akibat serangan balasan dari Israel.

Hal yang sama juga terjadi di Israel, setidaknya 900 orang tewas dan lebih dari 2.300 lainnya terluka oleh serangan dari kelompok Hamas.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekitar 6.400 warga Palestina dan 300 warga Israel telah tewas dalam konflik yang sedang berlangsung sejak 2008 dan jumlah tersebut belum termasuk korban jiwa baru-baru ini.

Kelompok advokasi Defense for Children International- Palestine (DCIP) mengatakan, setidaknya 33 anak-anak di Palestina tewas dalam serangan udara balasan yang dilancarkan Israel ke Gaza.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Iron Dome Israel, Sistem Pertahanan Canggih yang Berhasil Dibobol Hamas

Lebih lanjut, PBB mengatakan bahwa ratusan apartemen dan rumah telah hancur di jalur Gaza, termasuk kamp pengungsi, menyebabkan lebih dari 123.000 orang mengungsi.

Lebih dari 73.000 orang berlindung di sekolah-sekolah, sementara pihak rumah sakit di Palestina berjuang untuk mengatasi jumlah korban luka.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, rumah sakit utama di Gaza, Rumah Sakit Beit Hanoun, telah rusak dan sekarang tidak dapat digunakan setelah pasukan Israel berulang kali menargetkan daerah tersebut.

Sebuah pusat komunikasi utama di Gaza juga hancur akibat serangan udara sehingga sulit mendapatkan akses internet atau melakukan panggilan telepon.

Berbeda dengan Israel, jalur Gaza tidak memiliki sirine serangan udara atau tempat perlindungan bom.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Konflik Israel-Palestina Sulit Didamaikan

Makanan dan persediaan air hampir habis

Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperkirakan akan terjadi kekurangan air minum yang parah di Gaza akibat blokade Israel.

Program Pangan Dunia (WFP) telah mengirimkan roti dan makanan kaleng kepada orang-orang yang berlindung di sekolah-sekolah yang didirikan oleh UNRWA.

Seorang pengungsi dan merupakan ayah dari empat anak kecil yang tinggal di antara kamp pengungsi Deir el-Balah dan Khan Younis mengatakan bahwa pasar lokal masih menjual makanan, namun kebutuhan pokok seperti tepung dan gula cepat habis.

“Pedagang pasar tidak dapat menjangkau petani yang masih memiliki sisa stok buah dan sayuran dari petani lokal karena jalanan sekarang terlalu berbahaya,” katanya dikutip dari AlJazeera.

Baca juga: Unjuk Rasa Pecah di Berbagai Negara akibat Konflik Hamas-Israel, Beberapa Warga Ditangkap...

Pasokan listrik juga menipis

Masih dari sumber yang sama, pembangkit listrik di Gaza yang kini menjadi satu-satunya sumber listrik diperkirakan akan kehabisan bahan bakar dalam beberapa hari.

Hilangnya listrik akan berdampak langsung pada rumah sakit dan pasokan air.

Reporter Al Jazeera Youmna ElSayed melaporkan bahwa Gaza hanya mendapatkan aliran listrik selama empat jam dalam dua hari terakhir.

“Satu-satunya pembangkit listrik di sini hanya bisa beroperasi maksimal dua hari lagi dan setelah itu seluruh Jalur Gaza tidak akan mendapatkan aliran listrik dalam satu jam kecuali bahan bakar masuk ke Gaza. Bukan hanya warga sipil yang menderita karena hilangnya aliran listrik,” kata dia.

Pemadaman listrik total ini tentu akan berdampak langsung pada rumah sakit.

Baca juga: Ketegangan di Jalur Gaza, Berapa Jumlah Pasukan Hamas?

Tak hanya itu, konflik ketegangan antara Hamas dengan Israel membuat warga sipil Palestina sulit berkomunikasi dan seolah kehilangan kontak dengan dunia.

Hal tersebut terjadi setelah Israel menyerang kantor pusat Perusahaan Telekomunikasi Palestina sehingga memengaruhi layanan telepon rumah, internet, dan telepon seluler.

Penyerangan tersebut membuat warga sipil Palestina semakin sulit untuk mempertahankan kontak dengan teman dan keluarga di luar Palestina.

Baca juga: Nestapa Warga Gaza, Berlari untuk Lolos dari Sasaran, Datang ke Sasaran Lain

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi