KOMPAS.com - Konflik antara Israel dan kelompok Hamas yang kian memanas memaksa Pemerintah Indonesia mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di sana.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha menyampaikan perkembangan evakuasi WNI di Gaza.
"Siap. Segera (dilakukan evakuasi)," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/10/2023).
Sebelumnya, Juru bicara Kementerian luar Negeri (Kemenlu) Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan akan mengupayakan evakuasi 10 WNI di Jalur Gaza.
Untuk diketahui, ada 13 WNI yang berada di Jalur Gaza. Namun, tiga orang di antaranya telah meninggalkan Jalur Gaza ke Mesir dan Indonesia.
Pada Selasa (10/10/2023), Kemenlu juga telah memerintahkan WNI di wilayah Palestina dan Israel untuk meninggalkan wilayah.
Adapun bagi WNI yang tengah merencanakan perjalanan ke kedua wilayah tersebut diharap untuk menunda hingga situasi kondusif.
Lantas, seperti apa upaya evakuasi WNI di Jalur Gaza?
Baca juga: Seberapa Luas Jalur Gaza dan Bagaimana Kondisi Penduduknya?
Upaya Indonesia evakuasi WNI di Gaza
Berikut Kompas.com merangkum 3 upaya yang dilakukan Indonesia untuk mengevakuasi WNI di Jalur Gaza:
1. Koordinasi dengan 3 KBRIIqbal mengatakan, Pemerintah Indonesia telah menyusun rencana kontigensi evakuasi WNI dengan beberapa skenario evakuasi.
Pihaknya mengatakan berkoordinasi dengan 3 KBRI sekaligus untuk mengamankan WNI dari bahaya peperangan Hamas dan Israel itu.
"Saat ini pemerintah, melalui KBRI Amman, KBRI Beirut, dan KBRI Cairo sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengevakuasi WNI yang berada di wilayah Palestina, khususnya 10 orang WNI yang berada di Jalur Gaza," kata Iqbal, dikutip dari Kompas.com, Selasa (10/10/2023).
Menurut Iqbal, saat ini fokus pemerintah adalah tentang situasi kemanusiaan. Khususnya, mendorong upaya menghentikan eskalasi kekerangan dan menghindari jatuhnya korban lebih banyak, terutama warga sipil.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Iron Dome Israel, Sistem Pertahanan Canggih yang Berhasil Dibobol Hamas
2. Koordinasi dengan ICRC di JenewaMenteri Luar Negeri Retno Marsudi juga telah berkomunikasi dengan Presiden Palang Merah Internasional (ICRC) di Jenewa, Swiss Mirjana Spoljaric untuk mengevakuasi WNI di Jalur Gaza.
"Kami juga mendesak agar ICRC ikut mendorong upaya penghentian kekerasan yang dilanjutkan dengan penerapan koridor kemanusiaan,” kata Retno, dikutip dari Harian Kompas.
Ketua Umum PMI Pusat Jusuf Kalla (JK) juga mengaku telah melakukan delegasi dengan Palang Merah Internasional serta sejumlah jajaran di Markas Pusat PMI, Jakarta untuk melakukan upaya evakuasi WNI di Gaza.
"Lagi dicari solusinya bagaimana bisa membantu lewat palang merah, tapi palang merah sendiri sekarang juga masih terbatas yang bisa masuk ke situ," kata dia.
Menurut JK, mekanisme di palang merah adalah mempelajari lebih dahulu situasi yang ada, sebelum kemudian melakukan tindakan.
Baca juga: Awal Mula dan Lini Masa Konflik Israel Vs Hamas
Selain berkoordinasi dengan ICRC, Indonesia juga tengah meminta bantuan Pemerintahan Filipina untuk mengevakuasi WNI di sana.
Hal itu karena Filipina memiliki Kedutaan Besar di Tel Aviv, Israel.
Permintaan bantuan disampaikan secara khusus oleh Menlu Retno Marsudi ke Menlu Filipina Enrique Manalo, pada Selasa (10/10/2023).
"Dalam komunikasi tersebut Menlu Retno meminta bantuan Filipina untuk mengevakuasi WNI dari wilayah konflik jika diperlukan," kata Iqbal, dilansir dari Kompas.com, Selasa.
Sebelumnya, upaya saling bantu antara Indonesia dengan Filipina khususnya dalam proses evakuasi sudah beberapa kali terjalin.
Berdasarkan catatan, Indonesia pernah membantu evakuasi warga Filipina dari Yaman (2015), Kabul (2021), dan Sudan (2023).
Menurut Iqbal, pemerintah Indonesia melakukan semua upaya dari berbagai jalur untuk memberikan perlindungan kepada WNI dan untuk menghentikan kekerasan sesegera mungkin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.