Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengonsumsi Obat Tidur dalam Jangka Panjang, Apa Risikonya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Irin Fierce
Risiko dan efek samping konsumsi obat tidur jangka panjang.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Obat tidur terkadang menjadi solusi terakhir bagi beberapa orang yang mengalami gangguan tidur akibat stres, depresi, atau sedang mengidap penyakit tertentu.

Hal ini lantaran obat tidur mengandung penenang yang bisa mengatasi insomnia, tidur gelisah, atau sulit tidur.

Dilansir dari Medpark Hospital, penggunaan obat tidur dalam jangka pendek diperbolehkan, namun obat ini sebaiknya tidak digunakan terus-menerus dalam jangka waktu lama untuk menghindari efek samping penggunaan jangka panjang yang dapat berdampak buruk pada kesehatan.

“Obat tidur hanya solusi sementara. Ini adalah jembatan yang dapat membantu mematahkan pola dan membantu orang kembali ke jalur yang benar,” kata seorang psikolog klinis berlisensi yang berbasis di Connecticut yang berspesialisasi dalam pengobatan tidur, John Cline.

Lantas, apa saja risiko dan efek samping jangka panjang akibat konsumsi obat tidur?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Efek Samping Obat Asam Lambung Omeprazole, Ada Mual dan Masalah Ginjal


Risiko penggunaan obat tidur

Lihat Foto
Pexels/Polina Kovaleva
Ilustrasi orang yang sulit tidur.
1. Tubuh dapat dengan cepat membangun toleransi

Dilansir dari Everydayhealth (5/9/2023), staf dokter di Cleveland Clinic Sleep Disorders Center, Preeti Devnani mengatakan, ketika Anda meminum obat tidur yang diresepkan dalam jangka waktu yang lama, maka tubuh Anda akan terbiasa dengan obat tersebut.

Akhirnya, Anda memerlukan dosis yang semakin tinggi untuk mendapatkan efek pemicu tidur yang sama.

“Obat tidur sebaiknya tidak digunakan dalam jangka panjang. Obat-obatan tersebut harus diminum 'sesuai kebutuhan' dan, jika mungkin, tidak dijadwalkan setiap malam,” kata Devnani.

Cline mengatakan, seseorang tidak boleh meminum obat tidur dalam jangka waktu paling lama, yaitu lebih dari dua minggu. Ini dimaksudkan untuk membantu tubuh memulihkan pola tidur normal. 

Baca juga: Benarkah Tidak Boleh Tidur Pakai Kipas Angin Saat Cuaca Panas?

2. Kesulitan untuk berhenti

Ada alasan bagus mengapa dokter tidak meresepkan obat tidur selama lebih dari dua minggu. Ini lantaran, penggunaan obat tidur dapat menyebabkan ketergantungan bagi mereka yang terlalu sering mengonsumsinya.

Klein mengatakan, bila seseorang terlalu bergantung pada obat tidur, mereka mungkin harus berkonsultasi dengan dokter untuk menguranginya secara perlahan atau mungkin juga mengurangi dosis sebanyak 15-25 persen.

Devnani mencatat bahwa orang yang tiba-tiba berhenti minum obat tidur setelah rutin meminumnya akan mengalami gejala putus obat. Hal ini dapat mencakup kegelisahan, kecemasan, menggigil, dan mual.

Baca juga: 6 Pilihan Teh Herbal Terbaik untuk Membantu Tidur Nyenyak, Apa Saja?

3. Menyebabkan pernapasan terganggu

Saat mengonsumsi obat tidur, penting bagi Anda untuk tidak mencampurkan atau meminumnya bersamaan dengan obat lain, ini termasuk antihistamin, antidepresan, dan obat anticemas yang mungkin memiliki efek menenangkan.

Selain obat, larangan ini juga berlaku pada alkohol.

“Menggabungkan dua atau lebih obat yang menekan sistem saraf pusat dapat menyebabkan lambatnya pernapasan dan bahkan kematian,” terang Devnani.

Jika Anda sedang menggunakan obat resep lain untuk mengatasi suatu kondisi medis, konsultasikan dengan dokter sebelum menambahkan obat tidur ke dalam campurannya.

Selain itu, apabila Anda memiliki kondisi paru-paru kronis seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik (COPD), Anda perlu untuk mendiskusikannya dengan dokter karena obat ini dapat semakin memperlambat pernapasan, menurut Sleep Foundation.

4. Jadi kurang waspada

Secara umum, obat tidur menyebabkan seseorang merasa mengantuk, pusing, dan kurang waspada di keesokan harinya.

Gejala-gejala ini sangat akut jika Anda tidak memberikan waktu istirahat selama delapan jam untuk menghilangkan efek obat atau bila Anda akhirnya meminum dosis lain di tengah malam.

Sekitar 40 persen orang Amerika yang mengonsumsi obat tidur yang dijual bebas mengatakan mereka merasa berkabut atau mengantuk keesokan paginya, dan 32 persen lainnya dari mereka yang menggunakan obat tidur resep merasakan gejala-gejala ini.

Selain itu, mereka juga mengalami sembelit, mulut kering, dan kesulitan buang air kecil.

Baca juga: Ramai soal Tidur Sore Menyebabkan Mimpi Aneh, Benarkah?

5. Berisiko memiliki perilaku yang tidak menentu

Penggunaan obat tidur jangka panjang lainnya dapat menyebabkan seseorang mengalami perilaku aneh, mulai dari berjalan dalam tidur hingga amnesia.

Hal ini pada akhirnya dapat membuat Anda berisiko lebih besar mengalami kecelakaan akibat perilaku tidak menentu.

The Sleep Foundation mencatat bahwa gangguan ini lebih sering terjadi saat Anda meningkatkan dosis penggunaan obat dari waktu ke waktu.

6. Berisiko cedera

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Contemporary Pharmacy Practice pada tahun 2020 menunjukkan, orang lanjut usia yang menggunakan obat tidur setiap malam memiliki risiko lebih tinggi untuk terjatuh dan menghadapi cedera seperti patah pinggul atau benjolan dan memar.

Baca juga: Bangun Tidur Tidak Merasa Segar tapi Justru Pegal-pegal dan Lelah, Apa Penyebabnya?

Efek samping penggunaan obat tidur jangka panjang

Dikutip dari Medparkhospital, penggunaan obat tidur dapat menimbulkan dampak buruk, baik jangka pendek maupun jangka panjang, sebagai berikut:

Efek samping jangka pendek meliputi:

  • Kelelahan dan kantuk
  • Sakit kepala
  • Mudah tersinggung
  • Bingung
  • Diare atau sembelit
  • Mulut kering
  • Kelemahan otot
  • Pengambilan keputusan yang lambat, pemrosesan otak yang lambat
  • Gangguan pencernaan, gas di perut, kolik, atau kembung.

Efek samping jangka panjang meliputi:

  • Risiko demensia, khususnya di kalangan lansia
  • Daya ingat yang buruk, degenerasi otak, penyakit Alzheimer.
  • Dapat menyebabkan depresi.
  • Disfungsi seksual
  • Risiko jatuh secara tidak sengaja.
  • Depresi pernapasan saat tidur, yang dapat menyebabkan kematian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi