Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Sebut Tanda-tanda Tsunami di Tiap Daerah Berbeda-beda, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Evgen Matveev
Ilustrasi tsunami. BMKG menyebut, waktu kedatangan tsunami setelah gempa bumi berbeda-beda di setiap daerah.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, waktu kedatangan tsunami setelah gempa tidak ada yang sama.

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, hal tersebut dapat tercermin dari peristiwa tsunami Aceh pada 2004, tsunami Palu pada 2018, serta tsunami Selat Sunda pada 2018.

"Waktu kedatangan tsunami berbeda-beda di setiap wilayah, sangat lokal," kata dia dalam Aceh International Workshop and Expo on Sustainable Tsunami Disaster Recovery, dikutip laman BMKG, Kamis (12/10/2023).

Waktu datangnya tsunami setelah gempa

Dia merinci, tsunami Palu di Sulawesi Tengah hanya membutuhkan waktu dua menit pascagempa sebelum menyapu pantai barat Pulau Sulawesi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, di tempat lain, kedatangan tsunami bisa berselang hingga 30 menit atau lebih dari saat gempa pertama mengguncang.

Oleh karena itu, BMKG meminta masyarakat untuk dapat memanfaatkan golden time sebaik mungkin guna menyelamatkan diri.

"Karenanya, kami mendorong kepada masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir untuk segera berlari ke tempat aman pada elevasi yang lebih tinggi, begitu merasakan goyangan gempa, tanpa harus menunggu peringatan dini," kata Dwikorita.

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Tsunami? Berikut Penjelasannya


Upaya meminimalkan korban gempa dan tsunami

Terkait edukasi dan mitigasi gempa dan tsunami, Dwikorita menyebutkan, masih terdapat kesenjangan pengetahuan mengenai kedua hal itu di masyarakat.

Guna mengisi kesenjangan tersebut, BMKG pun menggandeng pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melalui program bertajuk Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) serta Tsunami Ready Community.

Dengan demikian, masyarakat di daerah rawan bencana diharapkan tidak panik karena telah terampil dan memahami apa yang perlu dilakukan jika gempa dan tsunami tiba-tiba datang.

Dwikorita mengatakan, melalui SLG, BMKG rutin memberikan informasi mengenai potensi bahaya gempa bumi dan tsunami di daerah tersebut.

Lembaga negara ini juga membantu pemerintah daerah setempat dengan memberikan Peta Bahaya Tsunami di setiap lokasi pelaksanaan.

"Hal ini bertujuan agar sebagai acuan pemerintah daerah dalam menyusun mitigasi gempa bumi dan tsunami di daerahnya," ujarnya.

Sementara itu, melalui Tsunami Ready Community, masyarakat disiapkan agar senantiasa siap siaga dan tidak gagap dalam menghadapi ancaman gempa bumi maupun tsunami.

Tsunami Ready Community sendiri merupakan program peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman tsunami yang berbasis pada 12 indikator dari Komisi Oseanografi Antarpemerintah (UNESCO-IOC).

"Kami sadar tidak bisa bekerja sendiri, maka dari itu kami terus menjalin kerja sama dan mendorong kolaborasi pentahelix antara pemerintah, akademisi, swasta, masyarakat, dan media untuk mewujudkan zero victim," tuturnya.

Baca juga: Ilmuwan: Perubahan Iklim Global Bisa Picu Tsunami Raksasa di Masa Depan

Tanda-tanda datangnya tsunami

Meski waktu kedatangan tsunami berbeda-beda di setiap daerah, terdapat beberapa tanda yang dapat menjadi gambaran kedatangan bencana alam ini.

Tanda-tanda kemungkinan datangnya tsunami sebagai berikut: 

1. Gempa bumi

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/3/2023), salah satu tanda akan terjadi bencana tsunami adalah gempa berkekuatan besar.

Sebelum tsunami menerjang, biasanya gempa bumi bermagnitudo di atas 6,5 terlebih dahulu mengguncang.

Bukan hanya itu, pusat gempa bumi yang berada di bawah laut juga dapat menyebabkan gelombang tsunami.

2. Air laut surut

Tanda-tanda akan terjadi bencana tsunami selanjutnya, yakni permukaan air laut surut secara mendadak.

Menurut buku Tanda-tanda Terjadinya Tsunami (2021) oleh Rani Siti Fitriani dkk, semakin luas daerah surutnya, semakin besar dan kuat pula gelombang tsunami yang dapat dihasilkan.

Surutnya air disebabkan turunnya permukaan laut secara mendadak akibat gempa bumi, longsoran bawah laut, atau faktor lainnya.

Akibatnya, terjadi kekosongan ruang, sehingga air laut tertarik masuk ke dalam. Selang beberapa waktu, gelombang besar akan datang dan menghantam area sekitar pantai.

3. Tanda alam tak biasa

Selain gempa bumi dan surutnya air laut, tanda-tanda tsunami dapat ditunjukkan oleh beberapa keadaan alam yang tak biasa.

Keadaan tersebut, seperti gerakan angin yang tidak lazim dan perilaku hewan yang mencurigakan.

Sebagai contoh, kelelawar yang biasanya tidur saat Matahari masih menyinari, mendadak aktif di siang hari.

4. Aktivitas laut tak biasa

Tanda akan terjadi bencana tsunami juga dapat dipantau dari suara gemuruh yang muncul tiba-tiba, serta aktitivas laut yang tak biasa.

Misalnya, tiba-tiba muncul gelombang kecil beberapa menit sebelum gelombang besar tsunami datang.

Sebelum hal itu terjadi, segeralah berlari menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi