Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suntik Putih Disebut Bisa Picu Autoimun, Begini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Syam Fireshark
Penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan secara keliru merusak sel-sel sehat di tubuh. Contohnya, psoriasis dan diabetes tipe 1.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan video yang menyebutkan suntik putih dapat menyebabkan autoimun ramai di media sosial.

Unggahan itu dimuat di akun TikTok @anmelyani pada Jumat (10/2/2023).

"Pedangdut Cita Citata mengidap Autoimun karena Suntik Putih," tulisnya dalam narasi.

Hingga Minggu (15/10/2023), unggahan tersebut dilihat sebanyak 1 juta kali dan mendapatkan lebih dari 1.700 komentar dari warganet.

Dalam pemberitaan media, disebutkan bahwa Cita Citata mengidap autoimun karena banyak konsumsi vitamin obat dan suntik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Dari vitamin sama suntik itu mengakibatkan sel darah putih terlalu banyak. Ketika sel darah putih terlalu banyak itu enggak bagus," kata Cita Citata, dilansir dari Kompas.com (21/5/2021).

"Karena walaupun bagus, sel darah putih itu untuk menyembuhin, tapi kalau terlalu banyak perbandingannya itu malah jadi bahaya,” lanjutnya.

Pelantun “Goyang Dumang” ini mengatakan, ia menjalani terapi akupuntur untuk mengobati autoimun yang diidapnya tersebut.

Lantas, benarkah suntik putih dapat menyebabkan autoimun?

Baca juga: Kisah Carissa Crysilla, Alami GERD dan Nyaris Kena Autoimun Diduga karena Makan Oatmeal Setiap Pagi


Penjelasan dokter

Dokter spesialis kulit dan kelamin dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Ismiralda Oke Putranti menjelaskan soal penyakit autoimun.

Menurutnya, gen umumnya sudah dimiliki oleh para penderita, hanya saja belum terekspos sehingga belum bermanifestasi klinis.

"Jika pada waktunya gen tersebut aktif, maka penyakit autoimun itu akan bermanifestasi klinis," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (14/10/2023).

Ismiralda mengatakan, vitamin dan antioksidan lain sebenarnya bermanfaat untuk melindungi tubuh dari radikal bebas yang berlebihan akibat proses metabolisme tubuh dan reaksi lain yang dipicu oleh paparan dari luar tubuh.

Ini termasuk bila reaksi autoimun muncul, antioksidan dapat membantu menekan reaksi inflamasi yang terjadi.

"Jika bahan injeksi (suntik putih) yang digunakan sebatas vitamin dan antioksidan, harusnya ya cukup aman untuk diberikan, namun tetap saja harus di bawah pengawasan dokter pemberiannya," terang dia.

Lebih lanjut Ismiralda mengungkapkan bahwa dosis yang terlalu tinggi dan terlalu sering memang akan memberikan dampak yang tidak baik.

Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat bisa lebih berhati-hati jika ada yang menawarkan obat suntik putih instan.

Hal ini lantaran, biasanya obat atau suntik putih tersebut berisiko mengandung bahan-bahan yang berbahaya seperti merkuri yang dapat memicu terjadinya kanker dan kerusakan organ.

"Apapun yang akan dilakukan pada tubuh kita sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu ke ahlinya. Jangan sembarangan membeli obat sendiri atau melakukan perawatan dan pengobatan dari orang yang tidak kompeten. Jadilah konsumen yang cerdas," terang dia.

Baca juga: Ramai soal Bintik-bintik Merah di Kulit, Benarkah Menandakan Autoimun? Ini Penjelasan Dokter

Penyebab dan gejala autoimun

Ismiralda melanjutkan, penyakit autoimun umumnya disebabkan karena adanya kelainan genetik. Meski begitu, penyakit ini dapat dipicu oleh berbagai macam hal (multifaktorial).

Autoimun terjadi akibat sistem kekebalan tubuh atau sistem imun menyerang sel-sel sehat dalam tubuhnya sendiri.

Autoimun dapat berkembang ketika sistem kekebalan tubuh salah dalam menilai sel sehat yang ada dalam tubuh dan justru menganggapnya sebagai zat asing.

Ismiralda mengatakan bahwa tanda dan gejala dari autoimun sendiri berbeda-beda, tergantung dari organ mana yang terkena.

"Tandanya beda-beda tergantung bagian atau organ yang terkena. Penyakit autoimun di kulit mulai dari psoriasis, penfigus, lupus, skleroderma, dan lainnya," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi