Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Terbentuknya Pelangi, Fenomena Lengkung Warna-warni Setelah Hujan

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/Skhoward
Iustrasi proses terbentuknya pelangi.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Pelangi adalah lengkung warna-warni yang dihasilkan oleh tetesan air ringan, dan umumnya bisa dilihat setelah terjadinya hujan.

Meski demikian, fenomena pelangi juga dapat dilihat di sekitar kabut, semprotan air laut, atau pada air terjun.

Pelangi menjadi salah satu fenomena meteorologi yang unik dan indah. Ini adalah ilusi optik, karena pelangi sebenarnya tidak ada di tempat tertentu di langit.

Mereka muncul bergantung pada tempat Anda berdiri dan tempat matahari (atau sumber cahaya lainnya) bersinar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Proses Terbentuknya Fosil dalam Waktu Ribuan hingga Jutaan Tahun


Lantas, bagaimana fenomena pelangi dapat terbentuk?

Proses terbentuknya pelangi

Dilansir dari laman Royal Meteorological Society, pelangi terbentuk ketika cahaya matahari dihamburkan oleh tetesan air melalui proses yang disebut refraction (pembiasan).

Pembiasan terjadi ketika cahaya matahari berubah arah saat melewati medium yang lebih padat dari udara, seperti tetesan air hujan atau kabut.

Begitu cahaya yang dibiaskan memasuki tetesan air hujan, cahaya tersebut dipantulkan dari belakang dan kemudian dibiaskan kembali saat keluar hingga sampai ke mata Anda.

Namun, bagaimana pembiasan menghasilkan warna pelangi?

Sinar matahari terbuat dari berbagai panjang gelombang (atau warna) yang bergerak dengan kecepatan berbeda ketika melewati suatu medium.

Baca juga: Proses Terbentuknya Awan, Tetesan Air yang Melayang di Udara

Hal ini menyebabkan cahaya putih terpecah menjadi warna yang berbeda-beda. Panjang gelombang yang lebih panjang tampak berwarna merah dan panjang gelombang yang lebih pendek tampak berwarna biru atau ungu.

Anda dapat melihat spektrum warna pelangi saat cahaya melewati tetesan hujan pada sudut berbeda sekitar dua derajat, dari merah ke ungu.

Agar pengamat dapat melihat pelangi, ia harus berada pada posisi tertentu yang relatif terhadap matahari dan tetesan air.

Matahari berada di belakang pengamatnya, dan tetesan air seperti hujan atau kabut harus berada di depan.

Semakin rendah posisi matahari di langit, semakin banyak lengkung pelangi yang akan terlihat, dengan sudut harus kurang dari 42 derajat di langit.

Baca juga: Proses Terjadinya Aurora, Fenomena Cahaya di Langit Kutub Bumi

Lengkungan pelangi

Pelangi merupakan hasil pembiasan dan pemantulan cahaya. Baik pembiasan maupun pemantulan merupakan fenomena yang melibatkan perubahan arah gelombang.

Dikutip dari laman National Geographic, gelombang yang dibiaskan mungkin tampak "bengkok", sedangkan gelombang yang dipantulkan mungkin tampak "memantul kembali" dari suatu permukaan atau muka gelombang lainnya.

Meski umum terlihat sebagai lengkungan setengah lingkaran, pelangi sebenarnya adalah lingkaran penuh. Titik antisurya adalah pusat lingkaran.

Baca juga: Apa yang Menyebabkan Terjadinya Pasang Surut Air Laut? Berikut Penjelasannya

Orang yang berada di pesawat terkadang dapat melihat pelangi melingkar ini. Orang di darat hanya bisa melihat cahaya yang dipantulkan tetesan air hujan di atas cakrawala.

Karena cakrawala setiap orang sedikit berbeda, tidak ada seorang pun yang benar-benar melihat pelangi penuh dari permukaan tanah.

Menariknya, pelangi terlihat unik bagi masing-masing orang yang melihatnya. Faktanya tidak ada seorang pun melihat pelangi yang sama.

Ini karena setiap orang memiliki titik antisurya yang berbeda, setiap orang memiliki cakrawala yang berbeda.

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Hujan? Berikut Penjelasannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi