Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Flying Dutchman, Legenda Kapal Hantu yang Dikutuk untuk Berlayar Selamanya

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/grynold
Ilustrasis sejarah mitos kapal hantu Flying Dutchman.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Tidak hanya di daratan, lautan juga tidak terlepas dari sejumlah takhayul dan mitos, salah satunya adalah kapal hantu Flying Dutchman.

Flying Dutchman merupakan nama sebuah kapal berhantu yang selalu dianggap sebagai pertanda nasib buruk jika menjumpainya.

Kisah tentang kapal berhantu ini diketahui berasal dari legenda atau cerita rakyat masyarakat eropa.

Dikutip dari laman Encyclopedia Britannica, Flying Dutchman, dalam legenda maritim Eropa, merupakan kapal hantu yang ditakdirkan untuk berlayar selamanya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 7 Mitos Spiritual tentang Kucing Hitam yang Jarang Diketahui

Menurut mitosnya, jika pelaut melihat kemunculannya, diyakini menandakan nasib buruk atau bencana yang akan segera terjadi.

Dalam versi yang paling umum, kapten Van der Decken mempertaruhkan keselamatannya dengan bersumpah secara gegabah untuk mengelilingi Cape of Good Hope (Tanjung Harapan) selama badai.

Sumpah tersebut membuatnya dikutuk, sehingga terjebak dan tinggal di laut untuk selamanya.

Sejalan dengan itu, dilansir dari laman Marine Insight, Flying Dutchman adalah bagian dari armada kapal Perusahaan Hindia Timur Belanda.

Ia membawa sutra, rempah-rempah, pewarna, dan barang-barang eksotis lainnya dari Asia ke Eropa. Kapal itu terjebak badai saat akan kembali ke Amsterdam.

Baca juga: Mengenal Asal Muasal Mitos Kucing Memiliki 9 Nyawa


Ada beragam pendapat tentang nama kapten Flying Dutchman. Menurut beberapa orang, Kaptennya adalah Hendrick Van der Decken.

Van Der Decken bekerja untuk Perusahaan Hindia Timur Belanda pada awal abad ke-17 dan merupakan salah satu dari dua orang yang diduga menjadi kapten Flying Dutchman.

Dalam pelayarannya ke Amsterdam, Van Der Decken berpikir untuk mendirikan pemukiman di dekat Cape of Good Hope di Afrika Selatan sebagai tempat istirahat dari arus deras.

Saat kapal mulai mengitari Tanjung, badai dahsyat melanda dan membuat kapal terancam terbalik. Kru mendesak Kapten untuk putar arah, namun ita memerintah untuk terus maju.

Baca juga: Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Negara-negara Skandinavia dan Nordik

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, sang kapten bersumpah akan berhasil melewati badai dan mengelilingi tanjung meski sampai hari kiamat.

Menurut mitosnya, hal tersebut membuat marah para dewa, yang kemudian menghukum jiwanya dengan menjebaknya di kapal untuk selamanya.

Dalam versi lain, iblis mendengarnya dan menghukumnya untuk berlayar selamanya dengan perahunya, dengan jalan keluar melalui cinta seorang wanita setia.

Untuk itu, Van der Decken hanya bisa berhenti berlayar setiap tujuh tahun sekali, untuk pergi ke darat dan mencari cinta sejati tersebut.

Baca juga: Sejarah di Balik Nama Union Jack, Julukan Bendera United Kingdom

Versi lain mitos Flying Dutchman

Cerita lain menyebutkan adanya perkelahian antara Kapten dan kelompok pemberontak atas yang akhirnya berakhir dengan terbunuhnya pemimpin pemberontak.

Setelah itu, kapalnya berbicara kepada sang Kapten tentang keputusannya untuk melanjutkan perjalanan, dan Kapten menjawab bahwa dia akan mencapai tujuannya hingga “Hari Pembalasan”.

Hal tersebut membawa nasib Flying Dutchman untuk mengarungi lautan selamanya bersama sekelompok orang mati yang menjadi hantu.

Baca juga: Mengapa Kawasan Eropa Utara Disebut Skandinavia?

Dalam cerita rakyat alternatif, Kapten kapal tersebut dikatakan melakukan aktivitas yang bersifat setan di kapal dan kesombongannya, saat menghadapi badai di Tanjung.

Itu mengakibatkan kapal tersebut terhempas dengan kejam ke dalam pusat badai daripada berusaha untuk berbalik arah.

Menurut versi cerita rakyat, Flying Dutchman dikutuk untuk berlayar di lautan tanpa pernah mencapai dermaga atau pelabuhan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi