KOMPAS.com - Unggahan tangkapan layar yang memperlihatkan pembalut yang disebut produk reject dijual di sebuah marketplace, ramai di media sosial.
Unggahan tersebut dimuat oleh akun X (Twitter) @convomf pada Jumat (12/10/2023).
Dalam tangkapan layar tersebut tertulis bahwa produk tersebut adalah pembalut reject atau repack. Artinya, barang tersebut memiliki cacat atau kerusakan sehingga tidak lolos uji kontrol kualitas.
"Is this fr ada yg jualan pembalut reject begini," tulis pengunggah.
Hingga Senin (16/10/2023), unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 3,7 juta kali dan mendapatkan lebih dari 1.500 komentar warganet.
Baca juga: Benarkah Menikah Bisa Menyembuhkan Nyeri Haid? Ini Kata Dokter
Respons warganet
Beberapa warganet turut berkomentar dalam unggahan tersebut. Beberapa di antaranya mengatakan bahwa produk tersebut sudah rusak dan tidak layak pakai.
"Seriusan masih ada yang berani pake pembalut kayak gini?" tulis akun @martabakismissu.
"Reject kan brati barang rusak, knapa dijual lagi anjir, Perusahaan yg jual udah sesuai SOP nya padahal tp org org aneh gini jual hal sampah gini:(" tulis pemilik akun @Ccookk_.
"Itu bukan pembalut yg udah dipake, tapi pembalut yg direject karena kesalahan produksi. Biasanya memang dijual murah misa 25k dpt 100pcs, soalnya seharusnya itu gaboleh keluar dri pabrik. Emang aslinya kadang ga layak pake, tapi knpa masih banyak pembelinya? Karena ngga smua masyarakat indonesia itu mampu beli pembalut yang memang layak," kata akun @Seantara_.
Lantas, benarkah pembalut reject sudah tidak bisa dipakai dan adakah bahayanya?
Baca juga: Haid Tak Teratur Saat Diet, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya Menurut Dokter Boyke
Penjelasan dokter
Spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) dari RS Brawijaya Antasari, Dinda Derdameisya mengatakan, untuk pembalut yang dicuci ulang (non disposable) yang biasa terbuat dari kain boleh digunakan asalkan dicuci bersih.
Namun, penting untuk memperhatikan cara mencuci serta cairan pencucinya agar tidak mengiritasi kulit di sekitar vagina.
Disposable adalah jenis pembalut yang bisa langsung dibuang, sedangkan yang reusable bisa digunakan kembali.
"Gak ada bahayanya asal dicuci bersih. Dan perhatikan juga cairan pencucinya, jika kulitnya sensitif bisa mengiritasi," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (13/10/2023).
Kendati demikian, untuk pembalut disposable yang sudah kedaluwarsa ataupun pembalut reject tentu tidak boleh digunakan lantaran tidak lulus quality control (QC).
"Asumsinya karena tidak memenuhi standar keamanan pengguna, karena dari pabriknya aja tidak lulus seleksi kan," ungkapnya.
Dinda melanjutkan, terkait dengan bahayanya, ia tidak dapat menjamin terkait keamanan dan kebersihan dari pembalut reject tersebut.
Baca juga: Trending soal Pembalut, Berikut Sejarah, Cara Memilih hingga Haruskah Pembalut Dicuci?
Tetep jaga kebersihan dengan rutin mengganti pembalut
Selain itu, Dinda menegaskan agar pemakai tetap harus menjaga kebersihan serta sering mengganti pembalut.
Penggantian pembalut tergantung pada seberapa deras haid saat itu. Akan tetapi, secara umum pembalut harus diganti setiap 3-4 jam dalam sehari.
Hal ini lantaran beberapa orang terkadang memiliki kulit yang sensitif dan mudah mengalami iritasi, keputihan, hingga mungkin gatal di kulit.
Baca juga: Ramai soal Durasi Ganti Pembalut yang Benar Saat Menstruasi, Benarkah Setiap 4 Jam Sekali?
Kelebihan dan kekurangan pembalut
Dikutip dari Kompas.com (29/1/2022), ada beberapa kelebihan pembalut, berikut ini beberapa di antaranya:
- Memiliki banyak pilihan sesuai perubahan dari aliran darah dan aktivitas.
- Mengganti pembalut berkali-kali dalam sehari lebih mudah dari pada tampon dan menstrual cup.
- Pembalut lebih mudah digunakan dan lebih mudah mengecek apakah isinya sudah penuh untuk segera diganti.
- Pemakaiannya di luar, jadi tidak perlu memasukkan apa pun ke dalam vagina.
- Pembalut bisa dipakai semalaman saat tidak sedang deras-derasnya haid.
Di sisi kain, pembalut sekali pakai juga memiliki kekurangan yang penting untuk diketahui, meliputi:
- Pengguna pembalut tidak bisa berenang karena pembalut bisa basah kuyup dan terlepas dari pakaian dalam.
- Meskipun ada jenis pembalut sekarang lebih tipis dari sebelumnya, tetapi menggunakan pembalut lebih mungkin terlihat saat kita memakai pakaian ketat.
- Pembalut dapat bergeser dari tempatnya dan berkerut saat wanita aktif beraktivitas. Sehingga berpotensi tembus dan menodai pakaian.
- Memiliki masalah lingkungan, seperti tampon karena hanya sekali pakai.