Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Perang Besar di Abad Ke-21 yang Menelan Ratusan Ribu Korban Jiwa

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/dr_evil
Ilustrasi perang besar abad ke-21.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Perang telah menjadi bagian yang tak terlepaskan dari sejarah peradaban umat manusia sejak zaman dahulu.

Ada banyak alasan mengapa perang bisa terjadi, mulai dari masalah sosial, kepemimpinan pemerintahan yang buruk, pemberontakan, sumber daya alam, hingga sengketa wilayah.

Dan seperti kebanyakan perang, mayoritas yang menjadi korban dalam perang adalah masyarakat sipil yang tidak bersalah.

Ada banyak perang yang yang pernah terjadi di dunia, mulai dari perang kecil antar wilayah hingga perang besar seperti Perang Dunia I dan II.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sepekan Ketegangan Hamas-Israel, 6.000 Bom Diledakkan di Gaza, Seruan Penghentian Perang Terus Menggema

Berikut ini adalah daftar 5 perang besar yang pernah terjadi di abad ke-21:

1. Perang Kongo Kedua

Dikutip dari laman the Borgen Project, Perang Kongo Kedua (1998-2003) adalah salah satu perang paling mematikan dalam sejarah, terlebih dalam sejarah Afrika modern.

Genosida di Rwanda, penggulingan dan kematian Presiden Zaire Mobutu Sese Seko, dan perselisihan etnis antara masyarakat Hutu dan Tutsi merupakan faktor-faktor yang berkontribusi langsung terhadap Perang Kongo Kedua.

Perang ini berlangsung selama kurang lebih 5 tahun dan menyebabkan kematian sekitar 5,4 juta orang.

Meskipun genosida menimbulkan banyak korban jiwa, faktor penyakit dan kelaparan yang disebabkan oleh perang juga ikut bertanggung jawab.

Baca juga: Daftar Negara Pemenang Perang Dunia I, Mana Saja?

2. Perang saudara Suriah

Dilansir dari laman Britannica, ketika Arab Spring melanda Timur Tengah dan Afrika Utara, pemberontakan rakyat menggulingkan rezim otoriter terjadi di Tunisia, Libya, Mesir, dan Yaman.

Namun di Suriah, Presiden Bashar al-Assad menanggapi protes tersebut dengan kombinasi konsesi politik dan peningkatan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri.

Itu mengakibatkan perang saudara yang menyebarkan kekerasan ke negara tetangga Irak dan menyediakan lahan subur bagi kelompok militan.

Setidaknya 470.000 kematian disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh perang, Pada 2022, PBB memperkirakan pertempuran tersebut memakan korban jiwa lebih dari 300.000 warga sipil.

Baca juga: Mengenal Sejarah dan Latar Belakang Perang Dingin

3. Konflik Darfur

Pada awal 2003, sekelompok pemberontak melawan rezim Presiden Sudan Omar al-Bashir yang berbasis di Khartoum.

Mereka mencetak serangkaian kemenangan penting melawan militer Sudan. Pemerintah Sudan melengkapi dan mendukung milisi Arab yang kemudian dikenal sebagai Janjaweed.

Janjaweed melakukan kampanye terorisme dan pembersihan etnis yang ditargetkan terhadap penduduk sipil Darfur, menewaskan sedikitnya 300.000 orang dan membuat hampir tiga juta orang mengungsi.

Baru pada tahun 2008 pasukan penjaga perdamaian gabungan PBB dan Uni Afrika mampu memulihkan ketertiban di wilayah tersebut.

Baca juga: Sejarah Runtuhnya Uni Soviet dan Kemerdekaan Negara-negara Pecahannya

4. Perang Irak

Pada 20 Maret 2003, Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan ke Irak. Perang berikutnya terjadi dalam dua fase yang berbeda.

Pertama, perang konvensional satu sisi yang singkat, di mana pasukan koalisi menderita kurang dari 200 korban jiwa hanya dalam waktu satu bulan operasi tempur besar.

Kemudian pemberontakan yang berlanjut selama bertahun-tahun dan memakan korban puluhan ribu nyawa.

Pada saat pasukan tempur AS ditarik pada bulan Agustus 2010, diperkirakan lebih dari 4.700 tentara koalisi telah terbunuh.

Setidaknya 85.000 warga sipil Irak juga terbunuh, tetapi beberapa perkiraan memperkirakan jumlah totalnya jauh lebih tinggi.

Baca juga: Ketegangan di Jalur Gaza, Berapa Jumlah Pasukan Hamas?

5. Perang saudara Yaman

Diberitakan BBC News World, pemberontakan rakyat di Yaman memaksa presiden, Ali Abdullah Saleh, untuk menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabbuh Mansour Hadi.

Namun, presiden baru ini kewalahan dengan masalah ekonomi Yaman, dan masalah keamanan. Kelompok Houthi kemudian memanfaatkan kondisi tersebut.

Pada awal tahun 2014, mereka menguasai provinsi Saada dan kemudian merebut ibu kota negara, Sanaa. Itu memaksa Presiden Hadi melarikan diri ke luar negeri pada Maret 2015.

Pada akhir tahun 2021, PBB memperkirakan lebih dari 375.000 nyawa telah hilang akibat perang dan juga penyebab tidak langsung, seperti kelaparan dan penyakit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi