Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Obat untuk Penderita OCD Bisa Menyebabkan Kenaikan Berat Badan?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Ady Prawira Riandi
Aktor peran Aliando Syarief kembali tampil dalam serial A+ setelah vakum karena mengidap OCD.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Unggahan warganet yang memperlihatkan foto Aliando Syarief, salah satu aktor Indonesia yang mengalami perubahan bentuk badan akibat dari obsessive compulsive disorder (OCD) ramai di media sosial.

Salah satu akun yang mengunggah hal tersebut adalah akun X (Twitter) @tanya*** pada Selasa (16/10/2023).

"Emang kalo obat psikiater kek OCD itu ngaruh ke postur kek BB gt ya? aku kaget liat Aliandooo skg, udah lama bgt ga liat aku baru tau jg kalo dia sakit OCD," tulis pengunggah.

Hingga Rabu (17/10/2023) sore, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 2,2 juta kali dan mendapatkan lebih dari 1.500 komentar dari warganet.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ramai soal Sering Cuci Tangan Disebut Gejala OCD, Benarkah?

Aliando sebelumnya memang mengaku mengidap OCD hingga membuatnya mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

"Saya kena OCD, makanya kenapa enggak keluar dua tahun dan maksudnya jangan sampai ada berita aneh-aneh juga karena yang akurat berita langsung dari akunnya Ali ini," ujar Aliando, dikutip dari Kompas.com (28/1/2022).

Selain itu, Aliando pun mengatakan bahwa dirinya kini sedang menjalani terapi untuk menyembuhkan OCD yang dideritanya itu.

Lantas, benarkah pengobatan OCD bisa memberikan efek samping penambahan berat badan?

Baca juga: Dialami David Beckham, Ini Gejala dan Cara Mengobati OCD


 Baca juga: Ramai soal Boneka Barbie Down Syndrome, Berapa Harganya?

Efek samping konsumsi obat OCD

Dokter Divisi Psikiatri Komunitas, Rehabilitasi, dan Trauma Psikososial, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM Gina Anindyajati mengatakan, pengobatan OCD biasanya menggunakan golongan Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor (SSRI).

Meskipun secara tradisional digunakan untuk mengobati depresi, penelitian menunjukkan SSRI juga merupakan obat yang paling efektif untuk OCD.

Selain itu, ia turut membenarkan, beberapa obat dari golongan tersebut dapat menyebabkan peningkatan berat badan, meskipun sifatnya ringan.

"Efek kenaikan berat badan ini juga hanya dialami oleh sekitar satu dari 10 orang yang mendapat pengobatan," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (17/10/2023).

Baca juga: Mengenal Sindrom Putri Tidur atau Sleeping Beauty Syndrome

Selain itu, Gina juga mengungkapkan, risiko penambahan berat badan ini dapat berlangsung bertahun-tahun, sepanjang penderita OCD masih mengonsumsi obatnya.

"Akan tetapi mekanismenya sendiri belum cukup jelas," lanjut dia.

Meski begitu, Gina menyampaikan bahwa pilihan pengobatan ideal yang harus dilakukan oleh pengidap OCD adalah kombinasi obat dan psikoterapi.

Baca juga: Apa Itu OCD? Ini Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Apa itu OCD?

Sementara itu, dikutip dari Mayo Clinic, OCD adalah salah satu penyakit gangguan mental yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran, ide, atau sensasi berulang yang tidak diinginkan (obsesif).

Pada akhirnya, ini akan membuat penderita OCD melakukan sesuatu secara berulang (kompulsif).

Penderita OCD biasanya akan melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang, misalnya mencuci tangan, memeriksa barang-barang, dan lainnya.

Baca juga: Ramai Pembahasan soal Fetish, Bagaimana Gejala, dan Penanganannya?

Perilaku atau tindakan yang berulang tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan terkait obsesi seseorang atau mencegah terjadinya sesuatu yang buruk.

Namun, melakukan hal-hal yang bersifat kompulsif tidak membawa kesenangan dan hanya memberikan kelegaan sementara dari kecemasan tersebut.

Tidak ada cara pasti untuk mencegah gangguan obsesif-kompulsif. Namun, seseorang bisa mendapatkan pengobatan untuk membantu mencegah OCD semakin parah dan mengganggu aktivitas serta rutinitas harian.

Contoh tanda dan gejala obsesi meliputi:

  • Takut terkontaminasi dengan menyentuh benda yang disentuh orang lain
  • Ragu bahwa telah mengunci pintu atau mematikan kompor
  • Stres yang hebat ketika objek tidak teratur atau menghadap ke arah tertentu
  • Pikiran tentang meneriakkan kata-kata kotor atau bertindak tidak pantas di depan umum
  • Gambaran seksual yang tidak menyenangkan
  • Menghindari situasi yang dapat memicu obsesi, seperti berjabat tangan.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Fetish dan Bagaimana Bisa Muncul?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi