Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perut Buncit atau Obesitas, Manakah yang Lebih Berbahaya?

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash
Olahraga untuk mencegah perut buncit
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Perut buncit adalah salah satu kondisi yang perlu diwaspadai.

Ini karena, tidak hanya menggangu penampilan, namun perut buncit juga dapat menyebabkan beberapa risiko kesehatan.

Dikutip dari Daily Mail, seseorang yang memiliki perut buncit, meskipun ia tidak mengalami kelebihan berat badan, dapat berisiko lebih besar untuk meninggal dunia akibat masalah jantung dibanding dengan orang yang mengalami obesitas pada umumnya.

Hal ini lantaran, perut buncit di sekitar pinggang menyebabkan penumpukan lemak yang berbahaya, salah satunya karena mengandung lemak jahat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, benarkah perut buncit lebih berbahaya dibanding dengan obesitas?

Baca juga: 7 Cara Jalan Kaki yang Ampuh Mengecilkan Perut Buncit


Baca juga: Tabel Berat Badan yang Disarankan untuk Pria Menurut Kemenkes

Bahaya memiliki perut buncit

Penelitian di AS menunjukkan, orang-orang yang tidak memiliki kelebihan berat badan, namun memiliki perut buncit, akan berisiko 2,75 kali lebih besar meninggal dunia akibat penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal dan lingkar pinggang proporsional.

Selain itu, mereka yang memiliki perut buncit juga berisiko 2,08 kali lebih tinggi mengalami kematian dini dari semua penyebab.

Tak hanya itu, orang-orang dengan berat badan yang sehat, namun memiliki banyak lemak perut juga berisiko mengalami penyakit jantung dibandingkan orang-orang yang umumnya mengalami obesitas.

Dalam hal ini, mereka berisiko 2,34 kali lebih besar dibandingkan mereka yang memiliki berat badan normal dan lingkar pinggang yang teratur.

Baca juga: Lari Vs Jalan Kaki, Mana yang Lebih Efektif Mengecilkan Perut Buncit?

Lemak di perut lebih berbahaya

Masih dari sumber yang sama menyebutkan bahwa lemak yang menumpuk di sekitar organ perut lebih berbahaya daripada lemak di pinggul.

Hal ini karena lemak aktif secara metabolik akan melepaskan lebih banyak bahan kimia beracun, dan inflamasi yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

"Kami tahu dari penelitian sebelumnya bahwa obesitas sentral itu buruk, tetapi apa yang baru dalam penelitian ini adalah bahwa distribusi obesitas sentral adalah hal yang buruk. Lemak sangat penting bahkan pada orang dengan berat badan normal," kata penulis senior studi ini dan ahli jantung di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, Dr Francisco Lopez-Jimenez.

Obesitas sentral ditandai dengan ukuran lingkar perut yang lebih besar dari normal.

Ia melanjutkan, mereka yang mengalami obesitas sentral memiliki angka kematian tertinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan kelompok yang dianggap obesitas berdasarkan indeks massa tubuh (BMI).

Baca juga: Bisa Picu Perut Buncit, Hindari 5 Kebiasaan Ini di Malam Hari!

Wanita memiliki risiko yang lebih besar

Sementara itu, penelitian yang dimuat dalam Journal of American Heart Association edisi 6 Maret 2020 yang melibatkan sekitar 500.000 orang di Inggris telah mengukur tubuh para peserta yang 55 persen di antaranya wanita berusia 40-69 tahun.

Kemudian, para peneliti melacak siapa saja yang mengalami serangan jantung selama tujuh tahun ke depan, menurut Harvard Health Publishing.

Selama periode tersebut, wanita yang memiliki berat badan lebih besar di bagian tengah tubuhnya memiliki risiko serangan jantung 10-20 persen lebih besar dibandingkan wanita yang tidak memiliki berat badan berlebih.

Bagian tengah tubuh ini diukur berdasarkan lingkar pinggang dan rasio pinggang-pinggul.

Kemudian, penelitian menyebutkan bahwa rasio pinggang-pinggul yang lebih besar menjadi faktor risiko serangan jantung yang lebih besar bagi perempuan dibandingkan laki-laki.

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa pria dengan perut buncit juga memiliki risiko yang sama besarnya dengan wanita.

Baca juga: Banyak Kasus Obesitas Berujung Kematian, Apa Sebabnya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi