Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Sebut 6 dari 9 Batasan Dilanggar Manusia, Bumi Tak Lagi Layak Huni

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Sayan Puangkham
Ilustrasi Bumi. Ilmuwan sebut manusia telah melampaui enam dari sembilan batasan planet yang membuat Bumi tak lagi layak huni.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Puluhan ilmuwan memperingatkan bahwa aktivitas manusia telah mendorong Bumi ke zona berbahaya yang mungkin tidak lagi cukup untuk mendukung kehidupan.

Dalam jurnal Science Advances (2023), 29 ilmuwan dari delapan negara menganalisis sembilan "batasan planet" yang harus dipenuhi agar Bumi tetap stabil dan layak huni.

Dikutip dari laman Stockholm Resilience Centre, sembilan batasan planet atau planetary boundaries tersebut mencakup:

  1. Perubahan iklim
  2. Perubahan integritas biosfer (hilangnya keanekaragaman hayati dan kepunahan spesies)
  3. Penipisan lapisan ozon stratosfer
  4. Pengasaman laut
  5. Aliran biogeokimia (siklus fosfor dan nitrogen)
  6. Perubahan sistem lahan (contohnya deforestasi)
  7. Penggunaan air tawar
  8. Muatan aerosol di atmosfer (partikel mikroskopis di atmosfer yang memengaruhi iklim dan organisme hidup)
  9. Pengenalan entitas baru.

Sayangnya, aktivitas manusia telah melampaui tingkat aman di enam batasan tersebut. Kondisi ini pun membuat planet Bumi keluar dari zona yang aman bagi umat manusia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hujan Terasa Semakin Jarang, Benarkah karena Pemanasan Global?


Baca juga: Benarkah Cincin Saturnus Akan Menghilang? Berikut Perkiraan Waktunya

Manusia melewati 6 dari 9 batas aman Bumi

Dilansir dari CNN, Rabu (13/9/2023), sembilan batasan atau ambang batas pertama kali ditetapkan dalam sebuah makalah pada 2009.

Poin-poin tersebut bertujuan untuk menetapkan serangkaian batas tertentu mengenai perubahan yang dilakukan manusia terhadap planet Bumi.

Dengan demikian, manusia dapat memulai upaya "penyelamatan", mulai dari menghilangkan polusi penyebab pemanasan global hingga membuka hutan untuk pertanian.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Suhu Panas di Indonesia dalam Beberapa Waktu Terakhir

Jika batasan ini terlampaui, menurut teori, risiko ketidakstabilan kondisi di Bumi akan meningkat secara dramatis.

Kegagalan memenuhi ambang batas juga menandakan Bumi telah bergerak jauh dari kondisi aman dan stabil, seperti yang terjadi sejak akhir zaman es terakhir, sekitar 10.000 tahun lalu (zaman Holosen) hingga awal revolusi industri.

Profesor oseanografi biologi di Copenhagen University, Denmark, Katherine Richardson mengatakan, batasan itu telah dirancang secara konservatif yang memungkinkan masyarakat memecahkan masalah sebelum mencapai "zona berisiko sangat tinggi".

Baca juga: Mengenal The Tale of Genji, Novel Tertua di Dunia

Fenomena cuaca ekstrem musim panas

Dia pun menunjuk fenomena cuaca ekstrem musim panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, hingga pemanasan global sebesar 1,2 derajat Celsius saat ini.

"Kami tidak mengira akan seperti ini pada suhu 1 derajat (Celsius). Belum ada manusia yang mengalami kondisi seperti yang kita alami saat ini," kata dia.

Sementara itu, menurut para ilmuwan, tiga dari sembilan batasan agar Bumi menjadi tempat layak huni masih dalam tahap aman.

Baca juga: Lapisan Ozon Berlubang Sebesar Dua Kali Antartika, Apa Dampaknya?

Namun, dua di antara batasan ini hampir melampui, yakni pengasaman laut atau penurunan pH laut selama beberapa dekade, serta jumlah aerosol di atmosfer.

Dikutip dari laman Scientific American, Rabu, batasan berupa penipisan lapisan ozon di Bumi menjadi satu-satunya yang tidak terancam.

Bahkan, kabar baiknya, berkat kerja sama internasional untuk menghapus bahan kimia perusak ozon, lapisan yang sempat menipis di atmosfer ini dapat berangsur pulih kembali.

Baca juga: Bagaimana Terbentuknya Minyak Bumi, Benarkah dari Fosil Dinosaurus?

Jadi peringatan keras untuk manusia

Richardson menjelaskan, melampaui batas-batas planet bukan berarti dunia telah mencapai titik kritis.

Namun, kondisi ini menjadi sinyal peringatan yang jelas terkait kesehatan planet Bumi.

Richardson pun menganalogikan kondisi planet dengan rekening bank, tetapi menggunakan mata uang berupa sumber daya Bumi yang digunakan manusia.

Saat umat manusia mulai melintasi batas-batas planet ini, maka saldo bank atau sumber daya akan menurun.

"Kita bisa berpesta, meski uang kita di bank semakin berkurang, tapi kita tidak bisa berpesta selamanya. Itulah situasi yang kita hadapi," katanya.

Baca juga: 6 Hewan Paling Lama Hidup di Bumi, Ada yang Bertahan Lebih dari 2.000 Tahun

Menurut para ilmuwan, melanggar satu batasan kemungkinan besar akan berdampak buruk pada batasan lainnya.

Misalnya, jumlah penyerapan karbon dioksida di atmosfer akan memengaruhi pengasaman laut.

Contoh lain, penebangan hutan atau deforestasi yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, akan memberikan dampak terhadap iklim yang sangat besar.

"Kemungkinan besar kita tidak dapat mencapai tujuan iklim yang telah diadopsi oleh komunitas internasional tanpa (pada saat yang sama) menghormati batasan deforestasi," ungkap Richardson.

Baca juga: Berapa Jumlah Manusia yang Pernah Tinggal di Bumi?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi