Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Dua Porsi Daging Merah Seminggu Tingkatkan Risiko Diabetes

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock/Chatham172
Mengonsumsi dua porsi daging merah dalam seminggu meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Mengonsumsi dua porsi daging merah selama seminggu dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

Studi terbaru yang terbit dalam The American Journal of Clinical Nutrition itu menunjukkan, peningkatan risiko bahkan mencapai 62 persen.

Para penulis studi dari Harvard TH Chan School of Public Health Amerika Serikat menambahkan, risiko tampaknya meningkat seiring tingginya konsumsi daging merah.

"Dan ini berlaku untuk daging merah olahan dan tidak diolah," kata penulis utama dari Departemen Nutrisi, Xiao Gu, dikutip dari WebMD, Jumat (20/10/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan demikian, daging merah yang dimaksud berlaku pula untuk hasil olahan, seperti sosis, daging burger, hotdog, atau lainnya.

Baca juga: Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh jika Makan Daging Tiap Hari


Hubungan makan daging merah dan diabetes

Gu mengungkapkan, daging merah biasanya tinggi lemak jenuh dan rendah lemak tak jenuh ganda.

Berdasarkan penelitian, lemak jenuh dapat menurunkan fungsi sel beta pankreas yang memiliki tugas menghasilkan hormon insulin.

Insulin sendiri merupakan hormon yang berguna menurunkan kadar gula dalam darah dengan cara menyimpan kelebihan gula dalam hati.

Namun, turunnya fungsi sel beta pankreas akan berimbas pada sensitivitas insulin, sehingga mengakibatkan diabetes tipe 2.

Baca juga: Gigitan Kutu Bisa Picu Alergi Daging Merah, Apa Gejalanya?

Selain itu, Gu melanjutkan, daging merah juga memiliki kandungan zat besi heme, zat besi yang berasal dari hemoglobin hewan dalam jumlah tinggi.

"Yang meningkatkan stres oksidatif dan resistensi insulin, serta merusak fungsi sel beta melalui produk sampingannya berupa senyawa oksida nitrat," kata Gu.

Khusus daging merah olahan seperti sosis, juga terdapat kandungan nitrat dan produk sampingannya yang tinggi.

"Yang menyebabkan disfungsi sel dan resistensi insulin," lanjut Gu.

Temuan ini cukup mengejutkan lantaran daging merah menjadi makanan sebagian masyarakat, terutama di negara-negara barat.

Bukan hanya menjadi tantangan kesehatan serius, diabetes tipe 2 juga memperbesar risiko penyakit kardiovaskular, ginjal, kanker, dan demensia.

Baca juga: Potongan Daging Masih Bergerak-gerak padahal Siap Diolah, Apa Penyebabnya?

Hasil penelitian selama 36 tahun

Dilansir dari laman Study Finds, Jumat, untuk mencapai kesimpulan tersebut, tim peneliti telah mengevaluasi data kesehatan dari 216.695 partisipan.

Tim memantau kebiasaan makan mereka menggunakan kuesioner frekuensi makanan setiap dua hingga empat tahun dalam kurun waktu 36 tahun.

Selama jangka waktu tersebut, lebih dari 22.000 peserta studi didiagnosis menderita diabetes tipe 2.

Data tersebut mengungkapkan adanya hubungan erat antara konsumsi daging merah, baik dalam bentuk olahan maupun tidak, dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.

Mereka yang paling banyak mengonsumsi daging merah menghadapi peningkatan risiko sebesar 62 persen daripada peserta yang mengonsumsi paling sedikit daging merah.

Baca juga: Benarkah Daging Merah Membahayakan Jantung?

Satu porsi tambahan daging merah olahan setiap hari juga dikaitkan dengan peningkatan risiko sebesar 46 persen.

Sedangkan, satu porsi tambahan daging yang tidak diolah berkorelasi dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 sebesar 24 persen.

Namun, analisis lebih lanjut menemukan, mengganti porsi daging merah setiap hari dengan kacang-kacangan dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 30 persen.

Mengganti daging merah dengan produk susu juga berimbas pada penurunan risiko sebesar 22 persen.

"Mengingat temuan kami dan penelitian lain sebelumnya, batasan sekitar satu porsi daging merah per minggu adalah hal yang masuk akal bagi yang ingin mengoptimalkan kesehatan dan kesejahteraan," ujar penulis senior serta profesor epidemiologi dan nutrisi, Walter Willett.

Para peneliti studi juga menyoroti banyaknya manfaat dari memilih sumber protein nabati atau protein yang berasal dari tumbuhan.

Selain manfaat kesehatan, mengonsumsi sumber protein nabati juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, melawan perubahan iklim, serta menawarkan manfaat lingkungan lainnya.

Baca juga: Daging Alot Disebabkan karena Kondisi Sapi yang Stres, Benarkah?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi