Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Sutan Sjahrir? Tokoh Politik Muda yang Dikaitkan dengan Pencalonan Gibran sebagai Cawapres

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Sutan Sjahrir adalah pelopor Diplomasi Beras
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Salah satu tokoh Pahlawan Nasional Indonesia, Sutan Sjahrir belakangan beberapa kali disebut-sebut oleh tokoh publik.

Namanya dikaitkan dengan tokoh pemimpin yang berusia di bawah 40 tahun. Saat itu Sutan Sjahrir berhasil menduduki jabatan sebagai perdana menteri pada usia 36.

Nama Sutan Sjahrir pertama kali disebut dalam sidang pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) oleh Hakim MK Guntur Hamzah, Senin (16/10/2023).

Tak hanya itu, tokoh Sutan Sjahrir kembali disebut dalam pidato Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto saat mengusung Gibran Rakabuming Raka, wali kota Solo sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Prabowo Subianto.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kenapa Partai Golkar berpikir anak muda? Kita punya sejarah, contohnya Sutan Sjahrir menjadi PM pertama sejak Indonesia diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta. Umur Sutan Sjahrir 36 tahun. Dan Sutan Sjahrir adalah Kepala Eksekutif atau kepala pemerintahan," kata Airlangga, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (21/10/2023).

Baca juga: Melihat Manuver Politik Gibran Jelang Pemilu 2024...

Lantas, siapa sosok Sutan Sjahrir?

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Kudeta Pertama di Indonesia Saat Sutan Sjahrir Jadi Perdana Menteri

Profil Sutan Sjahrir

Sutan Sjahrir lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat pada 5 Maret 1909.

Dia merupakan putra dari pasangan Mohammad Rasad dan Puti Siti Rabiah. Mereka merupakan keluarga terpandang di Sumatera. Ayahnya merupakan penasihat Sultan Deli dan kepala jaksa di Medan.

Dilansir dari Kompas.com (2021), Syahrir menyelesaikan pendidikannya di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) atau Sekolah Menengah Pertama pada zaman kolonial Belanda.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan ke sekolah lanjutan atas (AMS) di Bandung, sekolah termahal di Hindia Belanda.

Baca juga: Spesifikasi dan Kecanggihan KRI Bung Tomo-357, Kapal Perang TNI AL

Di masa sekolah itu, Syahrir mendirikan sekolah Tjahja Volksuniversiteit atau Cahaya Universitas Rakyat dari uang hasil pementasannya sebagai anggota Himpunan Teater Mahasiswa Indonesia (Batovis).

Dia juga menghabiskan waktunya untuk membaca buku-buku terbitan Eropa.

Pada 1929, Sjahrir kembali melanjutkan pendidikannya di Universitas Amsterdam. Dia kemudian menjadi mahasiswa hukum di Uniersitas Leiden. Masa pendidikan itu diambilnya dalam pengasingan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Kudeta Pertama di Indonesia Saat Sutan Sjahrir Jadi Perdana Menteri

Terlibat pergerakan politik

Saat menjadi mahasiswa di Belanda, Sjahrir terlibat aktif dalam organisasi pergerakan Perhimpunan Indonesia (PI), sebuah organisasi pelajar Indonesia di Belanda.

Saat itu, Sjahrir yang masih berusia masih muda menjadi sekretaris Perhimpunan Indonesia.

Selama masa kuliahnya, Sjahrir menjadi lebih dekat dengan aktivis kemerdekaan, yaitu Mohammad Hatta yang tidak lain adalah pemimpin PI.

Dia juga menjadi pendiri Jong Indonesia (Himpunan Pemuda Nasionalis) pada 20 Februari 1927. Jong Indonesia kemudian berubah nama menjadi Pemuda Indonesia dan menjadi cikal bakal kongres Sumpah Pemuda pada 1928.

Baca juga: Profil Wakil Presiden RI: Mohammad Hatta (1945-1956)

Dilansir dari Kemendikbud, nasionalisme Sjahrir pertama kali tumbuh saat dirinya mendengar pidato Dr Tjipto Mangunkusumo.

Saat itulah, untuk pertama kalinya Syahrir terpukau dengan semangat kebangsaan. Ia mulai aktif dalam perkumpulan pemuda kebangsaan.

Pengalamannya dalam berorganisasi di sekolah membawanya terjun kedalam dunia politik ketika itu.

Pada 1931, Sjahrir kemudian memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan berhenti kuliah.

Hal ini karena pengawasan pemerintahan kolonial Belanda yang semakin ketat.

Setibanya di tanah air, dia menikah dengan Siti Wahyunah pada 1951 dan dikaruniai 2 orang anak bernama Kriya Arsyah Syahrir dan Siti Rabyah Parvati Syahrir.

Baca juga: Mengenang Sosok Bung Hatta, dari Sepatu Bally hingga Tak Mau Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

Karier politik Sutan Sjahrir

Masih dari sumber yang sama, Sjahrir sempat bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI Baru) yang diketuai diirnya pada 1932.

Sjahrir juga sempat menajdi ketua Kongres Kaum Buruh Indonesia setelah tulisa-tulisannya tentang buruh dituangkan di berbagai majalah. Dia juga tergabung dalam pergerakan buruh.

Di masa kependudukan Jepang, Sjahrir juga terlibat pergerakan 'bawah tanah', Saat itu, dia mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia pada 15 Agustus 1945.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bung Karno dan Hatta Diculik ke Rengasdengklok

Namun Soekarno dan Hatta menolak hal tersebut sehingga membuat kaum muda menculik Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945.

Pascakemerdekaan Indonesia, Sutan Syahrir ditunjuk oleh Presiden Soekarno sebagai Perdana Menteri pertama Indonesia.

Dia menjadi perdana menteri termuda di dunia yakni berusia 36 tahun.

Sjahrir juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri ketika Indonesia baru saja merdeka.

Baca juga: Tanggapan soal Putusan MK dari Jokowi, Gibran, Anies, dan Ganjar

Akhir hayat Sutan Sjahrir

Sutan Sjahrir meninggal dunia saat berobat di Zurich Swiss pada 9 April 1956 karena mengalami stroke.

Sebelumnya, dia sempat diangkap dan dipenjarakan tanpa diadili pada 1962-1965. Hal ini menyusul kegagalan Partai Sosialis Indonesia yang gagal mendapat suara dalam pemilihan umum pertama di Indonesia, 1955.

Di tahun meninggalnya Sjahrir, dia kemudian dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui Keppres Nomor 76 Tahun 1966.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Hari Lahir Soekarno, Presiden Pertama RI

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi